Bel istirahat pun mulai terdengar ke penjuru sekolah, raina gadis itu kini tengah merapikan alat tulis nya.
"Acha gak ke kantin?"tanya raina ketika melihat acha yang sibuk dengan buku novel millik nya.
"Engga deh rain, gue malas"ujar acha tanpa mengalihkan tatapan nya sedikit pun.
"Yaudah deh, raina ke kantin sendiri aja"raina pun mulai berjalan menuju kelas nya, namun saat di jalan ia bertemu dengan tiga orang cecurut. Mereka adalah 'alvin, arsen dan aland'.
"Halo neng imoed"sapa arsen.
"Eh, halo arsen"sapa raina kembali, kini ia sudah mengetahui nama pria tampan itu.
"Aduh suara nya bikin hati abang meleleh"gombal arsen dan membuat pipi raina merona.
"Arsen bisa aja"
"Rain, lo mau kemana?"tanya alvin mengalihkan pembicaraan.
"Huh ngalihin pembicaraan ae lu tong!"sela arsen tak terima.
"Raina mau ke kantin"jawab raina.
"Bareng aja yuk sama gue, males nih gue ama mereka nanti gue bisa ikutan gila!"alvin pun merangkul raina dan mengajak nya pergi.
"Iya dah, giliran udah tau cinta mah sahabat juga di lupain. Dede mah apa atuh abang"ujar aland mendramatis.
Berbeda dengan alvin dan raina yang kini tengah menjadi pusat perhatian para siswa, sebenar nya raina benci suasana seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, mau melarang pun tidak bisa toh mereka punya mata masing masing.
"Alvin jangan rangkul pundak raina dong, raina malu di liatin terus dari tadi"bisik raina.
"Biarin lah diliatin orang mereka punya mata"celetuk alvin.
Tak lama kemudian ada seorang perempuan yang menghalangi jalan mereka.
"Alvin!! OMG lo selingkuh ya dari gue lo jahat alvin!!"ujar perempuan itu seraya memukul dada bidang alvin.
"Gak usah bikin malu van!"ujar alvin malas. Ya perempuan di depan nya ini adalah vania, lengkap dengan kedua antek antek nya.
"Siapa yang bikin malu sih, aturan dia nih yang buat kamu malu. Berani berani nya dia jalan ama pacar orang!"ujar vania seraya menjauhkan jarak alvin dan raina.
"Gue udah berapa kali bilang sama lo hah? Bahwa gue bukan pacar lo!"tegas alvin.
"Alvin, kamu gak usah malu malu gitu dong. Hubungan kita tuh udah nyebar kemana mana tau!"ujar vania seraya bergelayut manja di tangan kekar alvin, dan itu membuat alvin merasa risih dan.. Jijik mungkin.
"Van, gue diam selama ini karna lo perempuan, gue diam selama ini karna gue menghargai lo sebagai kakak kelas gue. Tapi ternyata lo kalau di diemin terus makin ngelunjak ya?!"alvin menghempaskan tubuh vania kasar.
"Alvin, aku itu suka sama kamu! Kenapa kamu gak pernah nyadar itu sih alvin?!"bentak vania.
"Cinta itu gak bisa di paksain van, stop ngejar gue!"
"Gak, aku bakal terus ngejar kamu sampai kamu bisa jadi milik aku!"balas vania tak mau kalah.
"Cih, dasar perempuan murahan!"cibir alvin dan langsung pergi, tak lupa ia pun menarik tangan raina juga untuk pergi dari sana.
Sedangkan vania, gadis itu sangat murka ketika melihat kejadian yang ada di depan nya.
"Awas lo raina, gue akan kasih pelajaran untuk lo!"gumam vania dengan tatapan tajam setajam silet.
•••
"Alvin, alvin gak seharusnya gitu sama ka vania. Dia perempuan alvin dia punya hati, raina bisa ngerasain apa yang ka vania rasain karna raina juga seorang perempuan!"ujar raina, ia agak sedikit kecewa dengan sikap alvin tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Te Amo•✔ [On Going]
Teen Fiction[DIHARAPKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA KAREAN ADA BEBERAPA PART YANG DI PRIVATE!!!:)❤] Te Amo, satu kata yang indah bagi seorang gadis bernama Raina egalita wijaya, si gadis pecinta hujan. Bagi nya hujan adalah segala nya, hujan adalah sahabat nya dan h...