Jatuh cinta itu indah. Pepatah itu tidak selamanya benar. Kenyataannya Selena justru tersiksa karena jatuh cinta pada seorang pria yang tidak bisa diraihnya. Miris, bukan?
Seminggu sejak pertemuannya dengan Aldric, gadis itu terlihat seperti orang tidak waras. Tersenyum-senyum sendiri sembari melihat koleksi foto yang ia pajang di dinding. Yup, Selena nekat mencuri foto Aldric dari social media, lantas mencetak dan menjadikannya sebagai koleksi. Tidak hanya satu atau dua, melainkan lebih dari sepuluh.
Belum lagi koleksi artikel yang ia dapatkan dari koran. Digunting dan dijadikan sebuah kliping. Semua yang berkaitan dengan pengusaha muda itu selalu terlihat menarik di mata Selena. Masih beruntung, Aldric bukan seorang model pakaian dalam. Bisa dibayangkan jika sampai itu terjadi, mungkin Selena juga akan mengoleksi foto-foto panas milik Aldric. Oke, kali ini Selena terlalu berlebihan.
Selena mengusap wajah kasar. Bahkan untuk bekerja pun ia kehilangan fokus. Ditatapnya selembar kertas yang seharusnya menjadi tempat ia menggambar sketsa gaun pengantin. Hasilnya nihil. Memang, kertas putih itu tidak lagi kosong.
Akan tetapi, bukannya desain gaun yang terpampang di sana. Justru sketsa wajah Aldric lah yang berada kertas itu. Ya Tuhan, apa jadinya kalau David melihat hasil kerja Selena? Mungkin pria selaku owner butik itu akan memecat Selena detik itu juga.
"Selena!"
Pintu ruangan kerja Selena terbuka. Gadis itu tergagap, buru-buru menyembunyikan kertasnya di laci meja. Hampir saja!
"Ya, Pak? Ada yang bisa saya bantu?" Selena tersenyum kaku.
David duduk di hadapan Selena. "Hanya ingin bertanya tentang desain gaun pengantin yang terbaru."
"Eh maaf, Pak. Saya belum sempat menyelesaikannya." Selena berpura-pura sibuk membereskan berbagai lembaran kertas desain. Huft, habislah dia! Sepertinya David akan memarahinya. Ingat kata Dea tentang para desainer yang tidak betah bekerja pada David karena pria itu galak?
"Tidak masalah. Jangan buru-buru, yang penting hasilnya bagus."
Jawaban David berada di luar dugaan Selena. Mengembuskan napas lega, Selena mengambil selembar kertas baru dan bersiap memulai pekerjaannya. "Baik, Pak. Saya akan menyelesaikannya secepat mungkin."
"Ah ya, mungkin kau butuh refreshing. Apa nanti malam kau ada waktu? Bagaimana jika kita nonton di bioskop?"
Tawaran yang menggiurkan, tetapi sayang Selena tidak tertarik untuk berkencan dengan David. Sebenarnya David bukanlah pria jelek. Dia tampan, meski level ketampanannya berada di bawah Aldric. Barangkali Selena harus menyarankan agar David rajin melakukan fitness agar memiliki tubuh sempurna seperti pria pujaan Selena.
"Maaf, malam ini saya sudah ada janji dengan teman," tolak Selena secara halus.
David menampakkan raut wajah kecewa, tetapi pria berumur 27 tahun itu menutupinya dengan seulas senyum. "Oke, mungkin lain waktu."
"Sekali lagi, maaf, Pak." Selena memasang wajah sayu, berpura-pura menyesal karena tidak bisa memenuhi ajakan David. Padahal dalam hati diam-diam menjerit, kalau saja yang mengajaknya berkencan adalah Aldric.
"Santai saja. Oke, aku pergi dulu. Kalau desainnya sudah selesai, cepat berikan padaku."
Selena mengangguk dan mendesah lega setelah David keluar dari ruangannya. Ia bergegas membuka laci meja dan mengeluarkan kertas bergambar wajah Aldric. Tersenyum sembari mengusap sketsa itu. Ah, penyemangat hidupnya!
Lamunannya terhenti saat ponsel di dekatnya bergetar. Pesan singkat dari Dea. Hei, Selena! Vitamin mata datang!
Vitamin mata? Siapa lagi jika bukan Aldric? Selena keluar dari balik meja, berjalan menuju ke jendela yang menghubungkan ruangannya dengan ruangan utama tempat penjualan pakaian. Ia sedikit menyibak tirai jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Wedding
RomanceKebahagiaan Selena menikahi laki-laki yang ia kagumi sejak lama harus sirna, ketika tahu alasan Aldric menikahinya. Kesetiaannya pun kembali diuji ketika masalah anak hadir. **** Aldric Dasha Anderson, seorang pengusaha yang sukses memimpin perusah...
Wattpad Original
Ada 7 bab gratis lagi