Bingung

10 3 0
                                    


Semua warga berkumpul memandang heran dua wanita di hadapan mereka. Wanita itu adalah Yumi dan Senja. Mereka sudah tahu itu Yumi, penyelamat mereka. Tapi Senja? Sangat asing sekali.

"Aku tahu kalian pasti memiliki banyak pertanyaan mengapa aku mengumpulkan kalian disini. Aku mengumpulkan kalian disini untuk menyampaikan berita buruk." Ujar Yumi berteriak karena asti tidak akan terdengar jika hanya berbicara biasa. Lebih dari 2.000 jiwa yang ada disini. Dari yang hanya manusia biasa sampai manusia yang terkena kutukan dan mempunyai kekuatan murni. Berita buruk apa? Apakah ada berita buruk selain hidupnya penyihir putih? Batin warga.

"Ok kalian pasti bertanya-tanya kan siapa aku?" Tanya Senja. "Aku adalah Natasya Senjarina Purnama seorang manusia biasa dari dunia lain yang terjebak di Arkasiena. Aku disini dan temanku Sandra yang aku saja tak tahu keberadaannya berniat untuk membunuh penyihir putih agar kami bisa kembali ke dunia kami" ujar Senja panjang lebar. Semua orang bertanya-tanya. Dunia lain? Dunia seperti apakah itu?

"Jadi mohon bantuannya. Kabar buruknya penyihir putih meminta berperah besok" ujar Senja memelan kan suaranya. Berisik, tempat markas rahasia Yumi jadi berisik.

"Mengapa bisa jadi seperti ini?"

"Ah aku tidak percaya dengan semua ini"

"Penyihir sialan"

Kira-kira begitulah ucapan yang dilontarkan.

"Aku hanya ingin kalian ikut berperang. Aku tahu kalian tidak bisa bertarung. Tapi berjuanglah sedikit untuk dunia Arkasiena" ucap Yumi dengan wajah sedih. "Aku tahu, kalian pasti tidak menyetujui. Tapi aku ingin bertanya. Siapa yang akan ikut bersama kami untuk melawan penyihir putih" lanjut Yumi. Hening. Beberapa detik kemudian.

"Saya" ujra seorang nenek. Hey bukankah dia nenek2 yang bisa berubah menjadi kelinci? Ah ternyata besar juga nyalinya ingin ikut berperang. Pikir Senja.

"Ada lagi?" Tanya Senja. Tak diduga mereka semua mengacungkan tangannya. Senyum mulai merekah di wajah Yumi.

.
.
.

Para remaja hingga dewasa sedang bersiap mempersiapkan senjata yang ada atau membuat sendiri. Ibu-ibu dan anak-anak berlindung di dalam markas. Yumi sudah siap dengan balutan baju ketat berwarna gelap senada dengan rambutnya. Beribu anak padah ia bagikan. Pedang berlapis keristal ungu ia bawa di punggungnya. Sama halnya dengan Yumi senjapun tak mau kalah. Gulungan besar berisi beribu pisau didalamnya telah ia bawa. Pakaian khas seorang pendekar melekat di tubuhnya. Walaupin besi-besi ditubuhnya sangat amat berat, tapi Senja tidak memperdulikannya. Ini saatnya dia menunjukan bahwa dia bisa.

Senja berjalan melihat para warga yang tengah berlatih dan membuat senjata. Matanya tertuju kepada wanita muda cantik tengah melatih dirinya menggunakan pedang buatannya sendiri.

"Pedang yang bagus" puji Senja. Gadi itu menoleh.

"Benarkah?"

"Tentu boleh aku pinjam sebentar?" Tanya senja yang langsung dijawab anggukan oleh gadis itu. Senja mengambil pedang ditangan gadis itu. Lalu mengayun dengan lihai. Tak sia-sia Senja berlatih berbagai ilmu bela diri dan ikut salah satu geng terkenal di daerahnya. Ternyata ada gunanya juga ya?

"Pedang yang bagus. Tidak berat dan juga tajam. Pasti mereka yang terkena pedang ini akan kedakitan ya?" Ujar Senja sembari terkekeh. "Ku rasa kau harus membawa minuman keras yang ada dipojok ruangan" saran Senja. Ah bahkan Senja pun tak tahu kenapa dia menyuruh seperti itu.

Gadis itu menatapnya bingung. Tapi dia melakukan yyang tadi disuruh senja. Oh wahai gadis polosssssssssss!!!!!

.
.
.

ArkasienaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang