This Drama; Girl

68 11 0
                                    

"Sudah berapa kali saya bilang, jangan bikin ulah lagi, Beomgyu!"

Pria berjas hitam dengan garis wajah yang tegas itu berjalan mengitari Beomgyu, tiap kali ia berbicara, telunjuknya menekan dada kiri anaknya yang baru-baru ini katanya terlibat dalam pencurian jawaban untuk ulangan.

Ia tak habis pikir, setahunya Beomgyu merupakan anak yang cerdas beberapa tahun belakang, mengapa sekarang remaja ini menjadi pembangkang?

"Sekali lagi kamu buat ulah, saya gak akan segan untuk pindahkan kamu ke Busan!" hardiknya sekali lagi.

Beomgyu mendesis tertahan saat rahangnya terasa ngilu usai sang ayah mengancamnya dengan menarik dagunya keras. "Paham kamu?"

"Hm."

"Punya mulut? Bisa bicara 'kan, jawab Choi Beomgyu!"

"Iya Ayah," jawabnya dengan sedikit jengkel. Choi akhirnya melenggang pergi usai mencekoki anaknya itu dengan penuh bentakan.

Beomgyu mengepalkan tangannya, berusaha untuk tidak lepas kendali. Rencananya untuk kabur, hancur sudah hanya karena seseorang memergoki dirinya yang mengobrak-abrik laci milik Pak Seo.

Padahal ia hanya tidak sengaja menemukan lembar kunci jawaban itu. Dia tidak segila itu untuk kembali ke sekolah jam dua pagi hanya untuk mencuri lembar jawaban, yang benar saja?

Tapi, terlepas dari semua hal yang menimpanya hari ini, Beomgyu masih beruntung karena belum ada yang mengetahui tujuan awalnya kembali ke sekolah, melainkan ia jadi perbincangan panas seluruh angkatan karena video yang mana ia tampak membolak-balik lembar jawaban tersebar luas.

Mungkin setelah masalah pencurian jawaban ini selesai, dia harus menyelidiki siapa oknum kurang ajar yang asal merekamnya. Bahkan orang tersebut pasti tahu setelahnya Beomgyu sama sekali tidak menyentuh kunci jawaban itu.

Tak berselang lama setelah Ayahnya keluar dari ruang konseling, Pak Lee dengan tatapan mengintimidasinya datang lalu menyuruhnya kembali melanjutkan pelajaran ke kelasnya.

Ugh, Beomgyu amat benci lirikan mata Pak Lee yang seakan berkata bahwa tak lama lagi dirinya akan didepak dari sekolah ini. Yang mana, ia yakin Beomgyu tidak akan berhenti melakukan kenakalan fatal lainnya.

"Uh, aku tidak sabar melihat angka sempurna di lembar ujianmu, hahaha," ejek Hyunjin—siswa yang tak jauh berbeda dari dirinya yang sering berulah. "Kau pikir aku peduli?"

"Wah, berani jawab ya?" remeh Hyunjin. Maju selangkah lalu menarik kerah seragam Beomgyu, meremasnya lalu mengerahkan otot-ototnya hingga lelaki kurus kerontang itu kehilangan oksigen.

Anak-anak yang tadinya sibuk dengan urusan masing-masing tampak tertarik dengan kegaduhan di pojok kelas, apalagi oknum pembuat keributan kali ini adalah kedua murid yang sama-sama populer dengan banyaknya kasus kenakalan.

Entah itu membolos, merokok, berkelahi dengan guru, sisanya karena wajah mereka yang melebihi standar rupawan. "Aku tidak ada urusan denganmu!"

Lalu Beomgyu mendorong bahu Hyunjin sedikit kasar guna melepaskan cengkraman Hyunjin pada seragamnya yang kini menjadi kusut, sama seperti mukanya.

Lantas, adegan tonjok-menonjok yang diharapkan pupus seketika kala bel istirahat berdering dan para siswa lebih tertarik untuk makan daripada menyaksikan Pemuda Hwang dan Choi berkelahi.

InvisibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang