à suivre

53 27 1
                                    

Jangan lupa vote dan komen

Happy Reading:")

Rasanya aku ingin menenggelamkan diri ke lautan, atau menghilang saja dari muka bumi ini. Karena tak ingin lagi bertemu dengan pria menyebalkan itu. Kejadian tadi siang terus saja terngiang di kepalaku. Sepanjang perjalanan pulang, aku hanya diam dan memilih melihat padatnya kota jakarta. Dia mengantarku pulang sampai didepan kosan, hanya mengandalkan  arahan singkatku saja.

   "Woy, ngelamun aja lo. Kesambet baru tau rasa"

Aku terperanjat kaget karena hentakan tangan dipundak dan suara Arfi yang cempreng. Untung saja tidak memiliki riwayat penyakit jantung, mungkin aja aku akan terkena serangan jantung sekarang ini. batinku seraya mengelus dada dan melirik tajam ke arah Arfi.

Arfi adalah sahabatku dari SMP. Kita dulu satu kelas, dan berlanjut ke SMA pun masih satu kelas dengannya. Tetapi ketika memasuki perkuliahan, kita mengambil jurusan yang berbeda. Dan di pertemuan kembali  di dunia pekerjaan. Tapi dia beda departemen denganku. Arfi di bagian departemen percetakan, sebagai adminnya.
Walaupun satu gedung, kita jarang sekali bertemu, paling-paling main ke antar kos.

Dengan tawa terbahak-bahak, Arfi bergabung denganku di atas ranjang. Aku hanya memutar bola mataku malas. Dia tidak akan berhenti kalau sudah tertawa terpingkal-pingkal seperti ini.

   " Ada apa datang kesini Ar" Aku memperingatinya untuk berhenti tertawa.

   "Gue sampai lupa. Katanya lu mau menggarap novel besar, bener vi?"

Tanyanya dengan keingin tauan yang besar. Dia memanggilku dengan nama kecil. Kalau sedang di kampung halaman, aku sering di panggil dengan nama belakang saja.

   " Yah, gitulah. gimana lo tau soal itu?" Aku memincingkan mataku penasaran.

   "Gue tadi pas pulang gak sengaja ketemu sama si panda, eh pas aku nanyain elu, dia bilang lagi ngerjain tugas besar. Pas gue nanya tugas apa, dia ga tau juga. Makanya gue kesini mau nanya itu" Paparnya meyakinkan.

   "Si fanda tau darimana kalau gue jad_ ah, maksudku menggarap novel besar itu"

   " Katanya si panda, tadi pada nanyain lu. Abis istirahat kok ga balik-balik. Kirain elunya kenapa-napa gitu. Eh kata Bu Ratu lu lagi tugas keluar " Ucpanya seraya mengedipkan sebelah matanya.

  "Ah a_ tadi gue harus nemuin penulisnya, tapi penulisnya minta ketemu di luar kantor aja. Yah gue ijinlah sama mamih" Alibi yang pintar Hana.

  "Ohh, emng siapa sih penulisnya. dia terkenal banget Vi? Cowo apa cewe? Apa gue kenal sama penulisnya Vi?"

   "Yaampun Ar, satu-satu napa. Pusing pala gue jawabnya"

   "Elah, tinggal jawab aja lu" Desaknya tak sabaran.

  "Gatau gue, dia terkenal apa engga, cowo, kayaknya elu gak kenal sama dia. Dah lah, mending balik ke kosan lu. Gue mau bobo cantik. Bye Arfi Rahma Auliaa"

Terpaksa aku mendorong tubuh mungilnya untuk keluar dari kosanku. Daripada dia akan mencari tau siapa penulis yang memberiku garapan novelnya. Bukannya aku tak mau menjawab, tetapi lebih ke malas saja dan tidak penting pula. Lebih baik aku istirahat, karena besok masih ada hari yang panjang untuk di lalui.

....

Rasanya ingin sekali mengumpat, dan berkata kasar. Bagaimana tidak, kalau si pembuat masalah selalu saja menghantuiku. Aku sudah sampai lebih awal dari biasanya ke kantor. Tetapi ketika sampai di lobi dan hendak memasuki lift, notif dari pria menyebalkan itu masuk.

Setelah aku cek, dia menyuruh untuk datang ke Apartemennya dan membawakannya bubur yang di pertigaan kawasan apartemen itu.

Hal itu membuatku geram. Mengapa dia menyuruhku terus menerus, aku ini rekan kerja nya bukan babunya. Memang tugas ghost writer adalah membantu penulis untuk menuangkan ide dari penulis kemudian baru akan menjadi sebuah karya. Tetapi bukan malah menjadikannya pembokat, yang bisa surah sana suruh sini.

Ingin sekali untuk tidak memperdulikannya, tetapi lagi-lagi dia mengancamku akan di laporkan ke atasan. Bahkan bilang langsung ke Pak Anthony, karena koneksinya banyak jadi memudahkannya untuk berbuat sesuatu. Dasar pria menyebalkan.

Aku memutuskan untuk pergi ke Apartemennya, dan mampir sebentar untuk membeli bubur yang dia maksud. Sabar hana, kamu pasti bisa melawatinya. Batin ku terus menenangkan.

...

à suivre (bahasa Perancis) artinya Mengikuti

Jangan lupa Vote dan Komen sayang

Salam
Selingkuhannya mingyu❤

Annoying LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang