SEPULUH

401 34 4
                                    

[Spanduk]

"Eh, Kate. Liat deh!"

BIMA SAKTI, lelaki yang memiliki wajah cantik itu menunjuk ke atas. Lebih tepatnya ke arah spanduk berwarna kuning yg ditempel di tembok sebuah gedung.

Kate mengikuti arah tunjuk Bima ogah-ogahan.

Disana tertulis.

Gedung ini tidak dijual
Hubungi :
Pak Wawan
087xxx

"Terus?" katanya sambil terus berjalan, meninggalkan Bima sendirian. Yang langsung di tarik oleh lelaki cantik itu kebelakang.

Membuatnya mau tak mau ikut tertarik ke belakang karna malas menghindar. "Apa lagi sih Bim?!" geram Kate.

"Tunggu dulu bentar!"

"Hm."

"Gue mau---eh, lo belum mandi ya?" Bima bertanya saat mencium bau-bau tidak sedap dari tubuh Kate.

"Hm."

"Pantes bau!" Bima menghampir hidungnya, sembari melepaskan tangannya dari tas Kate jijik.

"Hm."

Kesal, Bima ngegas. "HAM HEM HAM HEM, EMANG TUH MULUT GAK ADA KATA LAIN SELAIN HM APA?!"

"Oh."

"Bangsat."

Kate terkekeh melihat wajah kesal Bima. "Gue gak mau mati soalnya."

Bima mengeluarkan ponselnya dari saku, "Lah, hubungan mandi ama mati apaan?"

"Gini ya Bim, si cowok cantik-cantik bego.", Bima mengumpat, "Mandi itu nanti jadi cakep, udah gitu nanti bakalan ada yang naksir, udah banyak yang naksir nanti pada iri, terus main santet-santetan, udah di santet-santetan nanti jadi sakit-sakitan. Terus mati deh!"

Bima terpana, baru kali ini Kate berbicara panjang kali lebar meski dalam hal yang tak ber-unfaedah macam ini.

"Jadi?"

"Jadi...mandi itu bisa bikin mati."

"Bodo amat."

OOO

RATU MOLOR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang