26

2.4K 212 11
                                    

Sudah berjam jam lamanya dokter menangani taehyung didalam sana. sora sedari tadi hanya menatap kedalam sana dengan tatapan khawatirnya.

Jimin masih senantiasa menemani sora, sesekali ia memeluk sora untuk menenangkan gadis itu.

Cklekk..

Suara pintu ruangan operasi terbuka, menampakan sosok dokter yang menangani taehyung.

sora berjalan mendekat, ia mengenal dokter itu. Dokter yang sama sama bekerja ditempatnya dan taehyung.

"Dr, hwan. Bagaimana keadaan taehyung? Apa dia baik baik saja? Apa semuanya baik baik saja?" Tanya sora beruntun.

Dokter hwan menghembuskan nafas lega dan tersenyum, "semuanya baik baik saja. Aku hanya membuang serpihan serpihan  kaca yang menempel dibagian dada dan wajah taehyung. Dia sedang istirahat sekarang, kamu boleh menemuinya"

"Benarkah? Terimakasih dr. Hwan, terimakasih banyak" Ucap sora, ia buru buru masuk kedalam ruangan taehyung.

Menatap sosok pria yang tengah berbaring. Mukanya penuh dengan balutan.

sora mendekat, ia meringis saat melihat muka taehyung. Wajah tampannya penuh dengan goresan luka.

sora menarik kursi, mengenggam tangan taehyung lembut. "taehyungie, kenapa ini bisa terjadi? dasar bodoh. kenapa kamu tidak hati hati, kenapa tidak mengecek keadaan mobilmu dulu"

sora menundukan kepalanya, ia hendak melepas tangannya yang menggenggam tangan taehyung. Tapi tertahan karena taehyung bangun dan ikut menggenggamnya.

"s-sora" Lirih taehyung.

sora mendongak, matanya menatap taehyung penuh ke khawatiran "taehyung? Apa kamu baik baik saja? Kenapa ini semua bisa terjadi! Kenapa kau tidak berhati hati dasar bodoh! Kau mau membuatku mati! kamu mau meninggalkan aku?"

Taehyung terkekeh pelan "aku baru saja bangun dan kau malah memarahiku seperti itu?"

sora terdiam, air mata mengalir dikedua pipinya. Membuat taehyung tersentak kaget karena gadis itu tiba tiba menangis.

"sora, jangan menangis. maaf aku membuatmu khawatir"

Tanpa menjawab sora memeluk taehyung pelan. Ia menangis disana. Sedangkan taehyung? Ia mengusap punggung gadis yang masih sibuk terisak itu.

Mereka terlarut sampai melupakan sosok jimin dan kedua orang tua taehyung yang masih menatap mereka dari luar ruangan.

Ibu taehyung mendekat kearah jimin, ia mengusap pundak jimin lembut. Membuat jimin menoleh lalu tersenyum.

"Apa kamu tidak marah melihat sora memeluk putraku, anak muda?" Ucap ibu taehyung.

Jimin menggeleng, "tidak nyonya, taehyung sahabat sora. Aku mengerti perasaan sora. Lagipula aku tidak akan bisa marah pada sora, nyonya"

"Kau pemuda yang baik, jimin. sora, sudah ku anggap sebagai putri kecilku. Aku menyerahkannya padamu, tolong jaga dia dengan sepenuh hati"

Jimin mengangguk "tentu nyonya, aku akan menjaganya dengan sepenuh hati karena aku benar benar mencintainya"

"Jangan panggil aku nyonya, panggil aku eomma. sora putriku dan kau calon suaminya. Berarti aku juga akan menjadi ibumu"

"Ah baiklah eomma"

Mereka saling melempar senyum, jimin melangkah masuk dan mendekat keranjang taehyung.

"Ehmm" Jimin berdehem, membuat sora melepas pelukannya dari taehyung dan beralih memeluk lengah jimin.

"kim taehyung ssi. Kau membuat gadisku menangis setiap menunggumu. Kau harus cepat sembuh" Ucap jimin

Taehyung tersenyum "dasar bodoh, apa kau tidak bisa membuatnya diam? Kenapa kau membiarkannya menangis?"

"Aku sudah membujuknya dengan berbagai cara tapi tetap menangis kalau mengingatmu"

"park jimin, dia memang gadis cengeng. Kau belum mengenalnya terlalu lama"

"Benarkah? Ah aku sepertinya harus menyiapkan tisu yang banyak"

sora menatap ke arah jimin "untuk apa?"

"Untukmu, kalau kamu menangis. Stok tisu dirumah bisa kau gunakan"

"Jimin, tidak perlu seperti itu" sora memukul lengan jimin pelan.

Jimin dan taehyung hanya terkekeh geli melihat tingkah sora saat ini. suasana yang sebelumnya tampak menyedihkan mendadak menjadi hangat saat gelak tawa memenuhi ruangan rawat taehyung.

°°°

"Hallo dokter sora, bisakah kau kerumah sakit sekarang? Ada seorang pasien yang butuh pertolonganmu kali ini"

"Pertolonganku? baiklah. Aku akan segera datang kerumah sakit. tunggu sebentar"

sora mematikan ponselnya, ia hendak bangkit dari ranjang. Tapi tangan jimin masih melingkar indah dipinggangnya.

sora mengusap pipi jimin lembut, "jimin, aku harus kerumah sakit. Tolong lepaskan tanganmu sayang"

Jimin mengeliat "sayang, ini masih pagi, kenapa harus buru buru kerumah sakit?"

"Aku ada pasien jimin sayang, aku akan kembali lagi nanti siang. kamu lanjutkan istirahat saja"

"baiklah, aku akan menyusulmu kerumah sakit nanti. Tapi beri aku ciuman dulu"

"jimin, menyebalkan"

Jimin tersenyum, ia bangkit dan menarik tengkuk sora. dikecupnya bibir sora sekilas.

"Selamat bekerja tuan putri. Aku akan merebahkan diri sebentar lagi. Lalu bergegas pergi pemotretan"

"Mau kubuatkan sarapan?"

"Tidak perlu sayang, cepat bersiap"

sora mengangguk, ia memasuki kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya selama 15 menit.

sora keluar dari kamar mandi dengan wajahnya yang berseri. Pakaian serba putih membuatnya terlihat sangat menawan.

Tanpa sora sadari, jimin berdiri dihadapannya dengan jas yang sudah menghiasi dirinya.

sora tersentak saat tiba tiba jimin mengenggam tangannya, "astaga, Kamu sudah rapih? Kau bilang akan merebahkan diri sejenak"

"Aku hanya berbicara saja. Aku akan mengantarmu kerumah sakit sayang, ayo berangkat"

sora mengangguk, ia melangkah mendahului jimin. Mereka menuruni anak tangga bersamaan.

Kemudian masuk kedalam mobil, jimin menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Tak butuh waktu lama, mereka sampai didepan rumah sakit sora bekerja.

"Baiklah, aku turun. Sampai bertemu nanti jimin" Ucap sora sambil membereskan tasnya.

Saat hendak turun jimin menahan tangan sora membuat ia menoleh menatapnya.

sora paham, jimin ingin dirinya memberi kecupan sebelum bekerja.

Cupp..

sora mengecup pipi jimin sekilas, "sayang semangat pemotretan nya" Ia tersenyum lucu dan bergegas turun dari mobil jimin.

Jimin tersenyum menatap punggung sora yang mulai menjauh, hatinya berdesis bahagia ketika mendapat sentuhan berupa kecupan dari sora.

°°°

tbc,


Melting You. •PjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang