17. Sebuah Misi 2

103 15 1
                                    

Seorang gadis dengan keadaan yang di bilang sangat tidak wajar itu kini tengah duduk di sebuah kursi dengan kedua tangan dan kaki di ikat menggunakan tali, mulut nya di lakban menggunakan lakban berwarna hitam, rambut nya lusuh tidak tertata.

"Hmmpph"dia berusaha melepas ikatan itu namun hasil nya nihil.

"Mpph"gadis itu berteriak sebisa mungkin. Menangis, hanya itu yang dapat ia lakukan saat ini.

Brak

Pintu coklat yang terbuat dari kayu itu pun terbuka. Dan menampilkan sesosok misterius dengan pakaian serba hitam.

"Lo bisa diam gak?!"ujar nya dengan nada membentak.

Srek

Orang tadi melepaskan lakban hitam yang melekat pada mulut gadis itu secara kasar.

"Siapa lo?!"tanya nya.

"Siapa gue? Lo gak perlu tau siapa gue!"

"Maksud lo apaan hah nyekap gue kayak gini?!"

"Emang kenapa huh? Gak suka?. Takut, iya?"orang itu mengangkat gadis dagu itu secara kasar.

"Lo mau tau siapa gue kan?"

Orang misterius tadi perlahan mulai melepaskan topi dan masker mulut yang ia pakai.

"M..megan?"kaget gadis itu.

"Iya. Kaget lo?!"

"Maksud lo apaan megan? Gue punya salah apa sama lo?!"

"Salah lo? Banyak!"

"Seharusnya lo bisa mikir kesalahan lo sendiri shelya Adriana"ujar gadis yang diketahui bernama megan itu dengan seringai di wajah nya.

•••

Alvin dan raina saat ini sedang berada di sebuah taman kota. Malam ini adalah malam minggu, malam nya orang berpacaran. Bagi yang jomblo silahkan rebahan di rumah.

"Dingin gak?"tanya alvin, sebab raina hanya memakai cardigan tipis.

"Enggak kok."

"Alvin. Jalan yuk raina bosen di sini terus"

"Ayok"

Raina dan alvin pun berjalan menyusuri jalanan ibu kota yang ramai penduduk itu. Alvin menitipkan motor nya di tempat penitipan motor, ia sengaja melakukan hal itu agar bisa berlama lama dengan raina. Dasar tukang modus!

"Alvin. Ada permen kapas, raina mau beli yaa"

"Tapi rain ini udah malam. Kalau lo sakit gigi gimana?"tanya alvin khawatir.

"Masa gak boleh sih"raina mengerucutkan bibir nya sehingga terlihat sangat imut.

"Yaudah aku beliin deh. Jangan manyun lagi dong, jelek tau!"cibir alvin.

"Alvin jahat banget, masa bilang raina jelek sih. Raina kan cantik tau!"

"Iya deh raina nya alvin memang yang paling cantik"alvin mengacak gemas pucuk rambut raina.

Setelah itu mereka pun pergi ke sebuah kedai yang menjual permen kapas itu.

"Saya beli satu bang"ujar alvin.

"Sok atuh. Mau yang warna apa?"tanya pria paruh baya itu.

"Raina mau yang warna pink!"jawab raina antusias.

"Nih neng,"pria itu memberikan satu buah permen kapas kepada raina.

"Berapa bang?"tanya alvin.

"10k aja"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 26, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

•Te Amo•✔ [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang