Xanny mengacu pada Xanax—obat benzodiazepine— yang digunakan untuk mengatasi depresi, sindrom kecemasan, serta gejala panik yang berlebihan.From the song Xanny—billie eilish
Sore, kemacetan, dan bus. Tiga hal itu yang selalu dia hadapi setiap hari saat dia pulang dari tempatnya bekerja. Dengan keadaan berantakan, serta mata yang lelah menahan kantuk, dia duduk paling belakang bersama orang-orang yang juga bernasib sama dengannya. Hal itu juga yang membuatnya tak jarang terlelap di bus karena kelelahan. Ya seperti sekarang, keadaan bus yang penuh pun tak membuatnya bangun karena terlalu lelah.
Bahkan mungkin pencuri sekali pun tak bisa membuatnya sadar. Oh tapi tidak juga sih. Dia pasti akan bangun dan langsung memukul pencurinya karena mencoba mengambil tas yang sebenarnya tak ada isinya. Ya meskipun tak ada isinya, setidaknya dia harus mempertahankan harga dirinya dan tak membuat si pencuri malu karena telah mencuri tas miliknya. Tas itu ada isinya, hanya saja tak ada yang berharga. Apa yang bisa si pencuri itu ambil saat isinya hanya kartu identitas, ponsel bekas dan uang beberapa won? Dia hanya kasian pada si pencuri, sungguh.
Dan seperti biasa, hanya satu hal yang benar-benar bisa membangunkannya saat bus yang mendadak berhenti serta suara dari speaker yang menyebutkan halte dekat rumahnya. Dia terkesiap dan menatap sekeliling sebelum dia mengucek matanya dan bersiap untuk turun. Oh sudah sampai, gumamnya. Sampai setelah itu, dia pun berdiri meskipun sedikit sempoyongan.
"Terimakasih ahjussi." Ujarnya saat dia beranjak keluar dari bus. Ahjussi supir bus itu sudah seperti sahabatnya karena sering mengantarnya bepergian, baik sekali. Dan mungkin hanya ahjussi itu yang baik padanya. Ah apa sih yang dia pikirkan? pikirannya suka aneh karena mengantuk.
Dia pun keluar dan berjalan menuju rumahnya melewati gang sempit yang lumayan jauh dari halte. Ya, jalan ke rumahnya juga agak kumuh. Tidak terlalu kumuh sih, bagaimana menjelaskannya ya? Pokoknya, tipikal pinggiran kota Seoul.
Di perjalanan pun beberapa orang menyapanya seperti biasa, sok kenal saja mungkin, karena dia tak pernah benar-benar mengenal siapa yang menyapanya.
"Hay Seulgi, baru pulang?"
"Iya ahjumma. Permisi." Dia pun hanya tersenyum sok ramah saat bahkan dia tak tahu siapa ahjumma yang menyapanya. Ah terserah.
Oh tapi sebelum itu, ya, seperti kata ahjumma tadi, namanya Seulgi. Kang Seulgi. Dia hanya gadis biasa yang tinggal di sebuat flat pinggiran kota Seoul dan gadis yang selalu pulang sore melewati rumah ahjumma tadi. itu saja, tak ada yang spesial. Ya benar. Apa yang bisa diceritakan darinya? Sungguh, kalian tak akan suka dengan cerita hidupnya saat semuanya bahkan sama sekali tak ada yang menarik.
Dia hanya gadis yang bekerja dari pagi sampai sore dan gadis yang akan melanjutkan pekerjaannya di tempat lain saat malam hari. Serius, hanya itu, isi hidupnya hanya tentang bekerja. Tak ada yang bisa dia lakukan semenjak beberapa tahun ke belakang.
Untuk apa? Tentu saja untuk membiayai hidupnya dan ibu tirinya di rumah. Oh ya, ibu kandungnya sudah meninggal beberapa tahun lalu. Sementara ayahnya ... Ah sudahlah mungkin ayahnya sudah membusuk di penjara. Tapi tolong, jangan tanya kenapa ayahnya bisa berada di penjara. Itu hanya akan membuka luka lamanya karena memikirkan lelaki itu.
Langkahnya membawa dia naik ke tangga untuk menuju flatnya yang berada di lantai dua. Sudah sekitar empat bulan dia tinggal di sini karena tempatnya yang cukup nyaman. Biaya sewanya juga cukup murah dibandingkan tempat lain. Ya cocok lah untuk gadis berpenghasilan kecil sepertinya.
Dia melewati beberapa flat yang berjejer di sana, sampai dia tiba di flat miliknya yang berada paling ujung. Tapi, flat itu terlihat terbuka dan Seulgi merasa sedikit aneh saat dia mendengar suara samar-samar dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DITERBITKAN] XANNY
FanfictionJimin terobsesi pada gadis itu dari dulu. Meskipun dia membencinya, meskipun dia menganggap Jimin sampah. Tapi obsesi itu kini berubah menjadi dendam. Saat dirinya selalu dipandang rendah, kini keadaan sudah berbalik. Jimin masih ingin menghancurka...