30) Keajaiban

50 21 0
                                    

Sebelum baca follow dulu bagi yang belum ya:)

==Selamat membaca==

"Puas lo!" teriak Felix yang sudah muak dengan kelakuan Raka.

Raka ingin berdiri tetapi dirinya tidak kuat untuk berdiri alhasil ia hanya tersenyum menanggapi ujaran Felix.

"Lo gila ya, Lix?!" celetuk Adam dan membantu Raka untuk berdiri.

"Segila-gilanya gue. Gue nggak bakal nyakitin atau buat seorang cewek sampai kritis!" ketus Felix.

Benar. Apa yang di ucapkan Felix memang benar. Dia memang sering tawuran dan berkelahi secara bruntal dengan geng anak sekolah lain. Tapi segila-gilanya dia, dia tidak pernah menyakiti seorang wanita. Dia akan amat menghargai dan melindungi seorang wanita walaupun dirinya seorang Bad boy di sekolah.

"Cih!" desisnya, Raka pun sudah berdiri di bantu oleh Adam. Ia pun menatap nyalang Felix dan tersenyum tipis mendengarkan ucapan Felix.

"Jangan sok lo!" tantang Raka membuat emosi Felix terpancing. Untung saja Felix sudah di tahan oleh seseorang.

"Lo nggak boleh ke pancing emosi. Raka pakai otak bukan otot jadi lo ikuti permainan dia." bisik orang itu di telinga Felix. Felix pun menarik tangannya paksa yang sempat ditahan oleh orang itu.

"Semoga lo nyesal seumur hidup!" Setelah mengucapkan itu, Felix beranjak pergi entah kemana.

"Lo nggak papa, Rak? Itu muka lo lebam-lebam," ucap orang itu mendekati Raka.

"Nggak papa, Rey. Udah biasa." balas Raka. Ia pun duduk di bangku rumah sakit untuk merilekskan tubuhnya.

"Ini kak obatin muka lo. Maaf, tadi sempat emosi." ucap Sarah sembari memberikan kotak P3K kepada Raka.

"Hm." Raka hanya berdehem membalas ucapan Sarah.

"Sar, lo pulang aja ini udah malam." ucap Reyhan yang melihat mata mengantuk Sarah.

"Nggak kak, aku mau jaga Rania sama Mama Rania. Papa Rania lagi pergi ke perusahaan mau minjam uang untuk bayar administrasi Rania," balasnya lembut.

"Tapi ini udah malam, Sar. Ntar lo di cari sama orang tua lo. Biar gue yang jaga Rania sama Mamanya lo nggak usah khawatir," ucap Reyhan.

"Ya udah kak aku pulang. Tolong jagain Rania ya."

"Dam, lo antar Sarah pake mobil gue." Reyhan memberikan kunci mobilnya ke Adam.

"Kok gue sih? lo aja yang ngantar dia!" protes Adam.

"Siapa juga yang mau di antarin lo. Bye..." balas Sarah dan ia pun pergi meninggalkan yang lain.

"Cepat lo kejar dia. Kalo lo nggak antar dia jangan harap lo bisa numpang hidup sama gue," ancam Reyhan.

"Kok lo tega banget sih sama gue. Ya udah gue antar dia." ucap Adam dan pergi berlari mengejar Sarah.

Reyhan pun duduk di sebelah Raka. Ia hanya memperhatikan Raka yang tengah mengobati luka lebam di wajahnya. Hingga suasana sekarang hening yang terdengar hanyalah ringgisan sakit dari Raka.

"Gue tau permasalahan lo sama Rania," ungkap Reyhan memecahkan keheningan.

"Terus?"

"Lo udah berubah, Rak. Lo bukan Raka yang dulu gue kenal. Raka yang gue kenal dulu nggak pernah nyakitin cewek. Tapi ini... Gue nggak tau lagi jalan pikir lo sekarang," jelas Raka tersenyum miris mengingat masa-masa bersama sahabatnya.

"Gue nggak berubah,"

"Lo berubah total. Lo dulu nggak gampang mudah nerima cerita orang sebelum lo buktiin sendiri. Lo sekarang terbawa emosi hingga lo lupa nyari bukti terlebih dulu,"

DEAR BENGGALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang