2

3.6K 249 4
                                    

"ABANG!!"

camel berlari menghampiri mahendra yang tengah meringkuk dengan badannya yang bergetar hebat.

"abang, apa yang terjadi. kumohon, abang bangunlah. ini camel, bang"

camel mendekap tubuh mahen, dapat aira lihat betapa terpuruknya model yang terlihat baik baik saja diluar nyatanya ia sangat tertekan di dalam.

"kenapa aku sangat sulit melupakannya, apa salahku" tangan mahen meremas rambutnya kasar.

"abang, aku janji. aku janji akan membantumu melupakan semuanya, ku mohon bertahanlah"

ia merengkuh tubuh mahen, membuat mahen tenang sejenak.

Brukk...

tiba tiba saja mahen mendorong tubuh camel dan membuat gadis cantik itu terdorong hingga terbentur dinding.

aira membulatkan matanya, ia berlari mendekati camel membantu gadis cantik yang tengah meringis kesakitan itu untuk bangun.

"camel, apa kamu baik baik saja?"

camel meringis pelan, ia lalu menatap aira.

"aku baik baik saja, tapi abang ku," ucapan camel terputus, matanya menatap kearah mahen.

aira menoleh, ia melihat mahen bangkit dan berjalan menuju meja kamarnya. Ia mengambil obat, mata aira menyipit.

"mahendra, jangan sentuh obat itu" teriak aira sambil berlari menuju mahen, tepat sebelum mahen menenggak kapsul yang bisa merengut nyawanya kapanpun.

aira menahan tangan mahen dan membuang kapsul itu kesembarang arah, mahen menatap aira dengan tajam

"jangan kau coba halangi aku"

"are u crazy?"

"apa urusanmu! siapa kamu? siapa yang mengizinkanmu masuk kedalam rumahku!"

"aku cha aira, dokter psikiater yang datang untuk menyembuhkan mu.
camel yang mengijinkanku masuk!"

"apa kamu tidak ingin sembuh, mahendra?"

mahen terdiam mencerna kata kata aira, matanya masih menatap tajam kearah aira.

"kamu mau sembuhkan? cepat jawab aku!" aira mengenggam tangan mahen dengan kuat.

"apa aku benar benar bisa sembuh?" Suara mahen terdengar sangat lirih. perlahan tubuhnya ambruk, Ia menunduk.

aira menghela nafas, ia ikut menjejerkan tubuhnya seperti mahen. aira mengusap pundak jimin dengan lembut.

"Kamu bisa sembuh kalau kamu benar benar berusaha untuk sembuh, mahen"

mahen menatap aira sendu "aku ingin bisa melupakan semuanya, aku sudah tidak tahan. aku lelah" air mata mengalir di pipi mahen.

aira membulatkan matanya, perih. hati nya perih seperti ikut menangis, saat melihat air mata yang mengalir begitu saja di pipi milik mahen.

tangan aira terulur mengusap pipi mahen dengan lembut,

"Kamu pasti bisa, mahen. aku akan selalu berada di sisimu untuk proses penyembuhanmu. Setuju?"

"Kamu akan selalu di sisiku sampai aku berhasil sembuh?"

aira mengangguk dan tersenyum

"kamu sembuh, aku akan sangat senang. kamu mau sembuh bukan? Kamu mau melihat adikmu bahagia bukan?"

mahen mengangguk samar "aku ingin membahagiakan camel, selama ini aku hanya bisa menyakitinya"

"aku bukanlah kakak yang baik, camel selalu ku sakiti. aku tidak bisa membuatnya bahagia"

Melting You. •PjmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang