five

151 69 26
                                    

Luna sudah mandi dan bersiap tidur,dia malas makan malam.

"Lun, Luna....!Udah tidur dek?"
Sudah dipastikan itu suara Nathan yang memanggil-mangil namanya.

"Apa sih bang??" Jawab Luna mendekati pintu.

"Ganti baju, ikut Abang sebentar...!!"

Mobil Nathan melaju dengan kencang,ini sudah jam 9 malam.Jika orang tua mereka di rumah tentu Luna tidak akan di bolehkan keluar malam,untung seminggu ini mereka ada pekerjaan di luar kota.

Luna hannya diam di dalam mobil.Dia belum tau Nathan akan membawanya kemana.Dan melihat ekspresi Nathan sekarang ini Luna tidak berani untuk bertanya.Kalo cowok itu emosi bisa-bisa Luna kena semprot karna banyak tannya.

Kurang lebih lima belas menit,dan mereka sampai.
Luna sempat terkejut melihat tempat yang mereka datangi.
Apa maksud Natha membawa nya kesini malam-malam.

"Bang?" Tannya Luna dengan sangat hati-hati.

"Bantuin Abang bentar dek! Tadi Malvin telfon Abang, katanya Ranti mabuk berat di tempat menjijikan ini!" Jawab Nathan yang wajahnya terlihat sangat marah.

Ranti Federiksa adalah pacar Nathan sejak dua bulan lalu.Setau Luna Ranti memang bukan gadis polos bahkan bisa di bilang bukan gadis baik-baik.
Wajar saja Nathan terlihat sangat marah,dia saja belum pernah mabuk berat di club' malam seperti ini.

Mereka masuk ke club malam itu.Cahaya remang dan lampu warna warni menyambut mereka,aroma alkohol terasa sangat menyengat.

Luna sedikit malu, sepertinya Luna salah costum.Karna Nathan tidak memberi tahu akan kemana maka Luna hannya memakai kaos hitam lengan panjang dan celana baggy abu-abu.

Meluaskan pandangan untuk mencari keberadaan Ranti,ahirnya dia melihat Ranti duduk di sofa dekat kamar mandi.
"RAN....!"

"Nanti kalo pulang gue mau makan mie level pedes,gue juga mau beli boneka.Kok gue kayak terbang ya..!"

Mendengan ocehan Ranti,Luna hannya menahan tawa saja.Gadis ini kalo mabok menggelikan.

"Dek, ini kuncinya. Gue anter Ranti.Dia bawa mobil.Langsung balik hati-hati..!" Jelas Nathan ketika hendak mengendong Ranti yang sudah fly entah kemana.

"Jangan,biar Luna balik sama gue aja.Udah malem kasihan kalo pulang sendiri...!" Ujar Malvin sebelum di angukkan kepala Nathan.

Entah datang dari mana cowok itu.

Luna masih berdiri di tempat yang sama."Gue balik...!"

Nathan mencegah Luna, dengan menarik tangan Luna.
"Duduk temenin gue setengah jam lagi..! Gue mohon..!"

Luna ahirnya duduk, pas di samping Malvin karna Malvin menariknya barusan.
"Udah berapa botol?"

Malvin tersenyum, kemudian mengurut keningnya yang mulai pusing."Baru dua!"

"Kuat berapa botol,sekalian aja! Sengaja kan Lo,biar nanti gue yang anterin elo!" Sinis Luna.

"Tuh Lo tauk!" Malvin memang sengaja,karna dia sudah mulai pusing.Tidak mungkin dia pulang naik motor.Berhubung ada Nathan yang membawa Luna ya sekalian.

15 menit sudah berlalu.Malvin yang masih menikmati alkohol nya dan Luna yang setia dengan hpnya.

"Gue udah pusing..!"

Mata Luna membulat ketika kepala malvin bersandar di bahunya.Hembusan hangat nafas Malvin yang teratur itu dapat ia rasakan menyapu lehernya.

Bulu kuduk Luna berdiri.luna menarik nafas dalam untuk menyamarkan ke gugupnya.
"Vin? Pulang...!"

"JANGAN DULU,KEPALA GUE BERAT! Lagian ini belum setengah jam!" Ujarnya."Numpang pundak,ngak kuat gue!" Lanjutnya namun ingin kembali mengambil botol alkohol di meja dekatnya.

"Udah Vin,Lo udah habis tiga botol...!"
Luna mengambil botol dari tangan Malvin.

Jam sepuluh,Malvin mabuk nya makin menjadi, ahirnya Luna di bantu satpam club' itu untuk membopong Malvin kedalam mobil.

Malvin terus mengoceh hal-hal yang ngak jelas di mobil.
Sesekali dia juga mual,bahkan meremas tangan Luna.Kembali membuat Luna terkaget-kaget.

Sesekali Luna juga tertawa geli.

Luna mengarah menuju kos-kosan Malvin yang dia tahu dari Nathan, sekaligus meminta izin.Luna juga kaget bahwa Malvin tidak tinggal bersama Bu Nita ibunya.

"Vin bangun Vin,udah Sampek kos-kosan Lo...!"

Malvin membuka matanya,lalu keluar dari mobil.Namun dia masih sempoyongan dan ahirnya di bantu Luna.

"Bentar bentar,gue pengen muntah..!"
Ujarnya lalu menuju ke tanah dekat teras.

Luna yang melihatnya hanya geleng-geleng."Ngerepotin...!!!"

Limabelas menit waktu yang cukup lama untuk muntah.Wajar saja,karna Malvin menghabiskan 3 botol besar alkohol.

Luna pernah melihat Nathan mabuk dan Luna yakin abangnya hannya minum sebotol saja sudah teler.Sedangkan Malvin mampu menghabiskan tiga botol.

"Elo cantik,sayangnya galak!"

"Kunci Lo mana,ayo cepet masuk!"

Luna mengantar Nathan sampai kasur, membersihkan wajah dan baju Malvin yang kotor karna muntah tadi dengan handuk lalu menyelimutinya.
"Gue balik..!"

"Jangan Lun...!"
Cegahnya lalu menarik tangan Luna,hingga posisi Luna hampir terjungkir dengan wajah yang mendekati dada Malvin.

KOLASE FOTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang