Dada Selena terasa sesak. Sentuhan Aldric di pipinya membuat dia semakin tidak bisa mengontrol detak jantungnya. Ah, apa hati Selena terlalu mudah dibaca oleh Aldric? Bagaimana pria itu bisa tahu jika Selena mencintainya?
Dering ponsel di saku celana Selena memecah keheningan. Aldric melepaskan sentuhannya, mundur selangkah. Sementara Selena bergegas meraih benda pipih itu dan melihat layarnya, terpampang nama Dea di sana.
Selena melirik Aldric sebentar, ragu. Apakah ia harus menerima panggilan telepon di depan Aldric? Sepertinya tidak mungkin, karena saat itu Selena benar-benar ingin memaki Dea.
"Angkat saja," ucap Aldric. "Aku akan mengambil minuman untukmu."
Setelah Aldric pergi, Selena menggeser layar gawainya. Seketika, suara nyaring Dea terdengar di seberang sana.
"Hai, Selena! Maaf mengganggu. Kau sedang bersama pujaan hatimu?" Dea terkekeh.
"Pengkhianat kau, Dea!" seru Selena kesal.
"Pengkhianat apanya? Harusnya kau berterima kasih karena bisa berkencan dengan Tuan Aldric. Bukankah itu impianmu?"
"Aku tidak akan berterima kasih. Kau membuat hari liburku kacau. Apa saja yang kau katakan pada Aldric?"
"Tidak banyak, hanya bilang bahwa kau mencintainya."
"What? Kau gila!"
"Aku hanya mengungkapkan fakta. Ayolah, Selena! Lagipula dia tertarik padamu. Jika nanti kau sudah menikah dengannya, jangan lupakan jasaku. Bolehlah sekali-sekali mentraktirku makan di restoran bintang lima, atau tas branded dari luar negeri juga aku tidak menolak." Lagi-lagi Dea terkekeh.
"Pernikahan itu belum tentu akan terjadi, jadi jangan berpikir terlalu jauh."
"Ah ya, ngomong-ngomong kalian berkencan di mana? Di taman? Hotel? Apa kalian sudah berciuman? Bagaimana rasanya berciuman dengannya?"
"Deaaaaaaa! Aku tidak akan memaafkanmu! Oke, sampai besok! Aku akan benar-benar menghajarmu!"
"Tunggu, Selena! Aku belum selesai bica—"
Dan Selena pun memutuskan sambungan secara sepihak. Berterima kasih pada Dea karena kencan ini? Ya ampun, Selena sama sekali tidak sedang berkencan dengan Aldric. Yah meskipun tadi mereka berciuman.
Namun, Selena masih tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Ada banyak pertanyaan di benaknya. Terutama tentang alasan Aldric ingin menikahinya.
***
Selena dan Aldric berjalan bersisian menuju taman rumah. Selena ingin bertemu Anna, gadis yang begitu dibanggakan kakaknya. Ia memang sudah beberapa kali melihat Anna diperkenalkan oleh keluarganya di depan pers. Setelahnya, Anna tidak pernah lagi muncul di depan media.
"Aku sudah bercerita tentang keluargaku. Bagaimana dengan keluargamu? Mereka tidak tinggal di Jakarta?" tanya Aldric.
"Ayahku meninggal sejak aku SMA. Setahun kemudian, ibuku menikah lagi dengan pria berkewarganegaraan asing yang berusia lebih muda darinya. Dan setelah lulus SMA, aku memutuskan untuk kuliah sambil bekerja part time. Sedangkan ibuku pindah ke Australia bersama suami barunya."
"Kenapa kau tidak ikut dengan mereka?"
Selena menghela napas kasar. "Ayah tiriku bukan pria baik. Ketika Mama tidak di rumah, dia sering pulang membawa gadis lain. Sayangnya Mama lebih mempercayai suaminya ketimbang putrinya sendiri. Aku muak melihat pria itu, dan takut jika suatu saat dia berbuat tidak senonoh padaku."
Aldric meraih jemari Selena, menguatkan gadis itu. "Jadi kau sendirian?"
Selena mengangguk. "Aku anak tunggal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Wedding
RomanceKebahagiaan Selena menikahi laki-laki yang ia kagumi sejak lama harus sirna, ketika tahu alasan Aldric menikahinya. Kesetiaannya pun kembali diuji ketika masalah anak hadir. **** Aldric Dasha Anderson, seorang pengusaha yang sukses memimpin perusah...
Wattpad Original
Ada 3 bab gratis lagi