Ketauan Mikirin

12 4 0
                                    

Gelap. Hanya itu yang bisa dideskripsikan. Sunyi. Yang terdegar hanya isakan tangis seorang wanita, Didalam sebuah sel tahanan.

"Senja, tunggu aku. Aku pasti akan menjemputmu." Ujarnya. Suaranya seperti mengambarkan bahwa ia tengah membenci seseorang.

Ia berdiri, memegang erat besi sel, terasa seperti ada aliran listrik yang menyengat telapak tangannya. Tapi ia tak menghiraukan, menggenggam erat pada besi lalu

Trak

Besi itu patah. jika difikir secara logika, manusia mana yang dapat mematahkan besi setebal itu? Ia berjalan ke luar sel itu. Dia menyeringai bagaikan iblis.

Duarr

"Merepotkan" ujar seorang pria dari atas. Dia mengulurkan tangannya dan langsung di sambut oleh perempuan itu.

.
.
.

"Huft, akhirnya aku bisa keluar dari dalam sel itu. Kau tahu berasa di dalam sebuah penjara" ujar Sandra.

"Itu memang sebuah penjara bodoh" ujar Edmun sambil memutar bola matanya kesal.

"Ah, aku tidak peduli. Masa bodo dengan semua itu yang penting aku bebas. Oh, ya kita mau kemana?" Tanyanya. Ya, mereka hanya berjalan-jalan tanpa tujuan yang jelas.

Gimana sih kok jalan gak ada tujuannya gini? Gimana mau membangun rumah tangga kalau jalan juga gak ada tujuannya gini. Mungkin hidupnya tidak punya tujuan kali ya? Batin Sandra

"Kita akan pergi mencari 5 kunci untuk membuka pintu menuju dunia cermin."

Dunia cermin? Dunia macam apa itu?.

"Untuk apa kita ke sana?" Tanya Sandra pada Edmun.

"Kita akan membebaskan Ratu Bulbul." Jaabnya.

"Tapi, ku kira kau dipihak penyihir putih" sambil menatapnya.

"Tidak"

Jdar

Suara petir saling bersusulan. Kilatan-kilatan biru terang terlihat jelas di langit. Tanah-tanah seperti bergerak, angin benghembus kencang, hujan turun dari langit dengan deras, tanah retak dan terbelah. Kami terjatuh, dan parahnya di bawah sudah ada lava yang siap membakar mereka hidup-hidup. Sial.

.
.
.

Matanya mengerjap beberapa kali. Samat-samar Sandra mendengar suara pria yang memanggil namanya. Edmun, dia terus memanggilananya, wajahnya terpancar rasa kekhawatiran.

"Kau tidak apa-apa kan?" Tanya Edmun pada Sandra. Sandra hanya membalas dengan anggukan kecil.

"Kalau kau sudah lebih baik, kita akan melanjutkan perjalanan menuju gerbang pertama." Ujarnya.

"Tunggu! Untuk apa kau membantu kami? Bukankah kau berada dipihak penyihir putih itu?" Tanya Sandra.

"Aku tidak membantu kalian. Dan aku tidak berada di pihak penyihir putih, aku memang potongan dari kekuatannya, tapi aku sudah muak dengan sikapnya. Aku sudah membuat janji pada Ratu Bulbul untuk membebaskannya." Jawab Edmun dengan muka datarnya.

ArkasienaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang