Kring kringSenja POV
Akhirnya, bunyi yang kutunggu-tunggu akhirnya datang. Terlepas sudah aku dari siksaan angka-angka dan rumus itu.
Aku segera bergegas merapihkan buku-buku dan langsung pergi ke kantin. Tadinya aku ingin mengajak Sandra, tapi melihatnya sedang berkonsentrasi dengan tugas tambahan yang diberikan Pak Isman (guru matematika) karena ia tak pernah diam saat pelajaran, aku merasa kasihan. Jadi aku ke kantin hanya seorang diri.Aku sudah berada dikantin. Berisik dan ramai, itulah yang aku tak suka dari tempat ini. Walau aku tak suka, tapi aku harus tetap kesini untuk mengisi perutku yang kosong. Aku melihat ke sekeliling, ternyata meja-mejanya sudah penuh. Hah, sia-sia saja aku kekantin.
"Hei, Senja!" Teriak seseorang dari arah belakang dengan suara yang keras, sehingga orang-orang yang ada disekitarnya menengok ke arahnya termasuk aku juga tentunya.
Ok, sekarang aku akan tarik kembali kata-kataku tentang aku yang sia-sia datang ke kantin. Karena tepat di depan, ada Fajar sepupu. Ia menatapku sambil merentangkan tangannya. Dia pikir aku akan mau memeluknya, begitu?
Ku langkahkan kakiku menuju meja Fajar. Aku terus mendekat, sedikit-sedikit ku rentangkan tanganku agar seperti ingin memeluknya. Sedikit, dan
Fust
Aku tidak memeluknya, justru aku berputar sambil membungkukan badan agar aku bisa menghindar darinya. Dan setelah itu tentusaja aku duduk.
Dan Fajar hanya memandangku-_- hihihi, kegeeran banget dia itu. Siapa juga yang ingin memeluknya.
"Kau tahu, jika kau bukan sepupuku aku akan bunuh kau sekarang juga" ujar Fajar sambil berkacak pinggang. Terserahlah yang penting perutku yang mengomel bisa diam.
"Hm, semerdeka kau sajah" ujarku malas.
"Hei, Fajar. Mengapa kau tak mengajakku?" Ujar seseorang sambil berjalan ke arah kami.
"Kau ini kenapa Ver? Datang-datang sudah marah-marah tak jelas" tanya Fajar sambil menaikan sebelah alisnya.
"Huft, terserah" kalian tahu, yang datang itu adalah Vernon, gebetanku sejak kelas 10. Dia adalah teman Fajar. Dia kakak kelas yang tampan, meskipun sedikit nakal.
Deg deg deg deg
Jantungku berdetak 2x lebih cepat. Pipiku memanas saat melihatnya. Inilah resikonya saat aku bertemu dengannya. Ouh, dia sangat tampan. Dengan baju olahraga, rambut acak-acak dan sedikit basah karna keringat membuatnya sangat tampan.
"Yasudah, hei Senja kau mau makan apa?" Tanya Fajar padaku.
"Ehm, terserah" jawabku malu-mau.
"Huft, baiklah" Fajar memang sudah biasa meluhatku seperti ini karena ia sudah tahu bahwa aku menyukai temannya. Aku selalu curhat padanya dan ia juga curhat padaku karena dia menyukai teman sekelasku yang bernama Ana.
Kak Vernon duduk di sebrang ku. Ku lihat dia yang sekarang sedang melihat ke samping memerhatikan taman sekolah kami. Ia menoleh, mungkin karena ia sadar kalau aku memperhatikannya.
Dia menaikan sebelah alisnya sambil menyenderkan punggungnya dan berkata "apa?"
"Ti..tidak" ucapku membuang muka ke samping.
"Kau tahu, pipimu memerah. Jika kau sakit aku bisa bilang ke Fajar" ujarnya. Dia menghawatirkanku?
"Aku baik-baik saja kok" jawabku. Padahal jantungku sedang tidak baik-baik saja sekarang.
"Senjaa!!!" Teriak Sandra sambil berlari ke arah ku. Kurasa gadis itu cacat. Kenapa? Karena dia tidak memiliki urat malu.
"Malu-maluin aja" omelku. Tapi Sandra tetaplah Sandra. Gadis tomboy, pemalas, keras kepala, salah satu pembuat onar di sekolah, salah satu anak genk motor terkenal di sekolah. Dan lebih parahnya lagi akupun seperti itu. Hihihi...

KAMU SEDANG MEMBACA
Arkasiena
FantasiSemua berawal dari seorang nenek yang memberikan Senja sebuah cermin berbentuk hati yang sangat indah. Dimana ia terdorong oleh sebuah pintu WC, yang menyebabkan dirinya masuk ke dalam cermin dan terjatuh dari ketinggian 100KM "Aaaarrrrgggghhh... Ba...