18) Kemungkinan

90 29 4
                                    

"Hai... Rania." sapa Felix yang baru melewati meja Mereka.

"Hai kak." balas Rania tanpa memperdulikan keberadaan Raka disampingnya.

"Lo udah makan?" tanya Felix.

Di meja itu sangat hening karena kedatangan Felix. Adam dan Sarah yang awalnya bertengkar,  tidak bertengkar lagi karena kedatangan Felix entah dari mana.

"Udah kak." jawab Rania ramah.

"Syukurlah. Malam ini ada kegiatan?" tanya Felix yang masih betah berdiri dari tempatnya.

"Nggak ada, kak." balas Rania tanpa memperhatikan temannya yang sedang cengok melihat interaksinya sama Felix.

"Rania jalan sama gue!" sahut Raka dengan suara beratnya.

"Ups... tapi Rania bilang nggak ada gimana dong?" ucap Felix sengaja memancing emosi Raka.

"Lix! mending lo pergi deh ganggu suasana aja lo!" celetuk Adam yang tak suka keberadaan Felix disini.

"Kalo gue nggak mau gimana? Lo mau nonjok gue?" jawab Felix dengan senyum devilnya.

"Nih anak di kasih jantung minta hati entar gue kasih racun baru mati lo!" ucap Adam ceplas-ceplos.

"Felix... lo nggak usah bikin keributan bisa?" tanya Reyhan yang sudah tidak tahan dengan Felix yang terus-terusan memancing emosi Raka dan Adam.

"Sayangnya nggak bisa. Gue kesini mau nyamperin cewek gue emang nggak boleh?" ujarnya seraya menatap Rania lembut.

"Ran, lo pacaran sama kak Felix?" bisik Sarah dengan menggunakan bahasa isyarat.

"Nggak." jawab Rania.

Sarah bingung dengan keadaan sekarang. Dari pada makin pusing, Sarah mengajak Rania untuk beranjak pergi dari sana.

"Ran, ayo balik ke kelas, gue lupa tadi disuruh ngantar buku." alibi Sarah. Sengaja volume suaranya di perbesar agar bisa di dengar oleh kakak kelasnya.

"Nah iya. Ayo. Kak Raka, Kak Reyhan, Kak Adam, Kak felix... Aku balik ke kelas ya." pamit Rania tanpa menunggu balasan dari mereka dan menarik tangan Sarah menjauh dari area itu.

"Puas lo!" ketus Raka dan berlalu pergi dari kantin.

"Perusak moment lo!" timpal Adam dan beranjak dari tempat duduknya yang diikuti oleh Reyhan.

"Dia tetaplah, Raka." gumam Felix dengan senyum devilnya.




*****

Jam pulang sekolah baru saja berbunyi. Para murid berhamburan keluar dari kelas dengan hati senang karena malam ini malam minggu, mereka bisa melepaskan penatnya. Namun tidak dengan Rania, Rania hari ini harus berkerja. Selesai memasuki semua alat tulisnya, Rania menyandang tas sekolahnya.

Sebelum ia keluar kelas, ia pamit terlebih dahulu sama Sarah, Setelahnya baru ia keluar dari kelas. Rania melangkahkan kakinya berjalan cepat menuju halte ia tidak mau menunggu bus seperti kemarin lagi. Mungkin dengan tepat waktu datangnya, ia tidak bakalan tertinggal oleh Bus biasanya. Segera ia berjalan cepat menuju halte.

Tibanya di halte, Rania mencari tempat duduk untuk dirinya. Di halte tersebut sudah Ramai dengan siswa siswi SMA menunggu Bus sedari tadi. Kalau masih Ramai berarti kemungkinan ia tepat waktu datangnya.

Bermenit-menit menunggu Bus akhirnya yang di tunggu datang juga. Rania langsung masuk ke dalam Bus dan mencari tempat duduk yang kosong. Untung saja ada salah satu tempat duduk yang kosong di dekat kaca jendela. Ia pun berhati-hati untuk duduk di dekat kaca. Selang beberapa detik, ada yang menempati tempat duduk di sampingnya. Yang awalnya ia melihat ke arah luar jendela sontak melihat di sebelahnya.

DEAR BENGGALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang