Aufregend

61 7 4
                                    

Happy Reading


Sudah seminggu lebih aku menjadi ghost Writer Keano, ralat asisten pribadi katanya. Apa bedanya Ghost Writer sama asisten penulis, toh mereka sama-sama dibebankan dengan harus membantu dalam penulisan.

Ucapan Keano tempo haripun seperti ada yang berbeda saat menjalankannya. Tidak sama dengan apa yang dijelaskannya. Berperan aktif, cihhh.. Walaupun kadang dia asik bermain game pc nya daripada menyelesaikan beberapa tulisan dalam satu chapter.

Walau kadang Keano berperan aktif, sampai lupa waktu, seperti malam ini. Jarum sudah menunjukkan pukul 10 malam. Tapi kita baru saja selesai membeli makanan cepat saji saat mengantarkan ku pulang. Katanya tidak tega melihat diriku akan bertambah kurus. Aku hanya menganggapinya dengan malas.

Keano sering mengajakku sarapan bubur ayam, mungkin setiap hari. Sampai lidahku terbiasa dengan makanan lembek itu. Memang enak bubur milik pak somat yang jual di pertigaan kawasan apartemen milik Keano itu. Dan tidak membuatku mengantuk saat menulis novel milik Keano.

Bagaimana bisa mengantuk kalau didepan mata di sajikan pria tampan seperti Keano.
Aku sudah mampu mengendalikan diriku. Walaupun kadang-kadang Keano menggoda, dan membuat wajahku seperti kepiting rebus. Tetapi setelah itu, aku harus profesional. Dan melanjutkan tangan lentikku mengetik keyboard dilaptop.

    "Bagaimana kalo kau menginap saja Han di Apartemen ku?"

Pertanyaan Keano mampu membuat otakku blank. Seperti dihantam benda tajam, tapi ucapan itu sekaligus membuat jantung ku sukses berdebar-debar. Mungkin saja kalau sedang hening, pasti aku akan malu karena suara detak jantung ku yang menggila ini. Untung saja sekarang sedang di jalan raya, suara dentuman mesin dan klakson saling bersautan. Membuatku lega, pria disampingku ini tidak akan mendengar sorakan jantungku.

   "Kau juga akan langsung menulis, saat tengah malam aku menemukan ide"

Memang akhir-akhir ini Keano sering sekali mengirim ku pesan. Bukan sebuah perhatian kecil, seperti menyuruhnya makan atau mandi. Tapi ide yang muncul tiba-tiba yang tidak mengenal waktu. Pernah dirinya menerima panggilan dari Keano pukul 2 dini hari. Ia menemukan ide untuk novelnya, dan menyuruhku untuk menuliskan poin-poinnya.

Kadang aku sempat bertanya, mengapa ia tidak menulis sendiri di memo. Tapi Ia beralasan, akan menghilang jika ia yang menulisnya.

Apa itu alasan Keano menggunakan jasa Ghost Writer sepertiku. Atau dia memiliki trauma tersendiri untuk menulis. Tapi mengapa Ia masih saja menulis, kalau sudah tau kekurangannya.

   "Lagipula, apa kau tidak capek pulang balik kayak gini?" Tanya nya sekali lagi.

   "Aku tidak bisa Key" Jawabku tegas.

Walaupun relung hatiku yang paling dalam ingin sekali mengatakan iya. Tapi aku masih punya malu untuk tidal tinggal serumah dengan seorang pria, apalagi tidak memiliki ikatan.

    "Kenapa gak bisa? Gausah khawatir Han, aku gak akan ngapain-ngapain kok. Kita hanya kerja, selesai. Aku juga capek tau Han nganter kamu terus"

Aku merasa tersinggung dengan kata terakhirnya. Bukannya dia yang sering ngotot nganter aku pulang, kenapa malah menjadi seolah-olah aku yang memaksanya.

   "Aku gak mau jadi fitnah Key. Apalagi kita bukan siapa-siapa."

   "Ucapanmu itu seperti menyuruhku untuk mengajakmu berkencan Honey" Jawabnya dengan seringai di bibirnya.

Sial.

Aku gugup bercampur salah tingkah dibuatnya. Padahal maksudku ingin menolak ajaknya yang aneh itu, mengapa menjadi ambigu baginya.

   "Baiklah, sekarang kita berkencan. Jadi mulai besok kau akan tinggal di Apartemen ku oke Hont"

  "Gak segampang itu juga Key"

Aku dibuat pusing dengan perkataan  Keano. dengan gampangnya dia bilang seperti itu tanpa beban. menurutku menjalin hubungan dengan seseorang perlu adanya cinta. Tapi ini hanya kesepakatan konyol yang di buat oleh Keano.

   "Ayolah Han, kau tidak memiliki kekasih kan. Apa susahnya kita berkencan"

Mobil Keano sudah sampai di depan kosanku. Tapi dia masih saja mendebatkan masalah yang tidak jelas. Aku hampir saja frustasi, saat dia memohon untuk membujukku terus-menerus.

   "Ayolah Han, kenapa kau keras kepala sekali. Bukannya novel akan cepat selesai. Atau kau memang sengaja ingin berlama-lama denganku"

Aku hanya memutar bola mataku malas. Ucapannya makin kemana-mana. Apa dia sedang mabuk, sampai Keano berbicara asal seperti itu.

    "Sudahlah Key, aku akan mengerjakan novel mu dengan cepat. Dan mulai besok aku akan berangkat dengan motorku sendiri, dan tidak akan merepotkan mu lagi."

Entahlah, dari mana aku mendapatkan kata-kata sebanyak itu. Aku harus terlihat berani di depannya, jangan sampai terlihat lemah hanya karena kata-kata manisnya.

Aku hanya menghindari dari patah hati, mungkinkah aku sudah jatuh kepesonanya. Tidak untuk yang kedua kalinya. Karena kebodohanku mendapatkan kata-kata manis dari seseorang, sampai lupa kalau aku bukanlah siapa-siapa. Hanya seorang nerd yang tidak tau diri.

Mungkin aku tidak terlalu cantik, seperti Selena Gomes, dan tubuhku juga tidak seperti Kyle Jenner. Tapi kata banyak orang wajahku tidak membosankan untuk dilihat, berarti tidak jelek-jelek amatlah. Dan dada ku juga lumayan, dengan porsi berisi dengan tempatnya. Tapi masih saja aku tidak percaya diri dengan penampilanku ini.

Keano hanya diam datar, membuat suasana canggung melingkupi ku. Keano memajukan tubuhnya, seperti menyudutkan ku. Kenapa dengan dirinya,

'Apa dia marah?.'

Aku tersudut di sisi mobil, dengan mengeratkan pegangan di safty belt. Aku makin gugup ketika Keano memiringkan kepalanya ke kanan, seperti hendak menciumku.

   "Besok aku jemput siang hari, kau harus mengemasi bajumu Honey. Dan pria mu itu sudah melihat kita seperti berciuman, jadi tidak ada alasan lagi"

Lalu disusul dengan kecupan singkat di pipiku yang sudah berubah menjadi kepiting rebus. Otakku masih blank rasanya, saat ucapan Keano selesai dan melepaskan safety belt ku dan membukakan pintu melalui badanku yang masih tegang.

    "Apakah kau tidak mau keluar Han? Atau kau ingin ku cium."

Langsung saja aku meloncat keluar dari mobilnya, dan lari kearah kosanku. Saat aku menengok kebelakang, mobil Keano meninggal depan kosanku. Dan digantikan penampakan Mas Reza yang sedang menatap lurus kearahku, tatapan yang tidak bisa ku baca.
.....

Aufregend (Bahasa Jerman) yang artinya Mendebarkan.

Jangan lupa vote dan komen:)

Annoying LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang