Wattpad Original
Ada 8 bab gratis lagi

Part 1 - Falling in Love

75.9K 4.5K 431
                                    

"Hai, Selena! Sudah pulang?" Seorang kasir berseragam khusus butik, melambai melihat kedatangan temannya.

"Aku sudah menyelesaikan desain gaun terbaruku. Kata Pak David, aku boleh pulang cepat." Selena duduk di samping Dea, menyambar segelas jus alpukat yang tergeletak di sana.

"Kelihatannya Pak David tertarik padamu. Dia selalu bersikap baik di depanmu. Padahal, desainer-desainer sebelumnya selalu tidak betah bekerja padanya karena galak." Dea melirihkan suara di bagian terakhir kalimatnya.

Selena terkekeh. "Tidak mungkin."

"Lihat saja nanti. Lagipula pria mana yang tidak tertarik pada wanita cantik, pintar dan berbakat sepertimu?"

"Kau berlebihan."

Selena mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Hari itu, suasana butik cukup ramai pengunjung. Di sebelah kanan, dua orang remaja sibuk memilih dress warna putih, nampaknya mereka akan menghadiri sebuah pesta.

Sementara di sudut ruangan, seorang gadis terlihat asyik mencoba gaun panjang berpotongan rendah di bagian dada. Ia memutar tubuhnya di depan seorang pria dewasa yang usianya berada jauh di atasnya, mungkin mereka memiliki sebuah hubungan khusus.

Astaga! Jangan berpikir macam-macam, Selena! Apa pun hubungan mereka, itu bukan urusanmu! Lebih baik alihkan pandanganmu ke arah lain. Ya, ke arah pria yang sedang memilih dress wanita keluaran terbaru.

Sepertinya Selena tidak asing dengan wajah pria itu. Seketika ia ternganga begitu tahu siapa pria yang sibuk mencari dress wanita. Aldric Dasha Anderson! Wakil pimpinan Anderson Group, perusahaan besar yang bergerak di berbagai bidang.

Di usia 23 tahun, pria cerdas itu dikabarkan sudah lulus S2 dan saat ini membantu ayahnya mengendalikan perusahaan mereka. Selama ini Selena hanya bisa mengagumi wajah tampan perpaduan ras Indonesia—Amerika itu di koran dan televisi. Dan sekarang, ia bisa melihatnya dari dekat.

"Hem, sepertinya kau baru kali ini melihat Tuan Aldric secara langsung." Dea mencolek lengan Selena. "Kau tidak berkedip menatapnya."

"Dia terlihat lebih tampan saat dilihat dari dekat," ujar Selena tanpa mengalihkan pandangan. "Apa dia sering berbelanja di sini?"

"Ya, hampir setiap akhir pekan Tuan Aldric membeli gaun dan berbagai macam accessories."

"Untuk kekasihnya?"

"Bukan, setahuku untuk adik perempuannya."

"Jika dengan adik saja dia begitu sayang, apalagi jika dengan wanita yang dicintainya. Betapa beruntungnya wanita yang menjadi istrinya nanti."

"Ya, tapi sampai saat ini wanita yang beruntung itu belum nampak batang hidungnya," timpal Dea. "Kau tidak pernah mendengar berita tentang kekasihnya, bukan?"

"Bagaimana jika ternyata dia seorang gay?" Selena mengaduh saat sebuah cubitan mendarat di lengannya.

"Jangan bicara sembarangan, nanti dia mendengarnya."

"Demi Tuhan, aku tidak rela seandainya dia seorang gay. Lihat, betapa tampannya dia." Selena bertopang dagu, mengawasi tubuh tinggi tegap yang terbalut polo shirt hitam.

"Ya, terlebih rahang tegas yang ditumbuhi bulu-bulu halus dan tercukur rapi. Oh, Selena, aku benar-benar ingin membelainya," bisik Dea.

"Benar. Dan kau lihat otot-otot yang menyembul di lengannya? Dia terlihat seperti lelaki perkasa, bukan?"

"Tepat sekali. Apalagi kakeknya orang Amerika. Pernikahan antar benua memang selalu menghasilkan bibit unggul."

Pembicaraan mereka terhenti saat Aldric berjalan menghampiri meja kasir. Dengan wajah datar, pria itu menunjuk Selena.

Unwanted WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang