"Eung... Mina, sebenarnya kenapa Yeri bisa terkunci di toilet?" Haechan membuka mulutnya untuk bertanya. Kang mina, teman les pianonya beberapa waktu lalu baru saja meminta bantuan saat Haechan piket kelas. Wajah melasnya saat meminta bantuan membuat Haechan tidak tega untuk menolak.
"Tidak tahu... Dia juga meminta bantuan kepadaku lewat telefon" jawab Mina yang sekarang berjalan di depan Haechan tanpa menoleh.
Haechan melihat sekeliling. Sekolah sudah sepi. Disini kebanyakan siswa akan langsung pulang kerumah masing-masing setelah bel pulang terdengar karena kelas ekstrakurikuler hanya ada setiap hari selasa. Selain hari itu hanya ada beberapa murid yang tinggal untuk piket atau mengerjakan tugas di perpustakaan. Haechan menghela nafas panjang. Untung saja dirinya masih ada piket dan tinggal di sekolah. Kalau tidak, kasihan sekali Yeri, dia pasti ketakutan di dalam sana. Meskipun sebenarnya Haechan juga tidak begitu yakin dirinya kuat mendobrak pintu toilet tersebut.
"Mina, Yeri terkunci di toilet mana?" Haechan kembali bertanya karena Mina baru saja melewati toilet yang biasanya dipakai oleh angkatan mereka.
"Ikuti saja aku" jawab Mina terdengar sedikit kesal. Sepertinya Haechan terlalu banyak bertanya. Oke, dia akan tutup mulut mulai sekarang.
Mina membawanya berjalan melewati koridor depan kelas tingkat pertama dan berbelok memasuki toilet yang berada di ujung. Haechan terlalu fokus mengekori Mina sampai tidak sadar dengan adanya tulisan Toilet rusak yang terpasang di balik pintu masuk.
Baru ketika memasuki toilet Haechan sedikit mengerutkan kening bingung. Pasalnya di dinding samping pintu masuk ada Eunseo -siswi tingkat akhir sepertinya yang tidak lulus tahun lalu karena terlalu banyak melakukan pelanggaran dan kasus buruk- sedang melihat kearahnya. Ugh, jangan bilang kalau yang mengurung Yeri di dalam toilet adalah Eunseo? Demi tuhan, Haechan sungguh tidak mau berurusan dengan salah satu preman sekolah. Meskipun Eunseo itu cantik setengah mati tapi dia bisa saja memukul orang sampai mimisan bahkan pingsan.
"Eonnie, mana Yeri?" Mina bertanya kepada Eunseo dan hanya dibalas oleh dagunya yang sedikit terangkat menunjuk pada salah satu bilik.
Interaksi Mina dan Eunseo membuat Haechan lega. Itu berarti bukan Eunseo yang mengunci Yeri kan? Haechan tidak perlu memiliki urusan dengannya.
Dengan perlahan, Haechan berjalan kearah pintu bilik yang tadi ditunjuk oleh Eunseo. "Yeri?? Kau didalam?" Haechan mengetuk pintu bilik itu sambil sesekali mencoba membukanya.
"Yaaa? Siapa itu?" balas Yeri.
"Ini Haechan! Tenang saja aku akan menyelamatkanmu. sekarang tolong kau mundur sedikit ya.. Jangan terlalu dekat dengan pintu. Aku akan mendobraknya"
"Haa!!! Kau bilang apa?!!!" Yeri berteriak kencang dari dalam. Haechan yang sudah bersiap dalam posisi mendobrak sampai kaget.
"Aku akan mendobraknya!! Sudah siap?! Aku hitung ya!" Haechan yang sudah sadar dari keterkejutannya kembali bersiap mendobrak. "Satu... Du-"
"YAAA!! KAU MAU BERBUAT MESUM?!" tiba-tiba pintu bilik Yeri terbuka dengan Yeri yang berteriak kesetanan. Haechan mengerjapkan matanya bingung. Yeri tidak terkunci?
Suara cekikikan Mina mengalihkan atensi keduanya.
"Apa yang kau katakan padanya sialan?" Yeri bertanya dengan nada kesal tapi tidak terdengar kasar.
"Kau terkunci di toilet... Haha! Bodoh sekali" Mina memegangi perutnya karena terlalu banyak tertawa.
"Kalian mengerjaiku?" tanya Haechan tak habis pikir. Sebenarnya dia kesal tapi dia mencoba menahannya. Malas saja kalau nanti berdebat dengan para wanita. Mereka itu terlalu cerewet, keras kepala, dan tidak mau mengalah. Persis seperti dirinya. Jadi dia malas. Nanti tidak ada yang mau mengalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spiderma(rk)n
RomanceMark, remaja biasa-biasa saja yang sangat menyukai karakter Spiderman. Bagaimana jika suatu hari dia harus bertindak seperti spiderman sungguhan untuk menyelamatkan orang yang disukainya? . . . Markhyuck/Markchan