10. Cinta Karena Biasa

23 4 0
                                    

Keep reading the Holly quran first

🕊️🕊️🕊️🕊️🕊️

Kalau jatuh cinta pada pandangan pertama Itu benar ada.
Maka aku bukanlah orangnya..
Karena menurut ku cinta itu datang karena terbiasa..
Terbiasa bersamanya..
Terbiasa melihatnya..
Terbiasa dengan kehadiran nya..

️🕊️🕊️🕊️🕊️


Rayyan pov

tiga tahun terakhir selalu menghindarinya.. Saat aku tau apa yang aku rasa salah ... *ralat maksudnya takut zinah, setan bisa dengan mudah menang jika aku tak bisa menahan rasa. Ya kan?. Zinah mata, hati, apalagi kontak fisik. Syifa itu hobbynya ngebully sekaligus suka main fisik. Kadang suka refleks mukul.

Awalnya aku tak ingin tinggal di pesantren. Tapi atas bujukan Abi aku setuju.

Kejadian kemarin membuat semua orang khawatir. Kepergiaan si gadis biang kerok sekompleks perumahan yang entah kemana.

Tiba-tiba pulang diantar laki-laki ntah siapa. aku tak tau, bang Arkan yang menyambutnya.

Entah ada masalah apa mereka, terdengar jelas ada yang aneh dengan mereka. Syifa memang orang yang keras tapi dia sopan, apalagi dengan bang Arkan yang aku tau bagaimana dia memperlakukan bang Arkan dengan baik dan hormat. dan bang Arkan, dia bukan orang yang begitu peduli urusan oranglain terlebih jika itu Syifa.

Setelah cekcok dengan ayahnya. Dia tidak berbicara dan menjawab pertanyaan siapapun yang membujuknya. Tidak ayahnya ataupun bunda ku. mengurung diri dikamarnya sambil menangis sesegukan.

Aku yang terpaksa harus ikut membujuk Syifa untuk tenang. Setelah sekian lama tak berbicara dengan syifa rasanya aneh membujuk wanita itu. Dia masih sama, apapun dia ceritakan pada ku. kali ini pun sama, dia hanya menjawab pertanyaan ku. Membuat kami ikut lega, terlebih ayahnya yang terlihat khawatir dengan keadaan Syifa.

Kalau saja aku belum paham batasan seperti dulu, mungkin aku lah yang akan masuk kekamarnya untuk menenangkannya, bukan bunda.

Kami berteman dari kecil, Paud, TK sampai Sekolah Dasar sama-sama. karena rumah kami yang berhadapan, belum lagi bunda yang suka heboh ngurusin Syifa supaya satu sekolah dengan ku.

Umur kami hanya seling seminggu. Bahkan dari kecil orang bilang kami hampir seperti kembar karena kemana-mana bedua, ulangtahunpun hampir selalu dirayain Bareng-bareng. Bahkan tak jarang orang-orang kompleks menjodoh-jodohkan aku dengan Syifa. Aku mah santai aja, Syifa yang suka heboh gk terima.

Hari ini dia ulang tahun. bunda itu gak punya anak cewek jadilah, apa-apa Syifa diutamakan. Pagi-pagi udah minta temenin beli kue, dekor dinding belakang rumah yang menghadap taman, gak lupa beli kado juga pastinya.

Rasanya pengen minta bunda nikahin aku aja sama Syifa biar beneran si Syifa jadi anaknya bunda.

Hufft.. Masih terlalu kecil. baru juga lulus Tsanawiah. Mau dikasih makan apa dia, bisa aja sih bunda yang urus. Tapi nikah gak sebecanda itu, kan? 'Sabar Rayyan jodoh gak kemana!'.

"Kak Rayyan gak beli kado?" tanya bunda sambil merapihkan kadonya diatas meja bersama kue tiramissu kesukaan gadis itu dengan taburan bubuk coklat kopi diatasnya, coklat berbentuk papan bertulis 'Barakallah fikumrik de'Syifa' bersandar didinding kue, tak lupa beberapa lilin magic kecil dan lilin angka 15 berdiri diatas kue bersama irisan strawberry dan marshmallows diatas gundukan Cream dipinggiran kue.

Aku menempelkan balon-balon huruf 'HBD Syifa' yang baru ku tiup di dinding rumah ku. "udah bun" ucapku

Bunda manggut-manggut terlihat dari ujung mata ku. "abang kemana kak?"

"keluar tadi bun, kan pamit sama bunda tadi" ucap ku melirik bunda yang sudah duduk pasrah menempelkan pundaknya disofa santai yang menghadap taman.

"abi kapan pulang, bun?" ahh.. rindu abi rasanya.

"seminggu lagi kak, kenapa? Kangen?" bunda menatap ku, aku meninggalkan pekerjaan ku

"hmm" aku mengambil posisi yang sama duduk disamping bunda menghela nafas lelah. Ternyata dekor sesederhana ini bisa buat lelah juga.

"kakak mau lanjut kemana?" aku melirik bunda yang menatap ku serius.

"nah itu dia bun, Ray mau bilang sama abi"

"jangan bilang kakak mau lanjut sekolah biasa!" bunda mah lebay ekspresi nya, tatapannya serius banget menatap ku disampingnya. Marah apa kecewa?

"gak kok bun, Rayyan tetap lanjut diMadrasah. Lanjut mondok bun. gk papakan bun?" jawabku santai tapi ekspresi bunda malah jadi tambah aneh, kaek kecewa.

"hmm, bunda udah seneng tadi, kirain mau tinggal sama bunda lagi. Rumah sepi gak ada kamu" aku geleng-geleng kepala ke arah bunda, kirain tadi bakal marah karena aku gak lanjut mondok. Tapi tatapan bunda mulai sayu, sedih. Aneh!

"kan ada bang Arkan" mencoba menghibur bunda yang mulai curhat.

"bang Arkan mah sibuk kak, jarang dirumah. kalau dirumah juga banyak diam dikamar" bunda merenggut bersandar dibahuku. Beginilah Bunda manja, sering ditinggal suami nih, jadi manja sama anak-anaknya.

"ajakin keluarlah sama bunda" aku yakin bunda akan terus merengek begini. Walaupun bunda tak akan benar-benar memintaku untuk tinggal. Bunda hanya ingin berkeluh saja pada ku.

Bahkan ketika aku dipondok bunda seperti tak merindukan aku. Kalau aku telpon mau pulang libur seminggu, bunda pasti gak bolehin. Gimana aku percaya liat bunda merengek gini.

"susah abang mu itu"

Aku hanya tersenyum beranjak melanjutkan pekerjaan ku. Meninggalkan bunda yang merengut.

💕💕💕

🗓️tuba, 11desember2019
📌ig.rasama02
📌Ig.rsm_wattpad
🖇️CintaituDia

Maaf yah akak-akak, telat update..

Semoga gak kabur karena nunggu kelamaan...

Part kali ini lebih pendek🙏🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta itu DIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang