sebelas

99 48 2
                                    

Luna mengusap air matanya,dia terus mengingat ucapan Malvin  di gerbang belakang tadi.kenapa dia harus merasa sakit dengan
ucapan Malvin? Dia merutuki dirinya yang dengan mudah menaruh rasa kepada cowok brengsek itu.

Dia sangat amat khawatir dengan Nathan juga Malvin.Tidak ada yang salah dengan ucapannya bahkan dia bujuk Malvin dengan baik-baik.

Jika Malvin tidak suka dengan cara Luna,mungkin Luna harus memakai cara lamanya dan melupakan rasa ini jauh-jauh.

"Tenang Lun!"gumamnya

Luna beranjak pulang meninggalkan sekolah setelah mendengar tawuran sudah selesai dan jalan kembali aman.
Bahkan di parkiran motor Malvin juga sudah tidak ada.

"Luna ...!"
Luna menoleh.

"Kak Rizal! Iya kak kenapa?"jawabnya berusaha tersenyum .

"Ayo aku ikutin dari belakang pakek motor.Jalan belum seratus persen aman,buat jaga-jaga aja..!" Jelas Rizal.

Rizal memang baik dengan dia,karna  dengan siapapun Rizal memang selalu baik."Ngak usah repot-repot kak,nanti kak Rizal bolak-balik jadinya kan!"

"Kalo gitu kamu sekarang masuk mobil,ini perintah!"

Mobil Luna dengan kecepatan sedang menuju rumah.Sesekali Luna menatap arah sepion melihat Rizal .
Tak butuh waktu lama mereka sampai.Luna turun dan menghampiri Rizal.
"Terimakasih kak!" Ujarnya penuh hormat kepada ketuanya itu.

Rizal puter balik meng'klakson  motornya laku pergi meninggalkan halaman rumah Luna.

Ketika ingin masuk,Luna  kaget.Dia membulatkan matanya melihat motor Malvin terparkir di depan rumahnya dengan beberapa motor lain.Artinya  cowok itu ada di dalam sekarang.
"Inget lun jangan baperan!"

Luna masuk dengan berusaha santai kedalam rumah mewahnya itu, seolah-olah tak pernah terjadi apa-apa.
"Asallamualaikum!"

Semua yang sedang duduk di ruang tamu bersama Nathan melihat kearah Luna untuk menjawab salam,termasuk Malvin.

Nathan yang sepertinya dari dapur ikut duduk kembali dengan teman-temannya.
"Tadi suara motor siapa dek?" Tannya Nathan.

"Rizal bang temenku!" Jawabnya tanpa menghentikan jalannya ke arah kamar.

Luna menaiki anak lantai dengan berusaha santai,dia sadar Malvin sejak tadi tidak mengalihkan pandangannya kearah Luna.

Didalam hati Luna bersyukur, walau hatinya sakit setidaknya Nathan dan Malvin baik-baik saja.

Luna membanting tubuhnya ke kasur king size itu.Dia hanya inggin menenangkan dirinya.Dia tidak boleh lemah,dia harus kembali menjadi Luna yang ceria.

Suara musik dari ponselnya menggema di seluruh bagian kamar ini.Tak peduli apakah Nathan, Malvin dan temannya  diluar sana mendengar atau tidak.

Lagu Dance Monkey (tones and I)
Hingga lagu I'm mess

Membuat dirinya terlelap.

KOLASE FOTOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang