"Good night baby.... Malem ini aku tidur di kamar sebelah ya sayang, besok pagi aku udah ada disini."
Mendapati Caca yang sudah terlelap di meja makan membuat ada sedikit rasa menyesal di hati Thariq. Ia menggendong perempuannya itu ke kamar Thariq, lalu menyelimutinya sebatas dada, di sebelah Caca ada Qahtan tentunya.
Thariq mengusap lembut rambut Caca menemaninya tidur barang lima belas menit sampai Ia yakin Caca tertidur pulas.
"Caca, i know i hurt you so damn bad, but i promise, we will have our own happiness, promise, don't leave me..."
Thariq bangkit dari duduk nya lalu pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamar tersebut, membasuh tubuhnya dari segala macam keluh kesah yang Ia rasakan. Menikmati dinginnya air malam.
Di lain tempat, Caca terbangun karna suara percikan air. Ia tau itu Thariq. Ia bergegas keluar kamar dan mendapati ada Sajidah di bagian tengah ruangan.
Caca berlalu ke kamar nya untuk mengambil pakaian nya sendiri, agar besok pagi Ia tak perlu kembali ke kamarnya.
Caca memilih untuk pergi ke dapur agar bisa menyiapkan makan malam untuknya, Thariq, dan Sajidah pastinya.
"Yahh, udah dingin. Panasin dulu aja kali ya ?" tanya nya pada dirinya sendiri.
"Iya deh..." jawabnya lagi.
Ia memilih untuk memanaskannya menggunakan microwave. Lalu mengatur suhunya. Ia pun kembali ke kamar Thariq untuk menyiapkan pakaian yang akan Thariq pakai selepas mandi.
Caca memilih untuk menaruh pakaian Thariq di kasur lalu bergegas ke dapur kembali. Namun anehnya, Sajidah juga berada di dapur sekarang.
"Gue bantu ya..." tawar Sajidah yang di jawab dengan anggukan kepala.
"Sayang...." suara Thariq mulai menggema.
"Di dapur !" jawab kedua perempuan itu.
"Hadehhh, akhirnya ketemu... Kirain udah tidur beneran malah keluyuran" bibir Thariq mendarat lagi di pipi Caca.
Sajidah disitu hanya tersenyum tipis.
"Makan dulu, aku ga mau kamu sakit." jawab Caca.
"Makannya berdua aja ya, Caca mau nyusul Qahtan. Takut kebangun tiba tiba. Kalian makan duluan, tadi Caca sama Qahtan udah makan. " Caca tersenyum lalu pergi meninggalkan Sajidah dan Thariq di ruang makan. Bohong, apa yang di katakan Caca bohong. Qahtan memang sudah makan tapi dirinya tidak. Terakhir makan saat sarapan tadi, padahal jelas jelas Ia memiliki penyakit magh kronis.
"Caca jangan bohong !" tegas Thariq yang membuat Caca diam di tempat.
"Caca beneran udah makan, Liq... Caca udah kenyang, Caca ngantuk. Good night, Liq..."
"Ya udah tidur duluan, nanti aku susul love you!"
"Ga usah Liq, aku lagi mau berdua sama Qahtan ! Kan ada Sajidah."
---
Caca pov
Mood ku sedang hancur hancurnya hari ini. Jadi maaf apabila sikap dan sifat ku juga kurang menyenangkan. Setelah bertemu mereka di ruang makan, mood makan ku semakin menurun, padahal aku juga sadar kalau perut ku benar benar kosong, tapi.... ya sudahlah.
Aku duduk di pojok kasur milik Thor, berdiam diri berusaha sebaik mungkin agar mood ku naik saat itu juga. Tapi... membiarkan orang yang paling kamu sayang berdua dengan orang lain tidak kah membuat sakit hati ?
Mual dan perih tiba tiba hinggap di perutku. Kutahan semampuku agar tidak menimbulkan suara suara aneh, berjalan cepat ke arah kamar mandi, lalu memuntahkan semuanya. Pahit yang ada, kurasa itu enzim ?
KAMU SEDANG MEMBACA
second -thariq halilintar.
Fanfiction"Oliq tau, Abi sayang sama Oliq, tapi ga gini caranya, Bi..." "Orang tua ga mungkin ngebiarin anaknya terjerumus kedalam pergaulan yang ga bener !" "Oliq janji bisa bikin dia jadi lebih baik dengan cara Oliq sendiri. Oliq pamit, Mi, Bi "