NARUTO FANFICTION
DISCLAIMER : MASASHI KISHIMOTO
By : HyunaaNARUHINA
Romance, Drama,hurt/comform
SupranaturalAU, Ooc, Typo,etc
SOUL
Ini adalah sebuah janji
janji yang harus ditepati.
Walau takdir tak menginginkan kita bersama, hati ini selalu tau kemana ia harus pergi.
Chapter 15Letak Abarai International Hospital memang cukup jauh dari Amegakure International Hospital sehingga membutuhkan waktu sekitar 45 menit untuk sampai disana. Hal itu juga disebabkan karena jalanan yang padat dan macet.
Hinata turun dari Taxi yang ia naiki setelah membayar. Amethisnya sedikit melirik pada jam tangan yang menunjukan pukul 05.05. Ia takut jika ia tak bisa pulang tepat waktu ke rumahnya.
"Hinata, ayo." Naruto memanggil Hinata kemudian dibalas anggukan oleh gadis itu yang segera menyusul masuk kedalam Rumah Sakit mewah tersebut.
"Ano.. Permisi. Apa di rumah sakit ini ada pasien bernama Uzumaki Naruto?"
"Uzumaki Naruto?" Hinata menggangguk mengiakan pertanyaan resepsionis didepannya "Sebentar, akan saya cari."
Hinata menunggu sejenak kemudian mendengar Resepsionis didepannya kembali bicara " Maaf nona, tetapi pasien dengan nama Uzumaki Naruto tidak ada di rumah sakit kami."Hinata menghela napas berat, jujur ia agak kecewa. Ia sangat berharap agar segera bisa menemukan tubuh Naruto secepat mungkin. Sebenarnya sejak tadi ia sudah menerima beberapa pesan teks dan telepon dari ayah serta kakaknya yang memintanya untuk pulang tak terlalu larut tapi ia menyembunyikannya dari Naruto agar pemuda pirang itu tak merasa bersalah.
"Hinata, ayo. Masih ada 2 lagi.""Ta-tapi.." Hinata berkata pelan, agak gugup memandang Naruto, kemudian diletakannya Ponselnya lagi ketelinga memberi isyarat pada Naruto bahwa ada hal yang harus dia katakan "Aku sudah kehabisan uang. Bahkan aku tak memeliki uang lagi untuk membeli tiket pulang ke Konoha."
"Apa? Kenapa bisa begitu?" Naruto bertanya, terlihat kaget dengan hal yang Hinata katakan.
"Maafkan aku, perjalanan ini begitu mendadak. Aku bahkan tidak membawa ATM dan uangku, yang sejak tadi kugunakan adalah uang jajanku. Maafkan aku." Hinata menunduk, Merasa benar benar menyesal atas kecerobohannya sampai sebuah tangan besar dan dingin menyentuh lembut pipi chubbynya.
"Tidak Hinata. Jangan Meminta maaf, ini adalah salahku. Aku dengan seenaknya memintamu membantuku tanpa memikirkan kondisimu sendiri. Maafkan aku." Naruto menunduk, ia menyesal. Sangat menyesal karena telah membuat gadis baik seperti Hinata harus ikut terkena masalah karena dirinya. Sejak tadi ia sudah merasa ada yang aneh dengan Hinata, gadis itu terlihat cemas dan tak fokus, ia ingin bertanya tetapi terlalu ragu utnuk melakukannya. Ia memang pria bodoh.
"Tidak Naruto-kun, yang ingin membantumu adalah aku. Aku sama sekali tidak masalah." Hinata mendongak melihat Naruto yang masih menunduk. Beruntung mereka kini berdiri sedkit dipojok dari ruangan besar ini, sehingga tidak banyak orang yang akan melihat interaksi pribadi Hinata dengan 'Arwah' Naruto.
"Sekarang yang lebih penting, kita harus mencari cara agar kita bisa sampai di dua Rumah Sakit lainnya." Hinata menyentuh tangan Naruto yang masih ada di pipinya, memberi kehangatan yang langsung menjalar pada pemuda arwah tersebut.
Naruto menoleh pada Hinata, tepat pada manik amethisnya yang berkilau kemudian ia mengangguk "Ya kau benar."
Kedunya terdiam cukup lama, berusaha memikirkan cara agar mereka bisa melanjutkan perjalanan. "Aku akan menjual ponselku." kata Hinata tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soul (NARUHINA - COMPLETE)
FanfictionHinata yang awalnya tidak percaya akan hal-hal berbau mistis kini harus percaya bahwa hal itu memang nyata saat melihat Uzumaki Naruto, pria yang menjadi idolanya disekolah dibunuh didepan matanya. "Si-siapa kau! Apa kau benar-benar Uzumaki Naruto?"...