All the glitters is not Gold

19K 1.3K 115
                                    


Semua yang nampak indah di luar mungkin bukan demikian kenyataannya

.

.

.

.

.

.


"Jika kau menolak, tau sendiri kan akibatnya?"

Kalimat menjengkelkan itu selalu terngiang di kepala Jeno. Kalimat yang keluar dari bibir saudaranya itu benar-benar terdengar memuakkan.

Tidak, ia tidak kesal dengan kakaknya. Ia tahu kakaknya tak bersalah, ayahnya lah akar dari segala kekesalannya.

Jeno bukanlah Alpha pemarah, ataupun seorang pria dingin, tapi perhatian mirip pangeran kegelapan ataupun vampir dunia nyata sperti apa yang sangat di impikan para gadis dan omega di luar sana. Ia hanya ingin bersikap normal, bahkan kadang ia terkesan bersikap kekanakan.

Ia lumayan jahil dan humoris. Dari sekian banyak keturunan Alpha Lee dalam silsilah keluarga nya, hanya ia yang dapat mencairkan suasana dengan candaan. Dan Alpha lain dari keluarganya hanyalah pria dingin dan kaku.

Jika Jeno adalah tangan kanan ayahnya, maka Mark Lee adalah tangan kirinya. Ah, tapi sayang nya ayah Jeno itu kidal.

Sialnya, Jeno lahir dari rahim omega pelacur yang dihamili oleh ayahnya. Beruntung Jeno terlahir sebagai Alpha dominan sama seperti sang kakak. Jika ia lahir sebagai seorang omega, tak tahu bagaimana nasibnya sekarang. Mungkin ia sudah bernasib sama seperti sang ibu, menjadi seorang pelacur.

Berbeda dengan Mark, pria mapan itu lahir dari istri sah Tuan Lee. Bahkan sekarang ia sudah di perbolehkan menikah oleh Tuan Lee, berbanding terbalik dengan Jeno yang bahkan melirik seorang omega pun tak boleh.

Sungguh malang nasibnya.

Mungkin, Ayahnya sangat menyayanginya dan tak mau Jeno berada di jalan yang salah.

Ya, anggap saja begitu.

Dan mirisnya ia selalu dijadikan opsi kedua, bahkan disaat usianya sudah menginjak usia yang sama dengan usia Mark saat ia menjadi seorang general manager sebuah hotel, Bajingan Tua itu tak pernah sekalipun melirik Jeno.

Yang ia lakukan hanya menyuruh Jeno melakukan ini-itu. Tuan Lee selalu menyuruh Jeno melakukan hal-hal yang beresiko besar, ataupun membutuhkan nyali besar. Yeah... Anggap saja ia lebih mempercayai Jeno dari pada putranya yang lain. Menghibur diri sendiri tidak ada salahnya kan? Hehe.

Seperti sekarang, ia menyuruh Jeno untuk melakukan negosiasi dengan pemilik hotel kumuh yang sialnya memiliki letak strategis.

Tidak, Hotel ini tidak lah kumuh. Bahkan terlihat mewah dan megah, namun Bangunannya saja yang nampak tak terurus. Dan lagi, rumor yang beredar tentang bangunan ini semakin membuat pria terzolimi itu muak.

Mau bagaimana lagi, menurut rumor yang beredar Hotel tua ini sudah di tinggalkan lebih dari 7 tahun karena kejadian pembantai keluarga pemilik Hotel, terkadang orang yang melewati bangunan tersebut juga melihat sosok hantu wanita cantik yang berkeliaran di sekitar hotel. Tidak berakhir disitu, konon pemilik hotel tersebut adalah seorang kakek tua buruk rupa dan kanibal, lengkap sudah penderitaan sang pemilik hotel.

"Ck, ada-ada saja" gumamnya.

Bukannya Jeno tak percaya hantu atau apa, ia hanya tak pernah melihatnya secara langsung. Ia sengaja tak pernah menonton film horor atau menyentuh apapun itu yang berbau supranatural, lagi pula untuk apa sih ia menakuti dirinya sendiri?

Like A Hostage [Omegaverse] (NoMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang