Dogs of the same street bark alike

6K 870 109
                                    

.

.

Setelah pertengkaran kecil mereka, kini Ji-Sung dan Jeno hanya mendudukkan diri dengan rapi di ujung ranjang Jaemin.

Entahlah, apa yang Jaemin lakukan hingga memakan waktu selama ini.

Jeno memandangi Ji-Sung dari atas sampai bawah pria itu sedang mencari sebuah kesalahan pada tubuh sang bocah, tapi perhatian nya justru jatuh pada buku tulis yang bersih tanpa catatan di depan Ji-Sung, "Hei, apa yang kau kerjakan"

Hah ... Jeno jadi ingat masa-masa sekolahnya dulu, penuh kenakalan dan prestasi. Suatu hal yang hampir saling bertolak belakang memang, namun bagaimanapun Jeno itu adalah seorang Alpha yang pintar.

Kata 'sekolah' membuat Jeno terpikir tentang sekolah Jaemin, apa bocah itu juga menuntut ilmu? Pasalnya ia tak pernah keluar dari hotel ini, Lantas bagaimana cara Jaemin menimba ilmu?

"Ini, hukuman dari guru" cicit Ji-Sung,  antara malu dan tak mau berbohong. Diakan Alpha sejati, hehe...

"Kenapa kau di hukum?"

"Karena aku memukul temanku. D-dia yang lebih dulu mengejek sahabatku!" Ji-Sung mengaduk dengan wajah terlampau menggemaskan, namun untuk Jeno itu sedikit terlihat mengerikan.

Untuk beberapa saat Jeno terdiam, tentu karena di tatap dengan tatapan menutut reaksi dari Ji-Sung.

"Benar! Kau harus memukulnya! Jangan perlihatkan bahwa kau lemah! Seorang alpha tak boleh terlihat lemah di depan lawannya!"

"A-aku tidak jahat kan?"

Pertanyaan polos dari Ji-Sung melengkungkan sebuah senyum pada bibir Jeno. Mau bagaimana pun, Ji-Sung tetaplah seorang bocah.

"Tentu saja, marah itu hak semua orang. Tapi, omong² siapa sahabatmu itu? Kenapa kau rela di hukum demi dia?" Senyuman Jeno berubah menjadi senyuman menggoda, ia mencium bau-bau kisah cinta anak ingusan disini.

"I-itu dia hanya sahabatku, dia lumayan manis, dia sangat polos, dia juga lucu. Tubuhnya mungil, dan suara serta tawanya sangat menggemaskan. Apalagi aroma Citrus dan mint miliknya, itu benar-benar menyegarkan. Dia adalah anak yang baik dan pintar, tentu saja ia adalah sahabat yang sangat ku sayangi"

Dan apa ini? Jeno tidak meminta Ji-Sung mendeskripsikan sahabat nya kan?

"Kau mencintainya bodoh" celetak Jeno, yang dibalas dengan wajah malu-malu anjing dan semburat merahpun tak luput dari kedua pipinya.

"A-aku tidak me-mencintainya!"

"Jangan berbohong. Oh ya, Apa kau pernah merasakan sesuatu ketika ia melakukan suatu hal?"

"Pe-pernah, saat ia memanggilku 'Jisung hyung' padahal ia lebih tua dari ku, tapi rasanya jantungku seperti ada yang menggelitik dan seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutku"

"Wow, kalau begitu apa kau rela ada Alpha lain yang menyentuhnya?" Pancing yang lebih tua sambil menelisik kebohongan di mata anak ayam didepannya. Dan entah kenapa hanya binar polos penuh kejujuran yang terpancar dari mata sipit itu.

"Rela? Apa paman gila? Aku tak akan pernah rela ada Alpha lain yang menyentuhnya! Apa lagi menyakitinya!"

Tertangkap kau Park Ji-Sung 😏

"Kau mencintainya bodoh"

"A-aku tidak!" Ji-Sung melayangkan bantal di sampingnya tepat kearah wajah Jeno untuk membungkam mulut menjengkelkan itu.

Bugh!

"Oke! Oke! Aku percaya!"

Jeno berkali-kali menangkis pukulan bantal dari Ji-Sung dan itu semua nampak mesra di mata Jaemin yang kini sudah berada di depan pintu sambil tersenyum menatap keduanya yang mungkin lebih mirip saling menganiaya satu sama lain.

Like A Hostage [Omegaverse] (NoMin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang