Don't forget to read the Holy Al-Qur'an first!
Vote and comment!!
💕💕💕
Sudah setengah jam berlalu sejak pertengkaran adumulut antara ayah dan Syifa yang berujung dengan tangis Syifa yang terus mengalun dari dalam kamar gadis itu.
Tok... Tok... Tok..
Lagi-lagi pintu di Ketuk dengan orang yang berbeda. Setelah ketukan ayah nya dan bunda Arkan yang tak di gubris Syifa sama sekali. Kali ini dengan terpaksa Rayyan ambil bagian membujuk nya.
"Syifa... Fa...!
"Syifa, udah dong. Ayah kamu cuman hawatir. Jangan nangis lagi" bujuk Rayyan mengetok pintu kamar Syifa terpaksa.Dia tak tega. Bagaimana pun dia tau Syifa orang yang apa adanya. Dia tak akan berbohong kalau bukan untuk hal yang baik atau terpaksa. Melihat Syifa menangis bisa diingat jelas oleh Rayyan. Hanya beberapa kali dia melihat gadis itu menangis.
Semua orang sampai heran gadis itu terlalu dewasa untuk anak seumuran nya. Pola pikir nya, ketenangan nya, cara bicara nya.
Mungkin tuntutan hidup nya lah yang membuat nya mandiri. Hidup tanpa mama nyaDia selalu menjaga kepercayaan ayah nya.
....
Tok.. Tok..tokk..
"Fa buka faa... Lo beneran nangis?" pertanyaan konyol Rayyan. Jelas-jelas suara tangis Syifa terdengar.
" Huaaaa! Gue yang salah. Semua orang selalu susah karena gue... Hikks.. Kakak lo juga. Hiks. Dia gak suka sama gue". Teriak Syifa yang masih menangis Menjadi jadi dengan sesegukkan. Akhirnya mau menjawab kata-kata yang di lontarkan Rayyan. Sahabat nya yang selalu menghadiri nya itu akhirnya mau berbicara dengan nya.
Bahkan Arkan yang berdiri bersandar di ambang pintu yang terhubung antara ruang tamu dan ruang keluarga ikut tersentak mendengar nama nya disebut.
"Gak ada yang suka sama gue. Gue nyusahin. Hiks.. Hiks.. Hiks.." dengan mudah Syifa mengeluarkan keluh kesah nya pada Rayyan yang ada di seberang pintu kamar nya.
"ngak Fa, gak ada yang susah" ucap Rayyan menenangkan.
"Kenapa harus mama? Kenapa bukan gue aja Ray?" ucap nya pelan. Napas nya tak beratur. Hati nya terasa begitu sakit dengan sesak didada yang Menjadi-jadi.
Semua orang tersentak kaget mendengar ucapan Syifa yang jelas terdengar didua ruangan itu. Kamar Syifa dan ruang keluarga. Miris. Ayah mengusap kasar wajah nya. merasa bersalah, dia sudah keterlaluan memarahi Syifa. Sampai gadis itu berpikir begitu.
Apa yang diucapkan gadis itu bukan lah suatu pilihan yang bisa ayah Syifa pilih. Syifa atau mama nya.
"Gak boleh ngomong gitu Fa, semua nya Care sama lo" ingat Rayyan pada ucapan Syifa. Mendengar sahabat rese nya sesedih ini.
"Elo juga gak suka sama gue!" bentak Syifa dengan nada yang sudah terdengar berbeda. Manja
"Kata siapa?" ucap Rayyan menahan senyum. Seperti nya Syifa sudah mulai tenang
"Lo gak pernah mau ketemu gue. Liat gue selalu kabur" ucap Syifa mulai curhat
"Hadeh.. Lo tu yah, bener-bener" Rayyan menarik nafas lega.
"Tu kan. Lo belum maafin gue" bentak Syifa kembali. Yang malah terdengar lucu oleh orang-orang yang mendengarkan obrolan mereka
"Gue udah maafin lo. Udah jangan nangis... Bunda nyariin lo" Rayyan tau mood Syifa sudah lumayan baikan
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta itu DIA
Teen FictionJatuh cinta! gak jauh-jauh dari kata sakit hati ... Patah hati. Apa yang lebih parah sakitnya dari putus saat lagi sayang-sayangnya?. Setelah berbunga-bunga karena ungkapan rasa Syifa pada kak Arkan diterima. tiga hari setelahnya, harus putus denga...