Di luar rencana, bukannya bahagia Jaemin justru ketakutan saat melihat berbagai wahana di taman bermain. Dan berakhir dengan bocah itu yang mengaitkan kedua lengan Jeno pada tubuhnya.
Jeno tidak keberatan sama sekali, ia lumayan menikmati nya. Toh ia suka melakukan skinship dengan Jaemin.
"Paman, ingin permen kapas"
"Hah? Kau tahu permen kapas?"
"Tentu saja! Paman pikir karena aku tak pernah keluar hotel aku jadi se-nolep itukah?!"
"B-Baiklah aku akan pergi untuk membelinya kau tung––"
"Jangan pergi, paman bilang tidak akan meninggalkanku" tuntut Jaemin Serius. Tangan mungilnya masih kukuh menggenggam erat lengan Jeno.
"Yasudah, seperti ini juga tak buruk. Sekarang beritahu aku mana permen kapas yang kau inginkan"
"Yang itu" jemari Jaemin menunjuk salah satu permen kapas disana dan menghampirinya. Hanya permen kapas berbentuk Minionlah yang mampu mengambil atensi Jaemin.
Jeno mengangguk, "baiklah, permisi.. tolong berikan aku yang ini"
Sang penjual segera melakukan kegiatan jual beli dengan cekatan, "ini untuk adek manis... Putra pertama ya pak?"
"Uhuk! M-maaf pak, saya belum menikah" Jeno terkejut hingga tak sengaja tersedak ludahnya sendiri,
Ayolah... apakah Jeno nampak setua itu?"Oh... Maaf, kalau begitu keponakannya ya?"
"Ya Tuhan Pak....! Apa saya terlihat setua itu?" Protes Jeno dengan dahi yang mengerut heran dan tatapan bertanya yang menjengkelkan.
Dibalik kesalahan pahaman antara Jeno dan penjual ada Jaemin yang sedang cekikikan di samping Jeno. Sebenarnya Jeno tidak terlihat setua itu kok, bahkan jika disandingkan menjadi kekasih Jaeminpun masih wajar.
"Sekali lagi saya minta maaf, kalau begitu adiknya?" Kali ini sang penjual menurunkan volume suaranya dan berbicara sedikit ragu. Ia takut di protes lagi oleh Jeno.
"Bukan, dia....
Kekasihku"
Sebuah kalimat yang mampu membungkam telak mulut Jaemin dari cekikikan abstrak nya. Mata rusa betina itu membulat sempurna, masih tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Pa-paman... Ini kenapa bergerak?"
"memang seperti ini sayang... "
Lagi-lagi Jaemin tertegun dengan ucapan Jeno. Ia tersenyum canggung, melupakan sesaat rasa takutnya dengan bianglala yang ia naiki. Sudah dapat ia pastikan bahwa hari ini akan Jaemin nobatkan sebagai hari terbaiknya sedunia baginya.
Jaemin masih berada dalam dekapan Jeno, bianglala yang mereka tumpangi mulai naik keatas, seiring dengan rasa takut Jaemin yang semakin menjadi-jadi.
"Paman!!!" Teriak Jaemin kencang kala bianglala yang mereka naiki sedikit bergoyang karena angin. Si omega segera mengubah posisi yang semula di samping Jeno kini sudah berada di pangkuan Jeno.
Bukannya tenang, Jaemin justru bergerak gelisah di pangkuan Jeno.
Mungkin menurut Jaemin itu baik-baik saja, namun tidak dengan Jeno. Ia sedang dalam fase terberat dalam hidupnya. Adik kecilnya yang sejak tadi bergesekan dengan pantat Jaemin mulai merecoki akal sehatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like A Hostage [Omegaverse] (NoMin)
RomanceGold on your fingertips Fingertips against my cheek Gold leaf across your lips Kiss me until I can't speak Gold chain beneath your shirt The shirt that you let me wear home Gold's fake and real love hurts But nothing hurts when I'm alone When you're...