delapan

115 52 10
                                    


***

Dua hari ini Luna sangat sibuk.Beberapa hari lagi pensi sudah akan di mulai.

Perkataan Malvin dua hari lalu memang sangat menyinggung hatinya,dia sebenarnya sangat khawatir dengan cowok itu. Di tambah lagi Malvin tak kunjung masuk sekolah.
"Setidaknya Bu Nita sudah tahu!" Gumamnya menuju ruangan kelas.

Baru dua langkah masuk kelas Luna sudah menutup matanya jengah.Lantunan lagu kokobob sudah mengema di dalam kelas ditambah teman sekelasnya, Delisa menari-nari ala Korea.

"Ini jam literasi bukan jam karaoke!" Ujarnya dengan menahan tawa ketika dia sudah menganti lagu tersebut dengan lantunan nama suci Allah.

Satu kelas ikut tertawa melihat Delisa yang tiba-tiba berhenti bernyanyi dan menunjukkan ekspresi lucu sehingga bibirnya dapat dikuncir.

"Ada-ada aja Lo!"

"Habisan, gue yang pusing ini masuk kelas di sambut lagu yang gue ngak tau artinya apa gitu!" Jawabnya.

"Nanti sibuk ngak,gue rindu kekantin bareng Lo!"

Lanjut meta yang di balas rangkulan oleh Luna."tlaktiran ya..!"

***
  Mereka menuju kantin dengan riang gembira.Setelah matapelajaran PPKN dengan guru yang suka bercanda itu pasti mereka senang.

Luna,meta dan Delisa memilih duduk tepat di depan sten makanan agar mudah memesan.
"Lo pesen apa Lun?"

"Gue terserah yang bayar aja deh!!"jawabnya.

Delisa menatap curiga Meta."Traktiran?"

"Enggak kok,gue punnya utang sama Luna..!"kelak Meta.

Luna hanya menahan tawanya.

Tak beberapa lama pesanan datang dan mereka memakannya.

"Gue mau cerita tapi jangan pada ember..!" Luna memelankan suaranya.

"Iya iya,cerita apa sih emang rahasia banget!"

"Gue kan pernah bilang ke kalian,gue dapet tugas dari KEPSEK buat  jadi penanggung jawabnya Malvin kan?"

Meta dan Delisa mengangguk.
"Iya terus?"

"Gue udah dua kali ke tempatnya Malvin,dan Malvin itu anaknya KEPSEK, Bu Nita!" Jelasnya.

"Seriusan Bu Nita punnya anak kayak Malvin, emang ganteng sih,tapikan kelakuannya minus..!"Kaget Delisa tak percaya.

Berbeda dengan Meta yang sebenarnya sudah mengetahui ini sebelumnya."Sebenarnya gue udah tau.Dulu guekan sekelas sama dia,tapi setau gue dia ngak pernah anggap orang tuanya ada, terutama ibunya!"

"Maksudnya?"

"Gini Lun.Dari dulu yang ambil rapot Malvin selalu Ayahnya, dan dia paling ngak suka kalo di tannya tentang bu Nita,ibunya.Setau gue mereka udah cerai dua tahun lalu.Lagian ngapain Lo ketempat Malvin?"

"Kalo itu rahasia!! intinya gue mau akrap sama dia biar gampang ngawasin nya!"

*****

Cowok itu merapikan rambutnya setelah jam pelajaran olahraga selesai.Dia sadar sedari tadi ada yang memperhatikan nya dari ruangan kepala sekolah,ibunya sendiri.

Malvin tidak pernah peduli, dia merasa lelah ditambah lukanya yang baru sembuh itu.

****
Dia sadar banyak mata di kantin tertuju padanya, terutama para kaum hawa.

"Kayak artis aja Lo broo, pada liatin Lo gitu amat..!" Sambar Dito tanpa di gubris Malvin yang menuju stan makanan untuk memesan.

Dia melihat mata itu,mata yang beberapa hari ini tak dilihat.Luna  yang sepertinya sedang berbicara serius dengan teman-teman nya.

"Vin,Lo pesen aja dulu gue mau ke Meta!"Ujar Dito dengan ekspresi senang.
Dito dulu juga satu sekolahan dengan Malvin dan Meta.Sejak SMP dia sudah menyukai cewek galak itu.

KOLASE FOTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang