Alana berlari menuju UKS di mana sahabatnya itu berada. Tadi, Kak Jeremie memberitahunya bahwa Ara berada di UKS.
"Yaampun, Ra. Kenapa bisa gini lagi sih?!"tanya Alana sedikit khawatir.
"Gue habis lari, soalnya udah telat, terus dada gue sakit pas udah selesai lari, dan waktu mau ke kelas gue pingsan deh,"jelas Ara.
"Terus tadi siapa yang nungguin lo di sini sampai sadar?"tanya Alana sambil meraih kursi untuk ia duduki.
"Kak Yudha,"jawab Ara.
"Serius lo? Kok bisa?"
"Gue gak tau, pas ngucapin terima kasih karena nolongin gue dia bilang jangan kegeeran buka gue yang nolongin lo gitu,"jelas Ara.
"Mungkin kak Jeremie kali ya yang nolongin lo terus dia suruh kak Yudha buat temenin lo di sini secara lo suka kak Yudha,"ucap Alana dengan kemungkinan kemungkinan yang ada di otaknya.
"Iya kali,"
"Gue udah telpon nyokap lo buat ke sini,"beritahu Alana.
Ara sedikit terkejut mendengar apa yang dikatakan Alana. "Gue gak papa, Na."
Alana mendesis. "Ish lo kenapa sih keras kepala? Sakit lo kambuh, Ra. Jangan buat semua orang khawatir sama lo, lo harus pulang nanti gue kasih tau guru,"
"Tap--"ucapan Ara terputus karena ada suara membuka pintu.
"Sayang, kamu gak papa kan? Kamj bikin khawatir mama sayang,ayo pulang. Kamu butuh istirahat lagi,"ucap mama Ara.
"Iyaiya mah,"
"Nak Alana, tante pulang duluan ya sama Ara, makasih juga karena udah temenin Ara tadi,"ucap Lisa--mama Ara.
"Iya, tante sama-sama,"balas Alana dengan senyum.
****
"Kenapa bisa kambuh sih sayang?"tanya Lisa seraya membelai rambut anaknya yang tengah duduk di pahanya.
Sekarang memang mereka tengah berada di ruang tamu sehabis makan malam tadi.
"Gak kok, Ma. Cuma kecapean doang,"dengan cengiran yang membuat siapa saja gemas jika melihatnya.
"Apanya yang gak papa sayang? Kamu sampe pingsan. Besok besok gak usah banyk kegiatan lagi atau kamu mau homescholling?"kata Lisa.
Ara langsung bangun dari paha mamanya dan menelan salivanya susah payah. "Apa?? Homescholling?" ulang Ara untuk memastikan bahwa yang didengarnya itu salah.
Lisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Tenang sayang, mama cuma nawarin doang gak usah syok gitu dong."
Ara bernapas lega. "Huh, kirain beneran. Ara gak mau homescholling, ma. Ngebayanginnya aja ngeri."Ara bergidik ngeri.
Lisa terkekeh melihat anaknya yang membayangkan nasibnya jika homescholling. Sungguh duplikat Lisa.
"Udah sana kamu tidur gih, besok mau sekolah apa gak?"tanya Lisa.
"Iya dong ma, aku mau sekolah besok,"jawab Ara seraya bangun dari paha Lisa.
"Bawa bekal gak?"tanya Lisa lagi.
"Iya ma, yang enak ya."
"Iya sayang, udah sana tidur,"kata Lisa seraya mengecup kening Ara.
"Good night mama,"ucap Ara.
"Good night too sayangnya mama,"balas Lisa.
****
"Assalamualaikum,"salam orang dari luar.
Lisa berjalan ke pintu utama sambil berpikir siapa tamu yang datang malam-malam seperti ini. Suaminya? Bukan, Hans akan pulang dua hari lagi karena sehabis meeting ada panggilan mendadak ke Semarang maka ia menginformasikan Lisa lewat via telepon.
Lisa membuka pintu. "Sayang? Kok udah pulang? Katanya mau ke Semarang?"tanya Lisa sambil mengajak suaminya itu.
"Nggak jadi sayang, aku udah titip orang kepercayaan aku buat ke sana dulu liat keadaan perusahaan itu."jelas Hans.
"Ohh gitu, yaudah sekarang kamu makan dulu ya, aku mau siapin air hangat buat kamu biar nggak kedinginan."
Lisa menaiki tiap gundukan anak tangga sampai ia sampai di lantai dua. Hans mulai berjalan menuju meja makan. Namun, ia melihat sesuatu tergeletak di meja ruang tamu.
Hans mengambil dan membacanya. Betapa kagetnya ia ternyata Ara--anaknya kembali merasakan sakit yang pernah dideritanya.
"Sayang!"panggilan Lisa membuyarkan lamunan Hans.
Dengan cepat Hans menghapus air matanya. "Ya sayang?"
"Matamu kenapa bengkak seperti ini? Habis nangis?"tanya Lisa.
Hans menjatuhkan dirinya di sofa. "Aku gak becus jagain anak kita sayang."ujar Hans.
"Nggak, selama ini kita sudah baik dan sangat baik dalam menjaganya Hans. Tapi,ini udah takdir yang harus kita dan Ara lewatin. Allah ngasih ujian seperti ini karena Allah tahu kita mampu melewatinya." Lisa berusaha menenangkan Hans.
Lisa menangkup wajah lelah itu dan mengecup dan tersenyum tulus. "Udah ya, kamu jangan pikirin itu. Ara anak yang kuat, sekarang mending kamu mandi aku udah siapin air hangatnya."
"Makasih sayang, love you,"ucap Hans seraya mengecup singkat bibir istrinya.
Lisa tersenyum senang. "Love you too dear."
Hans berjalan ke lantai dua. Tapi, sebelum masuk ke kamarnya ia ingin mampir melihat anak semata wayangnya dulu.
Hans masuk ke dalam kamar anaknya menyalakan lampu tidur yang sempat dimatikan anaknya.
Ia mulai berjongkok agar bisa melihat anaknya dari dekat.
"Sampai besok anaknya Papa."sambil mengecup kening anaknya.
*******
Halo gessss!!!
Maap ya baru update, semoga suka!!!
Siapa nih yang paling deket sama..............
Mamanya???
Papanya???
Jgn sider yaa
Kasih aku stiker lop dong:3
KAMU SEDANG MEMBACA
YUDHARA
Teen FictionAmazing cover Coocacolla "Kak Yudha gue suka sama lo!"teriak Ara. Yudha menoleh dengan tatapan tajamnya. "GUE ENGGAK SUKA SAMA LO!"ucap Yudha. "Nolak cinta Ara auto dukun bertindak,"kata Ara. Dhuarrr "Tuhkan ada suara gledek, kalau ada suara glede...