six

144 68 6
                                    

Sudah dua hari Luna tidak melihat Malvin sejak kejadian kali itu.
Ada rasa yang sulit di jelaskan.Seperti khawatir,namun Luna selalu menepisnya.
Dia selalu menganggap bahwa dia hanya menjalankan tugas dari Bu Nita bukan sedang menjalankan kehendak hati nuraninya.

Pelajaran hari ini cukup membuatnya pusing,Biologi, matematika peminatan, dan kimia.

Setelah jam pelajaran selesai Luna langsung menuju keruang OSIS.

Hari ini memang ada pembahasan untuk acara
LAKSANA SEPEKTAKULER.
Acara untuk merayakan ulang tahun SMA Laksana.

Luna duduk di bangku depan bagian para ketua dan jejeran.Tepatnya duduk di dekat Rizal,ketuanya yang selalu terlihat sempurna di mata Luna .

"Gini pak kita akan buat acara seperti tahun sebelumnya,kita akan ganti tema dan menambah kan spot foto.Untuk pengisi acara juga dari siswa-siswi SMA Laksana !"jelas Natasya.

Pak gandi selaku pembina OSIS terlihat puas dengan proposal yang di buat OSIS."Ada saran atau masih ada yang ingin di tannyakan?"

Gesya mengangkat tangannya.
"Pak bagaimana kalo MC kita beri pelatihan.Dan pengisi acara kita seleksi , jadi nanti yang tampil memang benar-benar berkualitas!"

"Ide yang bagus itu,nanti saya cari guru pembimbing latihannya.Segera siapkan angaran dananya!"

Bu Nita,yang duduk di sebelah pan Gunawan,pembina OSIS hannya diam saja dari tadi.Seperti sedang gelisah.

"Iya pak segera kami selesaikan tugas kami!" Jawab Rizal.

"Saya percaya dengan kalian,Bu Nita ada yang ingin di tambah kan?"

Luna bisa melihat Bu Nita sedikit kaget seperti baru tersadar dari lamunan karna pertanyaan pak Gunawan tadi.
"Ohh, ngak pak saya percaya anak-anak dapat mengurusnya dengan baik!"

Jam setengah lima sore, rapat di tutup.Luna turun dari aula yang berada di lantai atas tersebut.
Kaki jenjangnya terhenti melihat matahari yang mulai terbenam.Pasti indah di foto dari atas.Lalu dia kembali naik ke atas.

Matahari yang setengah nya sudah tertutup oleh atap sekolah berhasil dia abadikan.

"Nak Luna !"

Luna tersenyum melihat siapa yang menyapanya."Iya Bu Nita!"

Luna hannya mengangguk mengerti dengan yang di jelaskan oleh Bu Nita.ternyata ini yang membuat kepala sekolah nya gelisah.

"Iya Bu,akan saya kabari nanti!"

Mobil putih milik Luna sudah Berhenti di depan kos Malvin.

"Vin...!"
Luna langsung masuk melihat pintu yang tidak tertutup.

Luna tersenyum melihat rahang kuat itu,melihat nafas beraturan dan lelapnya Malvin yang sedang tidur di sofa itu.

"Ini rumah kayak kapal pecah gini..!"
Ujarnya.

"Vin bangun Vin!"
Luna kaget ketika tangannya menyentuh lengan Malvin .

"Vin lo sakit?"

Yang di bangun kan akhirnya mulai membuka matanya."Hem... Luna, ngapain Lo kesini?"tannyanya kemudian membenarkan posisinya menjadi duduk.

"lo demam badan lo panas banget..!"
Ujar Luna.

Malvin tertawa melihat ekspresi Luna yang sangat khawatir seperti itu.
"Berasa di khawatir'in pacar?"

"Apa loo bilang tadi..!"

"Cantik-cantik Bolot, duduk gue ambilin minum!"
Ujarnya lalu berdiri.

"Ngak usah,mending lo lanjutin tidur pindah kamar.GWS gue pulang aja!"pamitnya lalu mendorong pelan  Malvin ke kamarnya.

"Awww sakit anjir!" Bentak Malvin

KOLASE FOTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang