Setelah menyelesaikan tugas mereka, mereka kembali ke rumah karena hari semakin sore. Dan juga ingin memastikan jika Solar di rumah tidak terjadi apa-apa. Yaya, Ying, Fang, dan Gopal juga ikut pulang ke rumah mereka dengan alasan mereka berempat bosan di rumahnya masing-masing.
Sesampainya di sana, Gempa langsung mempersilahkan yang lainnya untuk masuk ke dalam dan menyuruh mereka duduk di ruang tamu.
"Tunggu di sini ya, aku akan membawakan kalian minuman." Ucap Gempa. "Oh iya, Taufan. Coba kamu lihat Solar sana,"
Taufan mengangguk mengiyakannya. "Oke, " Taufan pun langsung naik ke atas menuju kamar Solar.
Hening, tidak ada yang mengeluarkan suaranya. Terutama Yaya, Ying, Fang, dan Gopal yang tidak tahu harus berbicara seperti apa.
"Ah.. Maaf ya, menunggu kalian lama." Gempa datang membawa beberapa gelas berisi jus buah.
Yaya menggelengkan kepalanya pelan. "Gak kok, " Jawab Yaya dengan senyumnya.
"Oh iya kalian--" Ucapan Gempa terpaksa terpotong oleh suara teriakan seseorang.
"Kak Ufan!! "
Taufan berlari menuruni anak tangga dengan wajah panik. "Maaf, Sol. Aku ga sengaja." Teriak Taufan, ia berlari mendekati yang lainnya di bangku lalu mengumpat di belakang Gempa.
"Eh.. Ada apa sih, Fan?" Tanya Gempa.
Taufan tidak menjawabnya melainkan hanya menunjukkan deretan gigi putihnya.
Solar berlari menuruni anak tangga lalu mendekati yang lainnya juga sambil merengek. "Kakak.. Ka Ufan jahat! " Rengek Solar.
Halilintar memutar bola matanya malas. Ia mengeluarkan beberapa uang dari saku celananya. "Sut.. Jangan berisik, pergi sana." Ucap Halilintar memberikan uang tersebut.
Solar mengembungkan pipinya. "Secara tidak langsung mengusir aku nih? Okeh aku pergi! " Solar membalikkan tubuhnya tidak lupa ia menarik uang pemberian dari Halilintar. Lalu langsung pergi menaiki anak tangga.
"Ck.. Dasar setan licik. " Desis Halilintar.
Solar berhenti menaiki anak tangga dan menyahuti ucapan Halilintar barusan. "Karena setan punya banyak cara untuk memenuhi kemauannya, wlee. " Solar menjulurkan lidahnya, lalu langsung berlari takut kakaknya Mengaum.
Gempa menggelengkan kepalanya melihat kembarannya itu. "Eh iya, udah sore kalian ga pulang? " Tanya Gempa kepada temannya.
"Enggak ah, bosan aku di rumah. Mending di sini bisa main, ya kan Blaze. " Jawab Gopal yang asik memainkan sebuah game bersama Blaze.
"Iya betul, kalau main sama ka Ufan ama Thorn kalah terus, ga seru! " Sambung Blaze.
"Yeh, kok aku disalahin sih. Kamunya aja yang gabisa main Blaze. " Ucap Taufan tidak Terima.
"Iya nih ka Blaze, masa tiba-tiba salahin orang aja. " Sambung Thorn setuju dengan Taufan.
Akhirnya si Trio Trouble Maker pun bertengkar hanya karena masalah game.
Fang yang awalnya diam, akhirnya ikut membuka suaranya. "Gem, besok kan sekolah. Solar gak pulang ke rumah? " Tanya Fang.
"Lah ini kan rumahnya. " Jawab Gempa.
"Bu.. Bukan seperti itu Gempa."
"Hehehe iya tau, kok. Gak Solar ga pulang, dia bakal pindah sekolah di sini. "
"Hah, pindah? Solar juga pindah ke sini? " Tanya Ying.
"Iya, perasaan kalian turun menurun pindah ke sini terus." Ucap Yaya.
"Ah itu, hanya karena ada sesuatu aja sih. " Jawab Gempa.
"Sesuatu apanya, coba ceritain dong Gem." Ucap Ying.
Gempa melirik Halilintar sebentar, menanyakan sesuatu lewat kontak mata. Sedangkan yang dilirik hanya mengakatan bahunya, tidak peduli.
"Panjang ceritanya," Jawab Gempa.
"Pendekin dong, " Balas Fang.
Gempa terdiam sejenak memikirkan sesuatu terlebih dahulu sebelum ia berbicara. "Baiklah akan ku ceritakan," Ucap Gempa.
"Yeay! Dengar cerita! " Teriak Trio Trouble Maker tiba-tiba. Semuanya pun menunggu Gempa untuk berbicara.
"Jadi gini, kenapa aku, Halilintar dan Taufan pindah kesini itu karena waktu itu, Solar dan Thorn ngerjain kami bertiga yang membuat kami kena marah sama orang tua kami. Akhirnya Kami balas dendam sama mereka berdua pas orang tua kami pergi keluar. Kami menyuruh Solar keluar rumah karena ada yang ingin menemukan mereka. Sedangkan Thorn, kami menyuruhnya pergi ke gudang mengambil sesuatu. Waktu itu cuacanya sangat gelap, dan turunlah hujan. Kami bertiga sudah menduga itu semua, kami mengunci pintu dari dalam saat Solar ingin masuk ke dalam. Di luar hujan sangat deras dan ada petir juga. Namun karena kita benar-benar balas dendam, kami tidak membukakan pintunya. Bahkan Blaze dan Ice ingin membukanya malahan aku marahin. Thorn juga udah balik dari gudang dan dia nangis. Gak lama kemudian orang tua kami pulang, kami pun kaget karena orang tua kami cepat sekali pulangnya. Kami segera membukakan pintunya dengan rasa takut. Solar sendiri, dia digendong ayah karena pingsan dan bajunya basah kuyup. Sejak saat itu, Solar selalu trauma melihat kami bertiga. Begitu pun dengan Thorn. Karena takut terjadi sesuatu dengan Solar dan Thorn yang masih kecil, kami pun di pindahkan ke sini."
Semuanya mengangguk paham dengan yang diceritakan oleh Gempa. Mereka tidak menyangka jika si kembar pertama dulunya nakal.
"Lalu kenapa waktu Thorn kesini, dia ga Trauma ngelihat kalian? " Tanya Yaya.
"Oh itu, kalau itu sih aku kurang tau. Tapi intinya aku nyesel dulu pernah kayak gitu sama adik-adik aku." Ucap Gempa sambil mengelus rambut Thorn, adiknya yang duduk disampingnya.
"Terus kalau Blaze dan Ice? " Tanya Gopal.
"Dengan kasus yang sama, " Jawab Gempa.
Fang memutar bola matanya malas. "Gak adik gak kakak sama aja ternyata." Ucap Fang.
"Aku ga senakal itu loh kak, " Jawab Ice.
"Lagian jangan salahkan kalau kami nakal, salahkan saja kakak-kakak kami. " Balas Blaze.
"Emang udah dasarnya nakal, ya nakal aja kali." Sambung Halilintar.
"Terus kalau Thorn, bagaimana? " Tanya Ying sekarang.
"Kalau Thorn, waktu itu lagi zamannya penculikan anak. " Jawab Gempa.
"Hah, penculikan anak. Serem banget sih. " Ucap Gopal.
"Karena itu Thorn dipindahkan ke sini, awalnya sih Thorn sama Solar dipindahkan bareng. Tapi karena waktu itu Solar mewakili sekolahnya untuk mengikuti Olimpiade Ipa, jadi Thorn dipindahkannya sendirian. Kalau Solar sendiri, aku juga kurang tahu kenapa dia pindah kesini. Tapi katanya sih, dia pindah karena kangen sama kami dan mau tinggal bersama kami lagi." Jelas Gempa.
"Oh ternyata Solar ke sini karena kan--" Ucap Yaya terpotong oleh seseorang.
"Gak tahu! Aku pindah kesini cuma mau mencari pengalaman tinggal disini saja. Bukan karena kangen sama kalian-kalian yang pintarnya dibawah rata-rata. " Ucap Solar yang tiba-tiba datang.
Si Trio Trouble Maker meremas-remas jari-jari nya sambil berjalan mendekati Solar. "Ekhem.. Ekhem.. " Deham ketiganya bebarengan.
"Ehehe.. Ga kok, tadi aku salah Ngomong. Hehhehe.. " Solar menunjukkan deretan giginya seakan-akan tidak merasa bersalah.
"Tidak bisa dimaafkan! Serang, Solar!" Teriak Blaze. Keempatnya pun saling kejar mengejar di dalam rumah.
✨✨✨
Hey, semua!!
Gimana ceritanya (?) makin ga jelas ya😌
Huhuhu.. Aku minta maaf sama kalian karena lama update😔
Tapi aku akan ku usahakan seminggu sekali aku akan update, kalau bisa setiap hari😉
Jangan bosan untuk menunnggu kelanjutannya ya semuaa😉
Oke, see you next time!!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Smallest Brother
Fanfiction[Boboiboy Fanfiction] Update: - Status : Completed Anak terakhir dari tujuh bersaudara datang menjumpai kakak-kakaknya yang sudah lama berpisah. Kedatangannya tersebut membuat suasana di rumah semakin ramai. Salah satu dari impian ketujuh saudara in...