Arthur yang melihat kekasih nya pun ikut beranjak, mengelilingi panti ini. Matanya tak sibuk melihat bingkai foto yang berjejeran di setiap dinding nya.
Namun dia berhenti, menatap foto itu,senyum masih tersungging di bibirnya. dia tau kalau gadis kecil itu Bella ya,dengan sekali lihat.
Foto gadis kecil yang menggunakan baju balerina itu tertawa menghadap kamera, pipinya yang gembul serta rambutnya yang digerai membuat Bella kecil terlihat lucu menggemaskan.
Dia menyusuri setiap foto lalu matanya melotot tak percaya, melihat foto itu. Kurang ajar,siapa pria ini, berani sekali mencium pipi gadis ku batinnya.
Namun wajah itu tak asing dalam foto itu Bella dan lelaki brengsek itu sudah tampak remaja, lelaki itu dengan lancang nya mencium pipi bella, Bella hanya tersenyum dalam foto itu. membuat cemburu dan amarah Arthur akan memuncak.
Namun lingkaran tangan di pinggangnnya, serta suara Bella sedikit meredakan amarahnya. walau bagaimana pun, dia tak bisa marah pada gadis ini.
"Jangan marah, kita baru saja baikan, itu hanya foto masa lalu,saat ini aku hanya dengan mu" Bella membelai dada Arthur. Itu membuat Arthur tenang nafas nya mulai stabil
Bella menyadari ketika dia membelai dada Arthur,Arthur akan sedikit tenang dan jinak. Oleh karena itu dia selalu melakukan itu di saat saat Arthur dalam mode posessifnya.
"Tetap saja aku tidak suka" ketusnya
"Sudah jangan marah ya sayang, aku ingin mengenalkan kamu dengan ibuku" Bella memegang rahang Arthur dan berucap lembut membuat Arthur luluh lagi.
Mmm....gadis ini penyihir. Batin Arthur
"Bu...kenalkan ini Arthur" Bella masih mempertahankan senyumnya.
"Oh..kau yang baru saja di ceritakan putri ku ya" ibu Maria menyambut Arthur dengan suka
"Aku pacar Bella Bu" ibu Maria hanya tertawa, Bella sendiri sudah tampak malu dan tersipu.
Mereka bertiga mengobrol santai. Ibu Maria menceritakan bagaimana Bella kecil, remaja lalu dewasa, di panti ini, Arthur tampak antusias mendengar kisah itu, dia tak pernah berhenti tertawa mendengar bagaimana jail nya Bella dulu.
Mereka sibuk dengan tertawa,Tidak menyadari ada seseorang yang mengepalkan tangan nya melihat bagaimana gadis yang di cintai nya begitu mesra pada musuhnya
"Oh Ardan kau kah itu nak" ibu Maria berdiri merentangkan tangan nya untuk menyambut ardan. Sedangkan Bella sudah gugup setengah mati.
Lain pula dengan Arthur, yang sangat santai merangkul Bella, dia tampak memamerkan kemesraan nya pada lelaki yang menurut nya tak tau diri itu.
"Hai Anya, aku merindukan mu" Bella yang tampak gugup bingung harus menjawab apa.
Sedangkan ibu Maria yang mengerti Susana berubah menjadi canggung, hanya bisa terkekeh.
" Bagaimana kabar orang tua mu nak" tanya ibu Maria
"Mommy dan Daddy baik buk, mereka menitipkan salam untukmu" katanya. Ardan juga sangat menyayangi ibu Maria, dia begitu lembut dan sangat baik itulah kenapa Ardan selalu menghormati beliau
"Syukurlah, kalau begitu kalian mengobrol sebentar ibu ingin melihat anak anak dulu"
Sekarang hanya tinggal mereka bertiga Bella menjadi kikuk sendiri. Dia sadar sedang di perhatikan Ardan ,namun dia tak ingin mencari masalah dengan pacar manja nya itu.
"Kau tidak ingin memeluknya seperti biasa Anya" Bella mendongak kan kepalanya. Dia melihat senyum itu. Senyum yang sama seperti dulu.
"Untuk apa pacar ku memelukmu jika aku adalah tempat ternyaman nya. Bukan kah begitu sayang" Bella yang mendapati pertanyaan itu menatap Arthur, mata itu selalu memancarkan cinta untuknya.
Bella hanya mengangguk , membuat senyum kemenangan di bibir Arthur.
Sedangkan Ardan mengepalkan tangannya."Sudah lah, hentikan usaha mu memisahkan aku dan kekasih ku, kau kira aku tidak tau apa rencana mu bung"
"Apa maksud mu Arthur"tanya Bella
"Tanyakan saja pada sahabat mu itu, dia berniat memisahkan kita sayang" kata Arthur
"Ardan apa maksudnya" tanya Bella lagi
"Ikutlah bersama ku Anya, mommy dan Daddy ingin bertemu dengan mu, lalu kita akan menikah sesuai janji kita dulu. Kau tak melupakan janji mu kan" Bella hanya diam.
Arthur menggebrak meja....
"Berani sekali kau membicarakan pernikahan dengan pacarku" Arthur berdiri menarik kerah baju Ardan lalu memberinya bogem mentah.Bella terkejut mencoba memisah kan Arthur dan ardan. Namun tampak nya persaingan makin memanas kala Ardan membalas pukulan Arthur
Bella bingung cara memisahkan mereka yang tampak liar saat ini.
"Hentikan atau aku akan membenci kalian" hal itu sukses menyadarkan dua serigala liar itu.
Mereka menoleh ke arah bella."Dia yang memulai" Arthur dan Ardan mengatakan dengan serentak.
"Diam dan duduk" kali ini Bella menaikan nada suaranya.
Dia mengambil obat obatan yang sudah tersedia, lalu mengobati mereka berdua dengan bergantian
Namun hal itu malah memicu pertengkaran lagi, Arthur yang tak terima kekasih nya mengobati orang lain langsung menjadi murka.Dengan berat hati Bella meminta tolong kepada salah satu anak panti untuk mengobati Ardan, namun kini Ardan pula yang murka. Dia bersumpah akan segera merebut gadisnya kembali.
Ibu Maria yang baru datang langsung terkejut melihat ruangan yang sudah berantakan serta Arthur dan Ardan yang sudah saling terluka.
Selesai di obati Arthur dan Bella meminta izin pulang, sedangkan Ardan masih tetap ada di panti, dia ingin mengenang sedikit dengan kenangan bersama Bella.
"Kau masih mencintainya" Ardan menoleh mendapati ibu Maria di sampingnya. Dia hanya tersenyum kembali menatap fotonya dan Bella.
"Tidak ada yang berubah Bu" katanya
"Jika Bella memiliki rasa yang sama padamu, maka perjuangkan dia, namun bila dia tidak memiliki rasa Yang sama dengan mu ihklaskan dia" ibu Maria mencoba menasehati ardan. Dia meninggalkan Ardan yang merenungi ucapannya
" Apapun rasa yang di rasakan nya dia tetap milik ku" Ardan menatap foto itu dengan menyala. Seolah saat ini semangat untuk merebut Bella bekobar
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive My Arthur(Completed)✔️
Romanceaku tidak akan membiarkan mu berpaling dari ku sweetheart, kau milikku, nafas mu bahkan hidupmu milikku. ~arthur mackenzie~ dia pria gila!! aku terkurung di istana yang bernama penjara tak kasat mata. ini bukan cinta, ini obsesi memiliki ku untuk...