How you gonna fix this? You can't even fix yourself.
Taehyung masih belum bergerak dari tempatnya setelah dua pasangan tadi benar-benar keluar dari ruangan. Dia masih berpikir, apa makna dari tatapan itu.
Mungkin perempuan tadi tengah berada dalam tekanan hebat, tapi sebagai seorang polisi, Taehyung tak berhak mencampuri urusan orang lain. Apa lagi rumah tangga orang lain. Dia hanya akan ikut campur jika ada tindak kejahatan di sana.
Ngomong-ngomong, Taehyung bekerja sebagai seorang polisi yang biasa bertugas di daerah Yeoeuido-dong, kota Seoul. Kebetulan sekali Taehyung menemukan seorang perempuan yang berusaha bunuh diri di jembatan Mapo saat dia baru saja akan pulang.
"Kau menemukan perempuan itu dimana? Sepertinya dia terlihat sedih." Di tengah keheningan, temannya sesama polisi—Seungwoo tiba-tiba bertanya.
"Aku menemukannya di jembatan Mapo, dia berusaha lompat dari sana." Jawab Taehyung membuat Seungwoo terkejut.
"Benarkah?" Taehyung pun mengangguk.
"Aku tak sengaja lewat. Aku pikir dia hanya berdiri di sana tapi ternyata dia berencana lompat."
"Wah gila, bagaimana bisa seseorang berpikir untuk lompat?"
"Aku juga tak mengerti. Mungkin dia sedang memiliki masalah. Tak pernah ada yang tahu mental seseorang." Seungwoo pun mengangguk.
"Kau benar, tapi... tadi suaminya datang kan?" Setelah itu Taehyung kembali menatap temannya. Oh ya, tadi suami perempuan itu datang meskipun Taehyung menelepon ibunya.
"Ya, lelaki itu bilang dia suaminya."
"Tapi kau merasa aneh tidak sih, bagaimana bisa seorang suami tak berada di sisi istrinya saat seperti itu?" Setelah mendengar itu Taehyung terdiam. Sepertinya, ada benarnya juga. Bagaimana seorang suami tak ada di sisi istrinya saat istrinya mencoba bunuh diri?
"Mungkin mereka sedang bertengkar."
"Tapi se-lengah itu? Istrinya pasti bercerita jika dia sedang depresi kan? Tak mungkin suaminya membiarkan dia begitu saja. Atau mungkin jangan-jangan...,
Seungwoo menjeda kalimatnya.
"Suaminya sendiri yang membuat perempuan itu ingin bunuh diri?"
Sekali lagi, Taehyung bungkam. Temannya membuat dia berpikir jika itu juga masuk akal. Tapi apa urusan mereka memikirkan hal itu?
"Apa yang kau bicarakan?"
"Bisa saja kan? Aku tak menuduh, Tapi tadi aku lihat perempuan itu seperti tak mau ikut dengan suaminya saat dijemput."
Taehyung pun kembali teringat saat dia menatap wajah perempuan itu dan ekspresinya. Ternyata bukan cuma dia saja yang menyadari hal itu.
"Iya kan? Dia seperti tak mau pulang dengan suaminya. Dia seperti meminta tolong padamu. Dia seperti meminta untuk dibebask--,"
"Hey apa yang kau bicarakan? Itu bukan urusan kita. Lagi pula aku sudah menolongnya agar dia tak lompat dari jembatan. Terlepas dia seperti itu karena suaminya atau bukan, itu bukan urusan kita." Tapi temannya sedikit tak terima.
"Bagaimana bisa kau mengatakan bukan urusan kita saat ada seseorang yang mungkin sedang dalam bahaya?"
Mendengar itu pun Taehyung tak berbicara lagi.
"Kita ini polisi. Meskipun benar jika itu urusan mereka, tapi kita harus pandai membaca situasi. Kau juga merasakan hal yang sama kan?"
Dan Seungwoo lagi-lagi benar. Taehyung memang merasakan jika perempuan itu tengah dalam keadaan tertekan dan ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[DITERBITKAN] XANNY
FanfictionJimin terobsesi pada gadis itu dari dulu. Meskipun dia membencinya, meskipun dia menganggap Jimin sampah. Tapi obsesi itu kini berubah menjadi dendam. Saat dirinya selalu dipandang rendah, kini keadaan sudah berbalik. Jimin masih ingin menghancurka...