Sembilan Belas

94 13 11
                                    

Luna sudah menunggu jemputan Nathan dari limabelas  menit lali.
Entah kemana kakak yang akan Luna sumpah serapahi jika harus membuatnya menunggu lebih lama itu.

"Hallo bang!"

"Kamu pulang sendiri ya!"
Ujar Nathan dari sambungan telfon itu.

"Lah kok gitu?"

"Iya maaf Abang lupa bilang. Tadi habis nganterin kamu Abang pergi touring sama temen-temen Abang!"
Ujarnya enteng.

"Parah ini mah! Aku ngak mau di ajak ngomong sih kalo gini! Engak mau di ajak kompromi kalo Lo bolos kayak kemaren!" Omel Luna. Bagaimana tidak, jika Nathan bilang sejak tadi pasti ia tak perlu menunggu.

"Maap lah.Ini Malvin juga ikut. Kalian jadian kan! kalo kamu marah aku tinggal bilangin papah kalo anak kecilnya pacaran!"
Belum Luna jawab sambungan sudah di putus Nathan sepihak.
Menyebalkan!

Luna cukup bisa menahan diri untuk tidak membanting hp nya itu.
Yang ingin dia banting adalah Nathan jangan sampai hp nya jadi korban.

Sekarang Luna jadi tau kalo Malvin tadi memang tidak berangkat sekolah,cuma karna ada touring motor.

Luna jadi geleng-geleng sendiri dengan kelakuan dua cowok yang kecintaan dengan motornya itu.

Dan dia sekarang tambah kesal,kenapa tidak ada ojek online dan taxi online yang bisa di pesan dengan cepat.

Dia mendapatkan ojek online,tapi sepertinya dia harus menunggu lebih lama lagi.
"Huffff sabar sabar!" Ucapnya menghela nafas sambil mengelus dada.

Jangan sampai dia mengabsen nama-nama hewan karna Abang laknat itu.

Luna menoleh ke kanan.
"Siapa dah!" Celetuknya.

Mobil kuning itu berenti di depannya.Kemudian membuka kaca.

"Nunggu sipa Lun! Nathan?"
Iya itu Nasya, OSIS kls 11.
Wajar jika Nasya kenal dengan Nathan,sebab abangnya itu cukup populer bahkan di sekolahannya.

"Awalnya gitu kak,tapi sekarang nunggu ojol!"

"Bareng aku aja, sekalian aku pengen cerita!"ajak Nasya.

Luna sedikit berfikir,lebih baik ikut Nasya dari pada harus menunggu lebih lama lagi.

"Yaudah deh kak, makasih ya!"

*****

Mereka semua memilih menepi dulu,karna ada warung kopi terkenal di sana.

Setelah memarkirkan motor, Malvin dan Nathan ikut memesan kopi dan ikut bergabung dengan teman-temannya.

Di sini mereka ikut short touring bersama Pak Hasan,teman ayah Nathan yang mengurus dojo.
Tapi kalo di luar tempat kerja sering mereka pangil Bang Hasan.

"Lo ngak bilang Luna lo ikut touring?"

Malvin menggeleng sambil memutar cangkir kopi panas.

"Kalo gue bilang nanti gue ngk jadi ikut!" Ujarnya.
"Lagian Lo udah bilang juga tadi!"

"Ah gue kira Lo udah cerita!"
Sebenarnya Nathan tau benar jika Malvin cerita pasti tidak di perbolehkan Luna sebab Sekolahan Malvin ketat.Tidak seperti sekolahan Nathan.

Dia juga tau jika sebenarnya Luna menyayangi Malvin hanya saja gengsi atau mungkin belom menyadari.

*****

Luna dan Nasya sejak tadi hanya membahas prihal OSIS.Nasya bingung harus memulai dari mana.

"Emm Lun! Lo sama Malvin gimana?"

Luna jadi merasa Aneh, kenapa  semua menanyakan hal yang sama.
"Baik kak!" jawabannya.

"Gue dulu pernah gagal lakuin tugas ini.Sempet kecewa sama diri sendiri gitu.Gue harap kali ini Lo berhasil Lun.Dari pengalaman dulu,pesen gue jangan munafikin hati!"

Luna tak paham, sungguh pesan kiasan macam apa itu.
"Munafikin hati?"

"Iya! Gue lihat kalian makin deket.Ngak lama tugas ini pasti akan masuk ke ranah pribadi Lo! Lakuin yang hati Lo mau jangan cuma logika sama obseni Lo minta"
Ujar Nasya.

Nasya sengaja tidak cerita terus terang apa maksudnya.Sebab ingin Luna memikirkan ini sebagai pembelajaran.

Hallo semua!!🖐️semoga semakin ke inti cerita semakin pada penasaran ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hallo semua!!🖐️
semoga semakin ke inti cerita semakin pada penasaran ya.Aku berharap kalian suka,aku akan menerima semua kritik dan saran. Terimakasih banyak sudah mau baca sampai BAB INI
Aku berterimakasih banget🙏.

Oh iya kalo bukan Malvin yang cemburu lihat Luna sama Rizal siapa dong???🤣🤣

KOLASE FOTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang