Diary Raina

1.9K 84 12
                                    

Kayla keluar dari ruangan kelasnya dengan murung. Berbeda dengan teman-teman sekelasnya yang tersenyum bahagia, karena ujian semester telah berakhir.

"Kay aku mau kumpulan osis dulu ya, soalnya hari ini kita mau ngebahas tentang acara lomba antar kelas yang akan dilaksanakan mulai lusa," ujar Raina di depan pintu ruangan kelas.

Kayla menganggukan kepalanya.
"Kamu pulang aja duluan, di rumah ada bi Lastri kok yang akan nemenin kamu," ujar Raina.

Kayla menggelengkan kepalanya, "Kayla nunggu aja di pinggir lapang basket," ujarnya.

Raina mengangkat sebelah alisnya, "Beneran mau nunggu?" tanyanya. Kayla hanya menganggukan kepalanya.

"Ya sudah yu aku antar, sekalian ke ruang OSIS!" ajak Raina.

Kayla menganggukan kepalanya, mereka berdua berjalan menyusuri koridor beberapa kelas untuk tiba di lapangan basket.

"Kay, aku ke ruang OSIS dulu ya?" pamit Raina ketika sudah sampai di arena lapangan basket.

Kayla menganggukan kepalanya, sembari berdehem. Setelahnya, Kayla duduk di bangku yang terletak di pinggir lapangan.

Raina pun berjalan meninggalkan Kayla. Namun, baru saja beberapa langkah, Raina kembali ke Kayla. "Kay, aku nitip tas aku ya?" ujar Raina yang di angguki Kayla.

Raina menghela nafasnya, sikap ceria Kayla sudah benar-benar hilang semenjak dua minggu lalu. Setelah menaruh tasnya di samping Kayla, Raina berjalan menuju ruang OSIS.

----
Setelah kepergian Raina, Kayla hanya menatap lurus ke arah lapangan yang cukup sepi. Dipikirannya hanya bagaimana keadaan ibunya sekarang?

"Woy, jangan melamun terus!!" ujar seseorang dari arah belakang sembari menepuk bahu Kayla.

Kayla tidak memperdulikan orang tersebut, dia tetap memandang kedepan. Orang yang memanggilnya, ternyata Gilang yang sudah memakai seragam basketnya.

"Lah-lah, kok malah nangis?" tanya Gilang kebingungan ketika melihat setetes air mata Kayla membasahi pipinya.

Gilang pun duduk di sebelah bangku Kayla, "Usaha donut's lu bangkrut?" duga Gilang ngaco. Memang cowok ini merupakan teman sekelas Kayla yang paling blak-blakan dan sedikit absurd.

Gilang menghela nafasnya ketika tidak mendengar jawaban dari Kayla.

"Ahh, tapi enggak mungkin. Soalnya gue lihat masih laku aja donut's dia," monolog Gilang.

"Lo kenapa sih Kay, tiba-tiba murung kek gitu?" tanya Gilang.

Kayla yang mulai risi dengan celotehan Gilang, dia menghadapkan pandangannya ke Gilang.

"Gilang bisa diam enggak sih?" Bentak Kayla yang dijawab gelengan oleh Gilang. Kayla berdecak kesal.

"Lang buruan pemanasan!" ajak teman-teman Gilang yang baru datang dari arah sampingnya.

Gilang menganggukan kepalanya, "Ya sudah gue main dulu!" ujarnya meninggalkan Kayla. Kayla mengangkat bahunya acuh.

Entah sejak kapan, lapangan bola basket sudah di kelilingi oleh anak children dan beberapa siswi yang sengaja enggak pulang demi menonton latihan club ekstrakulikuler bola basket.

Meskipun permainan tersebut dimainkan oleh sama-sama anak THB, tapi tetap aja permainannya begitu sengit.

Banyak cewek yang meneriaki jagoannya yang sedang bermain di lapangan.

"Pulang kuy!" ajak seorang wanita yang berdiri disamping Kayla.

"Lah permainannya kan belum selesai?" tanya temannya keheranan.

Because, I Love U KaylaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang