"Selena! Lihat apa yang aku dapatkan dari Tuan Aldric!" Dea menampakkan wajah gembira di depan Selena.
"Kau mendapat banyak uang tip darinya?" tebak Selena.
"Bukan! Ini bahkan lebih menyenangkan dari uang."
"Lalu?"
"Ini." Dea menunjukkan selembar kertas.
"Hanya selembar kertas?"
Dea berdecak. "Ini bukan sembarang kertas. Dia menitipkan catatan ini untukmu."
Selena merebut kertas putih dari tangan Dea. Ia penasaran, kertas ajaib seperti apa yang membuat temannya melonjak seperti baru saja memenangkan lotre. Terlalu berlebihan, bukan? Tunggu! Selena mengerutkan dahi, ini untuknya?
Dibacanya tiga baris catatan bertuliskan nama dan alamat sebuah restoran bintang lima. Gadis itu semakin tidak mengerti.
"Apa maksudnya?"
Dea menepuk dahi gemas. "Ya ampun, gadis polos! Dia ingin mengajakmu berkencan!"
"Berkencan?" Selena shock mendengar kalimat Dea. Demi apa, Selena memang selalu berharap bisa berkencan dengan pria itu. Tapi ini seperti mimpi.
"Entahlah, mungkin dia ingin berkencan. Atau bisa juga dia sedang mencari desainer untuk merancang gaun pernikahannya."
Selena semakin lemas mendengar penuturan Dea. Merancang gaun pengantin? Yang benar saja, Selena belum siap untuk patah hati secepat ini.
"Jangan patah semangat!" Dea menepuk pundak Selena. "Lupakan cinta ataupun obsesimu! Ini kesempatan emas. Pertama, kalaupun Tuan Aldric hanya menginginkan desain gaun pengantin, artinya namamu akan semakin dikenal masyarakat luas. Dalam sekejap kau akan menjadi desainer ternama. Lalu kedua, siapa tahu Tuan Aldric akan terpesona pada kecantikanmu dan akhirnya memutuskan hubungan dengan calon istrinya."
Selena terduduk lesu di kursi. Matanya menatap tiga baris tulisan yang ditulis Aldric. Ah, sepertinya ia memang patah hati. Salah dia sendiri karena harus jatuh cinta pada seseorang seperti Aldric.
"Aku tidak akan datang," ucap Selena sembari bertopang dagu.
"Astaga, Selena! Kesempatan emas tidak akan datang dua kali!"
"Tapi aku belum siap patah hati, mengertilah."
"Masa bodoh! Sepulang kerja, aku akan ke apartemen dan mendandanimu secantik mungkin. Kau harus datang! Oke?"
Dan Selena hanya bisa melongo melihat punggung Dea menghilang di balik pintu. Kenapa justru Dea yang terlalu bersemangat? Sepertinya Selena memang tidak bisa menghindar dari pertemuan malam ini.
***
Selena meremas jemarinya saat pria bermata hazel itu menatapnya secara intens. Berkali-kali ia menundukkan wajah. Berada di hadapan pria dengan sejuta pesona seperti Aldric Dasha Anderson, membuat tubuh Selena terasa lemas.
Demi Tuhan, Selena tidak pernah membayangkan sebelumnya jika ia bisa berada sedekat ini dengan Aldric. Biasanya, ia hanya bisa mengagumi wajah berahang tegas itu di majalah, koran, ataupun televisi.
"Tidak perlu tegang begitu. Santai saja," ucap Aldric datar.
Selena mendongak dan tersenyum kaku. Bagaimana tidak tegang, sejak tadi ia mati-matian menetralkan debaran jantungnya. Oh, ayolah! Bagaimana perasaanmu seandainya kau duduk di hadapan pria yang diam-diam kau cintai?
Jatuh cinta pada pria sekelas Aldric? Anggaplah Selena memang gila. Dia hanya seorang fashion designer yang belum lama bekerja di salah satu butik terbesar di Jakarta. Sedangkan Aldric? Pria tampan dan mapan yang digandrungi hampir seluruh wanita di belahan bumi ini. Wake up girl! Mereka jauh berbeda seperti bumi dan langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Wedding
RomanceKebahagiaan Selena menikahi laki-laki yang ia kagumi sejak lama harus sirna, ketika tahu alasan Aldric menikahinya. Kesetiaannya pun kembali diuji ketika masalah anak hadir. **** Aldric Dasha Anderson, seorang pengusaha yang sukses memimpin perusah...
Wattpad Original
Ada 6 bab gratis lagi