Vote & comment!!🕊️🕊️🕊️
Awan hitam pekat yang membendung kesedihan seolah tumpah bersama air yang jatuh mengalir.Meski dia menangis bukan karena kesedihan yang dia pendam. Cukup membantu dia menumpahkan semua yang dia tahan selama ini.
Syifa POV
Akhir nya hujan turun setelah suara halilintar yang menggelegar beberapa kali. Udara sejuk air hujan berbaur seolah tak memberi celah udara hangat bertahan. Seolah mengerti suasana hati yang butuh ketenangan. Menjadi peredam, memberi ketentraman.
Ku dengar pintu tertutup. Ku buka mata ku bersamaan dengan luruh nya air mata mengalir dari sudut mata yang sejak tadi ku tahan. Mendengar setiap kata yang ayah ucapkan dan sentuhan lembut ayah serta setetes air yang jatuh terasa menyentuh tangan ku.
Entah sejak kapan ayah datang yang pasti suara ayah dan usapannya menyentuh tangan ku, membuat aku terjaga dari tidur ku yang entah sejak kapan terlelap.
Sadar jika benar ayah yang sedang berdiri disamping ranjang ku. Membuat ku enggan membuka mata. Bukan karena marah, hanya saja aku tak tau harus seperti apa pada ayah. Aku sudah membuat ayah kecewa, membuat ayah marah, membuat ayah kesal, membuat ayah berteriak. Yah, itu ulah ku.
Setiap kata yang ayah ucapkan membuat hati ku terenyuh. Dengan suara lirih.. Lembut. Menyayat hati. Detak jantung bergemuruh. Menahan sesak didada dan tangis yang hampir tak bisa ku tahan, jika saja saat itu ayah tak segera keluar, mungkin saja kami akan menangis bersama.
'jangan tinggalkan ayah Syifa, ayah cuman punya Syifa, sayang' bisik ayah sebelum keluar kamar.
"Ayah. Syifa juga sayang ayah. Syifa juga cuman punya ayah yang bener-bener sayang Syifa" ucap ku lirih dengan isak tangis yang ku tahan dengan bekapan telapak tangan yang masih terasa perih.
Udara sejuk dan deru gemercik suara yang dipantulkan tetes air hujan pada permukaan tempat ia terjatuh, menemani tangis ku dan semua pikiran melayang tentang masalalu suram dan mengerikan.
Begitu perih saat ingat mama pergi karena kesalahan ku. Menambah sesak dada, bayangan yang selalu menghantui ku. Setiap adegan terekam jelas dalam ingatan seolah terpelihara dengan baik di dalam memori ku.
💕💕💕
Setelah sholat qiymulai aku tak tidur lagi, kali ini aku bangun telat dari biasanya. Aku mendengar pintu depan rumah di buka pertanda ayah keluar rumah untuk sholat subuh Berjamaah di masjid dekat rumah yang ada di ujung gang.
Setelah sholat subuh aku beranjak berinisiatif untuk membuat sarapan nasi goreng spesial untuk ayah dan sebagai tanda ucapan maaf pada ayah.
Aku sudah sering melihat ayah memasak. Jadi itu bukan hal yang sulit untuk ku. meski aku belum pernah memasak kecuali masakan sederhana seperti makanan jankfood mie instan, atau air panas saat ayah tak dirumah. Selebihnya ayah yang selalu memasak.
Aku membuka lemari es melihat isinya. Ada sawi, kol, wortel, telor, sosis ku tarik keluar dan meletakkan di atas meja kitchen set. Mengambil talenan dan pisau untuk memotong sayuran sawi, kol dan wortel yang sudah ku cuci bersih tak lupa sosis pun ku potong pipih bundar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta itu DIA
Teen FictionJatuh cinta! gak jauh-jauh dari kata sakit hati ... Patah hati. Apa yang lebih parah sakitnya dari putus saat lagi sayang-sayangnya?. Setelah berbunga-bunga karena ungkapan rasa Syifa pada kak Arkan diterima. tiga hari setelahnya, harus putus denga...