DUA

524 35 0
                                        

[Foto]

Sebuah foto.

Gadis itu memandang lekat-lekat foto diatas meja itu. Tidak sedetikpun mengalihkan pandangannya dari foto itu, hingga sebuah suara membawanya kembali ke dunia nyata.

"Bapak tau bapak itu ganteng, liatinnya gak usah gitu juga kaleee!" dengan pedenya PAK ROBIN, sang kepala sekolah itu berkata. Sembari menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jari-jarinya.

Kate mendongkakan kepalanya, menaikan sebelah alisnya tidak paham. Dan berkata, "Percuma pak, gak ada rambutnya." katanya membuat aktifitas menyisir rambut Pak Robin menjadi terhenti, dan menatap garang ke arah Kate.

Kate mengabaikannya, "Btw, ini bapak?" tanyanya sembari menunjuk seorang pemuda tinggi yang tersenyum lebar, dihampit oleh beberapa orang.

Pak Robin mengikuti arah tunjuk Kate.

Dan menahan dirinya untuk tidak membunuh Kate saat itu juga, karna gadis itu menunjukan fotonya yang memunggunginya, tanpa mau ia balik.

Dengan sabarnya Pak Robin bangkit dari duduknya, berjalan ke sebelah Kate.

Sedikit menunduk, membuat Kate tiba-tiba langsung memakai kaca mata hitamnya secepat kilat.

Tidak berniat bertanya karna sudah tau hampir seluruh murid disekolahnya slalu memakai kaca mata saat dirinya lewat. Pak Robin tetap memandang foto itu dengan wajah penuh selidik.

Menjentikan jarinya, dan menoleh ke arah Kate, membuat Kate mengumpat kaget. Pak Robin berucap, "Iya ini bapak, gimana? Ganteng gak bapak dulu?" tanyanya bangga, sembari menaik turunkan alisnya.

"Kok sekarang botak? Salah pake sampo ya Pak?"

Jleb.

Seperti di panah tepat di jantung, Pak Robin kembali sabar. Kemudian melanjutkan perkataanya. "Bukan, itu kepala sekolah kita yang dulu." katanya.

"Kok dulu? Sekarang kemana? Kok gak ada? Bapak sembunyiin ya? Jangan gitu pak, dosa itu namanya!" katanya bijak, "Jangan karna bapak iri karna kepala bapak gak ada rambutnya, sampe-sampe bapak nyulik orang buat ngambil rambutnya doang pak!"

Mengusap dadanya pelan, Pak Robin mencoba tetap sabar. "Mana saya tau, emang saya emaknya?" katanya. "Terus kenapa kamu masih diem di ruangan saya? Sana, hush hush. Udah bel!"

"Tau kok pak, emang tadi belnya udah bunyi! Bapaknya aja yang gak denger!" Kate menjawab datar, berjalan santai menuju pintu.

Belum sempat keluar, Kate membalikan badannya menghadap Pak Robin lagi, membuat kening Pak Robin berkerut tidak mengerti.

"Makannya pak, jangan gara-gara bapak lupa pakek rambut palsu, telinga juga sampe ketinggalan di rumah pak!"

Tambahnya kemudian berlari meninggalkan Pak Robin yang sudah siap melempar kursi yang didudukinya tepat di wajah Kate.

OOO

RATU MOLOR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang