5

3.2K 239 4
                                    

mahen masih berdiam diri didekat pintu, untuk meredakan rasa gelisahnya. hatinya terasa perih melihat pemandangan di depannya.

tangan aira bergerak perlahan, matanya terbuka. ia melihat sekeliling ruangan, mendapati mahen berada diambang pintu.

"mahen" ucapnya pelan

mahen berjalan perlahan, ia berdiri didekat ranjang sora. mahen memegang tangan aira dengan lembut.

"akhirnya kamu bangun"

aira tersenyum lemah, "kamu baik baik saja?"

"harusnya aku yang bertanya padamu, kamu baik baik saja?"

"aku baik baik saja"

mahen menatap aira sendu, tangannya mengusap rambut aira lembut

"maafkan aku, gara gara aku kamu seperti ini. berhentilah menyembuhkan ku aira, aku tidak mau kamu terluka lagi"

"tidak, percayalah padaku. aku akan menyembuhkanmu"

"percuma saja, waktu dan usahamu akan sia sia"

"Tidak ada yang sia sia percayalah padaku, mahen"

mahen terdiam, ia lebih memilih mengusap rambut aira dengan lembut. membuat aira tersenyum padanya.

Cantik

Itu yang ada dipikiran mahen saat ini, aira terlihat sangat cantik di matanya.

arsaka masuk dan mendekat kearah ranjang aira. mahen menoleh dan sedikit menjauh dari sisi aira, matanyamenatap ke arah saka.

"aira, kamu akan ku berhentikan mengurus mahendra. akan ada dokter pengganti yang bisa memulihkan kondisi mahen"

aira berusaha untuk duduk, dengan cepat mahen membantunya

"kenapa diganti? aku menolaknya. arsaka, kau tidak berhak menganti ku"

"demi kebaikanmu, aira. mengertilah"

"tidak arsaka, hanya aku yang bisa menyembuhkan mahen. tidak boleh dokter lain menyembuhkannya" bentak aira.

mahen menoleh kearah aira, dirinya sedikit terkejut mendengar nada tinggi dari gadis itu.

"aira tenanglah, tidak apa. ini demi keselamatanmu"

aira menggengam tangan mahen erat "tidak, aku ingin menyembuhkanmu. kumohon biarkan aku yang menyembuhkanmu, biarkan aku"

"kenapa kamu ingin menyembuhkan aku?"

"karena di dalam dirimu, terdapat diriku juga di masa lalu. biarkan aku saja, mahen"

mata mahen membulat ketika aira menangis dihadapannya "aira, jangan menangis"

"mahen, biarkan aku yang menyembuhkanmu. kumohon"

mahen mengangguk, ia menoleh ke arah arsaka yang tengah menatap kedua manusia itu

"aku mau hanya aira yang menyembuhkanku. aku janji tidak akan melukainya lagi, aku janji"

arsaka menghela nafas, ia sangat tau aira gadis yang keras kepala. aira tidak mudah di tentang.

"baiklah, tapi tolong jaga aira. Ia gadis yang ku sayangi dan sangat berharga disini"

mahen mengangguk "aku akan menjaganya"

aira menatap mahen, ia merasa perlahan mahen mulai menghangat. Perubahan sikap mahen kepadanya kali ini sangat berbeda.

°°°°

aira sudah kembali ke rumah mahen, dan saat ini mahen tengah melakukan pemotretan. Seperti biasa aira akan menunggu mahen hingga jam pulangnya.

Melting You. •PjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang