Siapa pun mungkin tak pernah menyangka jika di luar sana masih banyak orang yang menyembunyikan sisi lain diri mereka sendiri. Di luar sana masih banyak orang yang berpura-pura baik tanpa tahu dia menyimpan segala kebusukan. Kadang kita melihat seseorang yang ramah dan ceria malah sebenarnya merupakan seseorang yang paling menyedihkan di dunia.
Kadang orang yang terlihat baik-baik saja dari luar juga belum tentu bisa dikatakan baik-baik saja dari dalam. Begitu pun pria itu. Dari luar dia begitu biasa. Hanya seorang pria jenius yang sukses memimpin perusahaannya. Dia bahkan sering membuat orang terkejut dengan pemikirannya yang brilian. Tapi sayang dibalik itu, dia juga menyimpan hal lain.
Tak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam dirinya. Ini terlalu rumit dan menakutkan jika dia menceritakan semua pengalaman hidupnya. Katakan fisiknya sangat normal, tapi berbeda dengan isi pikirannya. Dia menyeramkan. Bahkan seluruh pikirannya hanya terisi oleh satu gadis yang selama empat tahun tak pernah dia lupakan.
Kalian pikir Jimin akan melepas Seulgi begitu saja selama empat tahun ini? Bahkan sedetikpun Jimin tak pernah lupa pada gadis itu. Sedetik pun tak pernah Jimin berhenti memikirkan gadis itu.
Hanya sampai mengambil waktu yang tepat untuk membalikkan keadaan. Bukankah terdengar gila?
"Aku tak perlu takut kehilanganmu. Kau sudah datang padaku. Dan kau tak akan bisa pergi dariku." Pandangannya pun masih tertuju pada ribuan foto yang menempel di dindingnya.
Bahkan sudah tak terhitung berapa foto yang dia ambil dan dia pajang di kamarnya. Sambil menghembuskan asap rokok dari mulutnya, dia menatap dindingnya yang terlihat sangat indah dihiasi pemandangan gadis itu.
"Apa kau takut? Ck salah siapa membuatku seperti ini?"
Jimin kembali menghisap rokok di tangannya sebelum kembali berbicara.
"Saat aku menyimpan satu-satunya harapan padamu, ternyata kau sama saja dengan mereka." Entah apa yang dia bicarakan, tapi kalimatnya menyiratkan sesuatu.
"Aku tak main-main dengan perasaanku Seulgi. Tapi kau memperlakukanku seperti sampah. Jadi wajar kan jika aku membalas?" Setelah itu, raut wajahnya berubah menjadi serius.
"Aku tak akan melakukan ini jika kau tak menginjakku dulu. Sayang sekali, kau harus dihancurkan seperti mereka." Sampai dia mengambil buku catatannya.
"Tidak, aku tidak mencintaimu lagi. Aku bahkan sangat ingin membuatmu menderita." Kemudian dia membukanya.
"Lihat saja, aku berjanji akan mengahancurkanmu."
Sampai kemudian dia terdiam, tak ada kalimat apa pun lagi yang keluar kecuali tarikan nafasnya. Dia diam sambil menulis kegiatan Seulgi hari ini di buku catatannya seperti biasa.
Semuanya masih begitu hening sampai tiba-tiba ponselnya berbunyi memecah keheningan. Dia melihat siapa yang menelepon, dan terlihat sedikit keraguan di sana, meskipun pada akhirnya dia mengambilnya lalu mengangkatnya.
"Halo? Jimin?"
Kemudian Jimin terdiam untuk beberapa saat.
"Ya?"
"Jimin, bagaimana kabar mu? Baik?"
"Aku baik."
"Kau jarang menemuiku. Apa sangat sibuk?" Jimin tak langsung menjawab, dia mencerna ucapan wanita itu.
"Ya, aku sibuk."
"Ah begitu, jika bisa, usahakan untuk menemuiku Jimin. Kita sudah lama tak mengobrol." Lagi, Jimin menjeda jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DITERBITKAN] XANNY
Fiksi PenggemarJimin terobsesi pada gadis itu dari dulu. Meskipun dia membencinya, meskipun dia menganggap Jimin sampah. Tapi obsesi itu kini berubah menjadi dendam. Saat dirinya selalu dipandang rendah, kini keadaan sudah berbalik. Jimin masih ingin menghancurka...