2) Familiar

156 35 3
                                    

"Ye lu mah masih aja ter-" ucapan Sarah terpotong oleh suara cowok yang berkesan dingin menghampiri mejanya.

"Pindah!" titahnya dengan nada suara dingin.

"Kenapa kita mesti pindah ini kan tempat umum, kakak nggak berhak ngusir kita." seru Sarah yang tidak mau pindah dari tempat duduknya. Rania sedari tadi hanya diam, ia tidak tahu harus bagaimana membantu temannya itu.

"Ini tempat gue!" ketusnya. Selang beberapa detik 2 orang cowok datang menghampiri meja Rania dan Sarah. Rania dan Sarah pun berdiri karena mejanya semakin ramai.

"Hay adek kelas tadi." sapa Reyhan kepada Rania.

"Lo kenal adek kelas itu?" bisik Adam ke telinga Reyhan.

"Sempat kenal pagi tadi." bisik balik Reyhan.

"Hay juga." sapa balik Rania.

"Reyhan nya aja yang disapa babang yang ganteng ini nggak nih?" ucapnya PD seraya menunjuk dirinya.

"Hey kak." sapa Sarah.

"Gue nggak nyuruh lo!" ketus Adam

"Ye dasar!"

"Kenalan dong. Gue Adam Christhoper panggil aja say-" ucapan adam terpotong oleh bentakan temannya yang dingin itu.

"GUE BILANG PINDAH!" bentak cowok dingin itu.

Rania yang mendengarkan bentakan itu langsung melangkah mundur dan menggigit bibirnya karena ia trauma kalau di bentak. Sebelumnya ia tidak pernah di bentak oleh siapa pun kecuali papanya dulu. Alhasil pikirannya kacau dan kakinya terus melangkah mundur. Cowok dingin itu pun bingung melihat gerak-gerik aneh Rania saat ia bentak tadi. Ia pun mendekati Rania.

"RANIA?!" teriak mereka bertiga saat melihat Rania terlalu jauh mundur hingga di pembatas tangga. Untung saja tangannya di tahan oleh cowok dingin itu.

"Lo mau mati! pake jalan mundur." bentaknya kepada Rania. Rania yang mendengarkan bentakan itu lagi, langsung melepaskan tangan cowok dingin itu tanpa melihat sekitarnya. Dengan sigap cowok dingin itu memeluk Rania erat hingga terjatuh di lantai. Membuat posisi Rania sekarang di tindih oleh cowok dingin itu. Mereka berdua menjadi pusat perhatian di kantin.

"Hey sadar!" ucap cowok dingin itu sembari menepuk pipi Rania pelan.

"Please minggir." jawabnya dengan tatapan kosong. Cowok itu tidak mendengarkan, ia masih menatap wajah Rania dari jarak beberapa senti dengan posisi tadi.

"Rania...." panggil Sarah dan di belakangnya di ikuti oleh Reyhan dan Adam.

"Gue gapapa." jawabnya singkat masih tetap dengan melamun.

"Woy Rak! Enak banget lo ngambil kesempatan dalam kesempitan." celetuk Adam berusaha menyuruh Raka berdiri begitu juga dengan Rania.

"Apaan sih lo!" ketus Raka dan berlalu pergi dari kantin tanpa memperdulikan temannya.

"Maafkan teman kakak ya, kami berdua pergi dulu." pamit Reyhan kepada Rania.

"Ran lo ke UKS aja, Gue rasa lo lagi nggak baik." saran Sarah. Rania mengikuti saran Sarah yang mengajaknya ke UKS.



DEAR BENGGALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang