6

162 13 0
                                    

Jangan lupa Vote Komen dan Share ya..

Maapkan typo bertebaran..

Let's read..

∞∞∞


Vida

Febri menghampiriku, bertanya padaku. Sungguh aku bahagia. Kalian tau kenapa ? Iya, aku menyukainya.

Aku sangat mengaguminya sejak SMP, dulu kami satu SMP dia satu-satunya lelaki yang mau membantuku. Dulu aku dijahui karna ada yang bilang kalau aku itu orangnya gak baik.

Walau hanya pembicaraan singkat aku bahagia, aku sangat bahagia. Namun saat aku masuk kekelas, aku melihat dia dengan Ega.

Mesra.

Gambaran pertama yang aku lihat dari mereka. Seperti pasangan yang bahagia.

Entahlah sejak mereka ikut cerdas cermat mereka menjadi akur dan dekat. Jujur aku sedikit cemburu dengan itu. Tapi aku harus bisa bersikap biasa saja.

∞∞∞

Akhirnya apel pagi dilakukan, setelah kepala sekolah berpidato Ega dan Febri dipersilahkan kedepan untuk di berikan penghargaan.

Setelah itu, Ega segera pergi meninggalkan Febri membuat Febri kepo dan ingin mengikuti Ega.

Ternyata Ega pergi ke danau yang ada di belakang sekolah. Dia duduk dan menatap danau.

Febri ingin menghampiri namun rasa gensinya lebih besar daripada keinginannya, akhirnya dia pergi.

Namun saat ingin pergi, Febri tak melihat jika ada lubang yang sedikit tertutupi oleh ranting pohon, sampai-sampai dia terperosok.

" aaawww !" ucapnya kesakitan

Membuat Ega terkejut dan menghampiri Febri yang terduduk.

" ngapain lu kesini ?" tanya Ega

" gua tadi jalan-jalan !" bohong Febri

" kaki lu kenapa ?" tanya Ega

" udah tau luka malah banyak tanya lagi !" sinis Febri

Mendengar itu Ega menatap Febri sinis

" di sini itu hanya ada gua, bukannya baik-baikin gua malah sinis ke gua, bodo lah !" sinis Ega lalu pergi

" tliplek jangan pelgi dong jahat amat sama gua !" ucap Febri

" lu juga lembek amat jadi cowo, katanya pemain bola, biasa di jegal di lapangan, keprosok lobang aja lemah !" tutur Ega

" ya allah, gua juga manusia kali plek ! Bantu gua napa !" ucap Febri

Akhirnya dengan berat hati Ega membantu Febri, dia membopongnya dan membawa ke UKS.

Sejujurnya Febri masih bisa menahan sakit, karna memang benar yang di bilang Ega. Jegalan di lapangan lebih sakit dari ini.

MY CADEL - Febri HariyadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang