Asombrado

67 29 0
                                    

Jangan lupa Vote dan Komen, Happy Reading:)

Kita sedang mendiskusikan mengenai novel yang akan di tulisannya dan tema yang diambil dalam pembuatan novel. Setelah sedikit berdebat kecil dengannya, akhirnya novel bertema tentang pekerjaan.

Sekarang saatnya mencari referensi dari buku-buku yang ku pinjam di perpustakaan dekat kantor. Tapi Keano tidak memberi tau aku judulnya apa. Dia bilang terakhiran saja. Sudahlah aku tidak peduli. Walaupun ada sedikit penasaran didalam hati, ingin sekali mulut ini menanyakannya, tapi rasanya masih kurang nyaman.

   "Bagaimana kalau menyajikan tentang dunia pembisnisan dan ekonomi di Indonesia. Hal itu sepertinya akan diminati oleh orang dewasa bukan hanya remaja saja."

Pendapatku, ketika membaca beberapa buku ilmu ekonomi. Untung saja aku dulu waktu kuliah mengambil matkul ekonomi, jadi lumayan paham. Walaupun setelah kerja tidak sesuai matkul yang aku pelajari. Tapi tidak apa-apa, karena menulis adalah cita-cita ku.

  "Biasanya, remaja lebih suka kalau ada percintaan yang membumbui dalam cerita. Dan akan semakin menarik, kalau menurutku."

Keano menimpali, dengan menompang dagunya sedang berfikir. Dia terlihat sangat tampan. Dengan polo shirt dan celana training berwarna cokelat. Kacamata yang bertengger di hidung mancungnya menambahkan kesan seksi. Sedangkan aku, memakai setelan kerja dengan atasan putih di padupadankan dengan blazer berwarna cream dan rok berwarna senada dengan blazer.

  "Ah ya, aku setuju. Memang kalau novel tidak ada bumbu percintaannya kayak kurang seru."

  " Oke, jadi kita sudah nentuin tema nya yaitu tentang pekerjaan, dan akan membahas mengenai perekonomian dan pembisnis di negara ini. Jadi kita lebih fokus ke perekonomian nya. Lalu nanti di bumbui sedikit percikan percintaan."

Jelasnya yang membuatku terpukau. Kalau sedang serius begini, Keano akan terlihat berkali lipat Keren dan tampan. Tapi kalau sudah mode nyebelin, udah engga bisa ketolong.

Aku menulis, setiap point-point yang tadi Keano ucapkan. Sesekali fokusku membuyar, dan akan terus memandangi wajahnya yang tampannya. Lalu setelah sadar, aku akan meminum air putih yang Keano suguhkan untukku. Agar lebih fokus lagi mencatat kerangka-kerangka penulisan novel Keano.

Karena terlalu banyak minum air putih, membuatku ingin buang air kecil. Akupun menanyakan kepada Keano dimana letak toiletnya.
  
    "Toilet luar sedang di perbaiki klosetnya. Jadi lebih baik kau pakai saja di dalam kamarku Han." Ucapnya tanpa melihat ke arahku. Karena dia sedang membaca buku tebal tentang perekonomian.

Aku bergegas menuju kamar Keano untuk memenuhi panggilan alam yang sudah tak tertahankan lagi. Ketika memasuki kamar Keano, aku disambut oleh nuansa manly. Warna hitam putih, dan lukisan yang berjejer di dinding, serta ada juga beberapa foto. Aku sampai lupa tujuanku, karena terlalu asik melihat interior kamar ini. Aku segera masuk ketoilet dan menuntaskan nya.

Setelah selesai, aku keluar dan terkejut melihat Keano datang dari arah pintu lain. Suasana menjadi gugup bagiku, satu kamar dengannya. Terlintas bayangan-bayangan aneh di kepala cantikku, membuat pusing.
   
    "Aku mengambil laptop di ruang kerja."

Ujarnya santai, dan berlalu keluar meninggalkan kamar terlebih dahulu. Akupun mengekor seperti anak itik takut kehilangan iduknya.
 
"Apa kau tinggal di apartemen sebesar ini sendiri?" Tanya ku penasaran.

Karena tak melihat orang lain disini kecuali kita. Dan aku baru tau kalau Keano memelihara seekor anjing kecil. Anjing jenis pudel, yang bulunya nampak keriting dan tebal seperti boneka mainan, dan sangat menggemaskan. Ditambah lagi pudel memiliki sifat yang patuh, aktif, pandai, dan mudah dilatih. Terlihat, saat Keano memanggilnya, anjing tersebut langsung loncat ke pangkuan pria itu. Dan bermanja-manja disana. Ada sedikit rasa iri dengan makhluk menggemaskan itu, yang selalu di manja oleh pemiliknya.

Dia mendadak berhenti saat mendengar pertanyaanku, lalu memutarkan badannya secara mendadak. Aku yang belum siap dengan langkah kakinya yang tiba-tiba berhenti, membuatku menabrak dada bilangnya yang keras. Kepalaku mengadu sakit, dan ingin rasanya aku memprotes kepada pria di depanku ini. Tapi ku urungkan, saat melihat Keano melangkahkan kaki maju kearahku. Aku gelagapan dan secara reflek mundur ke belakang.
 
     "Ya, aku tinggal di apartemen ini sendiri. Walaupun kadangkala para jalang sempat menginap semalam disini"

Keano terus melangkahkan kakinya ke arahku. Aku sempat terkejut dengan ucapannya. Apakah benar dia sebrengsek itu. Langkah ku terhenti karena sudah terhimpit tembok. Jantungku berdetak kencang hanya dengan sapuan lembut tangan besarnya di pipiku. Aku harus mendongakkan kepala, karena tinggiku hanya sebatans pundak Keano padahal sudah memakai high heels.
  
    "Mengapa kau bertanya begitu? Apa kau ingin menemaniku tinggal disini nona Hana Oktaviani" Ucapnya sekali lagi, dengan seringai menyeramkan di sudut bibirnya.

Aku gelagapan ingin menjawabnya. Rasanya kelu lidah ini, hanya untuk sekedar mengucapkan kata tidak. Detak jantung ku bertambah kencang, ketika pria didepan ku mendekat kan wajahnya. Sapuan lembut dari hembusan nafasnya menyapu bibirku.
  
    "Ayo makan siang, sepertinya kau lapar sampai wajahmu memerah seperti kepiting rebus"

Ucapnya dengan seringai menyebalkan, dan berlalu begitu saja. Oh Tuhan rasanya aku ingin pergi dari tempat terkutuk ini. Tapi rasanya kaki ku lemas seperti jeli hingga tak bisa berjalan bahkan untuk sekedar melangkah.

....

Asombrado (Bahasa Spanyol) artinya Terkesima

Jangan lupa Vote dan Komen:)


Salam dari
Istrinya Sehun❤

Annoying LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang