Aku tidak lemah!2

10 3 0
                                        


Matanya mengerjap-ngerjap beberapa kali hingga dia membuka matanya penuh. Dia menatap langit-langit kamar, termenung sendirian. Tak lama pintu terbuka yang menampakan seorang gadis cantik dengan rambut hitam panjangnya. Gadis itu mendekat ke arah sahabatnya yang tengah berbaring tak berdaya.

"Sandra udah mendingan belum?" Tanyanya pada wanita yang tengah berbaring. Tapi, wanita itu tidak menjawab, melirik sedikit pun tidak. Merasa enggan menjawab Sandra membalikan tibuhnya membelakangi Senja yang tengah menatapnya sendu.

"San, aku minta maaf karena aku, kamu jadi kayak gini" ujar Senja sambil membalikan tubuh temannya dan memegang erat tangannya.

"Huft" tersengah helaan nafas dari bibir pink nan tebal milik Sandra. "Aku tau ini bukan ke mauan mu. Dan aku juga tau mengapa aku datang kedunia ini. Jadi kumohon jangan bersedih, aku tak apa-apa. Jadi, ayo kita jalani hidup ini!" Ujar Sandra sambil tersenyum tulus pada Senja yang sekarang tengah menangis bahagia.

"M, ayo!"

"Ehm" terdengar suara dari arah belakang. Ah, ternyata itu Tea, Gween, dan Michral. "Kalian pasti lapar kan? Ayo kita berburu!" Ajak Tea sembari merentangkan tangannya ke atas.

"Ayo!!!" Seru semua.

.
.
.

Cras

Wush

Bug

Brak

Disini, Senja, Sandra dkk sedang berburu. Mereka berburu Nacy. Nasy adalah hewan yang menyerupai babi hutan, memiliki tanduk-tanduk kecil di kepala, dan ekor seperti kalajengking.

Tea sedang berkonsentrasi untuk menjatuhkan Nasy yang tingginya 5 kaki dengan rambutnya. Rambur-rambut yang panjang dan kuat itu terus keluar dari telapak tangan Tea. Kekuatan Tea benar-benar aneh. Gween dan Michral sekarang tengah mencambuk Nasy dengan cambuknya. Karena mereka bertubuh sama dengan dua kepala jadi mereka mudah untuk menghindar karena memiliki 4 mata. Sedangkan Senja sedang menembak Nasy dengan ranting pohon yang tajam secara bertubi-tibi. Dan Sandra, mungkin dia melawan paling depan dengan jurus silat dan karatenya. Mereka terus berusaha hingga

Bruk

Nasy itu terjatuh karena tersanjung salah satu rambut Tea yang ada di bawah. "Akhirnya" ucap mereka bersama sama.

.
.
.

Api unggun itu menyala. Api yang dikeluarkan begitu besar. Daging Nasy yang bereka tangkap akhirnya bisa mereka makan dengan bumbu seadanya.

"Ehm" Senja mulai bosan dengan situasi canggung seperti ini. "Kenapa kalian memiliki kekuatan? Apakah semua yang ada disini punya kekuatan seperti kalian?" Tanyanya bertubi-tubi.

"Hei, tenanglah dulu! Apakah kau tidak bisa melihat kalau kita ini sedang makan?" Ujar Gween.

"Ah, jika kau menyebut itu kekuatan silahkan saja. Tapi kami menyebutnya kutukan" kata Michral yang sudah selesai makan.

"Kutukan? Kenapa?" Sekarang Sandralah yang bertanyan.

"Jadi, pada suatu hari hiduplah 1 penyihir kejam dari kerajaan timur. Dia sangat kejam. Semua orang tunduk padanya, jika tidak tunduk maka orang itu akan dihukum" ucapan Tea menggantung, butiran-butiran cairan bening turun dari matanya. "Bahkan sahabatnya sendiri" lanjutnya.

"Dan kami dihukum karena tidak mematuhi pertintahnya" ucap Michral sambil menunduk.

"Seperti aku dan Michral, kami dikutuk akan satu tubuh sampai kutukannya hilang. Dan Tea, dulu dia memiliki rambut yang indah, sehingga banyak yang iri dengannya. Karena dia tidak tunduk pada penyihir kejam itu, jadi penyihir itu mengutuknya, setiap malam dia akan merasakan sakit ditubuhnya, dia juga bisa mengeluarkan rambur dari tubuhnya. Dia juga memiliki kelemahan dan kelebihan. Seperti dia tidak akan sakit ketika tubuhnya di serang, bahkan jika robekpun akan sembuh dengan sendirinya. Tapi jika serangannya berhasil mengenai rambutnya atau sampai rontok, itu akan membuat Tea kesakitan 10 kali lipat dari luka di tubuh.

"Ah, jadi setiap kutukan memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing ya?" Tanya Senja

"Hm, ya begitulah" jawab Gween."dan kalian berdua harus menolong kami untuk membunuh penyihir jahad itu." Lanjutnya.

"Ah, baiklah. Ayo kita hancurkan penyihir kejam itu dan membebaskan rakyat dari penyihir itu!" Ujar Sandra semangat lalu diangguki ria oleh teman-temannya.

Wush

Senja POV

Wush

Angin bertiup kenjang membuat dedaunan disekitar terbang kemana-mana. Munculah sosok seorang perempuan membaa kipas besar berwarna emas. Tunggu! Sepertinya aku pernah melihat wanita itu, tapi dimana? Ah, ya dia adalah Audrhey, tapi, kurasa itu hanya mimpi ternyata bukan. Dia menyeringai lebar kearah ku. Dia melompat, berguling, dan membuka kipas besarnya dan

Wush

Semua orang terlempar jauh. tinggal aku disini, karena aku menabrak pohon. Wanita itu mendekat, tunggu! Dimimpikukan dia sudah dipenggal kepalanya oleh seorang pria. Apakah kejadian itu akan terulang lagi?

"Kau takut eoh?" Tanyanya menatapku jijik. "Sudah kuduga bahwa kau itu lemah. Lalu buat apa ratu ingin aku membawamu ke Akana?" Monolognya.

"Ku ingatkan sekali lagi, kalau aku tidak lemah dasar bodoh!" Ucapku seperti menantang.

"Ah, berani juga nyalimu" ujarnya tersenyum meremehkanku.

"Kalau begitu ayo kita bertarung!" Ajak ku. Bilang saja aku sudah gila!

Wush

Dia melemparku dengan anginnya yang berasal dari kipasnya.

Bug

Tubuhku menghantam pohon lagi. Belum apa-apa tubuhku sudah sakit saja. Posisinya aku ada diatas pohon. Aku meloncat kearahnya, tidak aku meloncat kebelakangnya. Aku berputar lalu menendang, tapi dia sudah menahan tendanganku dengan kipas besarnya. Dia mengayumkan kipasnya ke atas sehingga tubuhu terpental ke langit. Tak mau kalah, aku berlari ke arahnya, menyerang bertubi-tubi. Ku rasa di lengah di belakang, jadi aku berlari ke belakangnya dengan cepat lalu aku tendang punggungnya dengan kaki kananku, kaki kiriku ku taruh di leher depannya dan

Bruk

Aku membantingnya dengan kaki kiriku yang berada di lehernya. Sekarang aku sedang berada diatasnya, menatapnya tajam setajam silet. Ku ambil alih kipas yang ada ditangannya dengan paksa karena dia sudah tidak berdaya lagi.

"Sekarang siapa yang lemah, hm?" Tanyaku meremehkan.

"Awas kau aku tak akan memaafkanmu dasar sialan!" Makinya didepan wajahku.

"Maaf, tapi kurasa kita tidak akan pernah bertemu lagi" aku mengambil ancang ancang dan

Dug

Kepalanya terpisah dari tubuhnya. Kulitnya mengeriput seperti nenek-nenek. Kelopak matanya terbuka, tapi bagai mana bisa? dia tersenyum dan berkata "asal kau tahu saja, aku memiliki 9 nyawa" kkkatanya. Dia seperti seekor kucing.

.
.
.

Hola!!! Yes gk da yang baca! Sedih akutuh.hz hz hz

Segu gak? Gak kan? Ngaku aja deh-_-

Dah ah bye bye author mau pulang ke bumi dulu kan tadi authornya ada di Arkasiena, lagi syuting bikin film. Hohoho.

Authornya halu- readers
Sa bodo teink ah- author

ArkasienaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang