24

126 14 0
                                    

Halo !!

Gimana ada yang nungguin ?

Maaf ya Up-nya lama

Sengaja...

ʕ

ʘ̅͜ʘ̅̅ʔ

Pokoknya jangan lupa Vote, komen dan share ya..

maap typo bertebaran

Let's read..

※※※

Suster sedikit menggeser Bulan untuk melepaskan alat-alat di tubuh Ega.

Bintang mendekati Bulan, memeluknya lalu menariknya pelan untuk mundur

" Febri !" panggil Tito

Febri paham apa maksud Tito memanggilnya, lalu Febri mengangguk dan berniat pergi, tapi tangannya ada yang menahan.

Saat Febri menoleh, dia melihat tangan Ega menahan tangannya.

Semua mata menatap Febri, tak lama terdengar suara alat lagi

Tittt

Tiit

Tiitt

"

dia kembali, dia kembali !" ujar suster

" tolong mundur !" ujar dokter lalu Ega segera diperiksa

" tolong semuanya keluar, biarkan dokter menjalankan tugasnya !" ujar suster lalu semua keluar termasuk Febri.

Febri

Ega kembali, dia kembali, dia gak ninggalin gua dan keluarganya.

kondisinya sudah lebih membaik, dia sempat siuman sebentar tak sampai 1 menit, karna efek obat dia tidur lagi.

Walau seperti itu gua bahagia banget, Tuhan ngizinin gua bilang sayang ke dia dan ngizinin dia untuk bertahan hidup menggapai cita-citanya.

Tapi gua belum ketemu sama dia saat siuman, karna malam dia harus istirahat dan gua harus pulang.

※※※

Besokannya, saat sekolah gua sedikit ada rasa lega dan seneng gak sesedih saat triplek koma.

" gimana kabarnya Ega?" tanya Puge

Puge dan David hampir setiap hari tanya perkembangan triplek sama gua. Mereka khawatir.

" kita berdua pingin jenguk dia, tapi selalu aja gak bisa !" ujar David

" Ega udah siuman, walau sempet dinyatakan meninggal beberapa menit, tapi dia kembali, dia balik lagi jantungnya berdetak lagi !" jelas Febri tersenyum

" mati suri ?" tanya David

" udalah Vid gak penting, yang penting dia sekarang sadar !" sambar Vida

" iya tau Vid, tapikan dia juga dinyatakan meninggal !" ujar David

" ya tapi.." ujar Vida kepotong

" udahlah, kalau dilanjutin, Vid kuadrat bakal ribut nanti !" lerai Puge

" yang terpentingkan Ega sekarang siuman itu lebih dari cukup !" tambah Puge

MY CADEL - Febri HariyadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang