"Minhyung!"
Mark menoleh ke sekitar saat mendengar namanya diteriakkan. Dia tidak berhalusinasi kan? Karena sepertinya suara ini mirip suara Haechan. Lagipula tidak ada anak lain yang begitu dekat dengannya sampai meneriakkan namanya.
Jadi dia dan Haechan sudah dekat sekarang? Aww! Bayangan Mark jauh sekali. Ia jadi ingin tersenyum.
"Minhyung!!! Disini!"
Hampir saja Mark terhanyut oleh lamunannya sendiri. Dasar bodoh! Siapa tadi yang memanggilnya? Kembali dia edarkan pandangannya hingga menemukan seseorang yang melambai di pinggir lapangan.
Untuk beberapa saat Mark hanya mengerjabkan matanya, ingin mempercayai pandangannya tapi tidak ingin terlalu percaya diri juga. Akhirnya dia melepas kacamata yang dipakainya. Mengelapnya sebentar sebelum memakainya kembali. Meskipun Mark tidak membutuhkan kacamata itu, siapa tahu kacamatanya berembun hingga membuatnya salah melihat orang.
Melihat Mark yang masih terdiam di tengah lapangan, seseorang yang tadi memanggilnya kini berjalan mendekat.
"Hei.. Aku memanggilmu dari tadi" sapanya.
"O-oh, maaf.. H-hai Haechan" Mark mengangkat tangannya untuk melambai. Dia benar-benar tidak berhalusinasi dan salah melihat ternyata. Mimpi apa dia semalam? Bagaimana bisa dia dihampiri oleh Haechan duluan sekarang?
"Ini untukmu" Haechan mengulurkan sebotol minuman isotonik dingin. Membuat Mark terdiam sejenak sebelum mengambilnya. Hei, sungguh! Hari apa sih ini? Kenapa dia mendapat kebahagiaan berkali-kali dari Haechan? Dia jadi tersentuh. Haechan baik hati dan perhatian sekali padanya.
"Kupikir kau berhasil lolos dari hukuman.. Maaf ya, kau dihukum karena seragammu kupakai" katanya sambil menunduk menatap seragam olahraga yang dipakainya.
Mark juga ikut melihatnya. Tiba-tiba saja wajahnya menjadi sedikit memerah. Bajunya dipakai oleh Haechan, kemarin juga dia sempat memakai pakaian Haechan. Mark tidak ingin pikiranya berjalan semakin jauh. Tapi, bukankah sekarang mereka berdua terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang berbagi. Like.. Mine is yours, and yours is mine?
Oh tidak.. Apa yang sedang dipikirkannya sekarang?! Dasar Mark idiot! Dia jadi ingin tersenyum semakin lebar. Dia akan benar-benar terlihat aneh kalau Haechan melihat senyumnya sekarang. Kendalikan dirimu Mark!
"Ah! Bukan salahmu. Aku yang ingin membolos sendiri"
Haechan menatapnya sekarang. "Tapi aku masih merasa bersalah"
"Haechan, jangan merasa bersalah kalau kau tidak salah. Itu akan membuat perasaanmu menjadi buruk. Saat kau merasa buruk, kau akan menjadi sedih. Bukankah tidak enak merasa sedih tanpa alasan seperti itu. Lebih baik bahagia bukan?"
Haechan tersenyum. "Kau benar. Hei Minhyung, aku tidak menyangka kalau kau ternyata sangat bijak" tangannya menepuk pelan lengan Mark.
Mark menggaruk tengkuknya sambil mengalihkan pandangan. "Tidak juga.." dia malu sekarang. Haechan memujinya. Bagaimana dia tidak semakin jatuh Cinta?! Apalagi sekarang Haechan sedang tertawa. Tahu sendiri kalau dia paling lemah melihat tawa Haechan.
"Oh iya, aku lupa tidak membelikanmu tisu sekalian tadi" Haechan tiba-tiba berkata sambil menepuk keningnya.
"Ah... Tidak apa-apa. Tidak perlu repot." Mark menggerakkan tangannya cepat.
"Tapi, kau berkeringat" balas Haechan.
"Aku ada handuk kecil di loker"
Haechan mengangguk-anggukkan kepalanya. "Baiklah... Kalau begitu aku akan berganti seragam dulu. Kau juga jangan membolos pelajaran lagi ya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Spiderma(rk)n
RomanceMark, remaja biasa-biasa saja yang sangat menyukai karakter Spiderman. Bagaimana jika suatu hari dia harus bertindak seperti spiderman sungguhan untuk menyelamatkan orang yang disukainya? . . . Markhyuck/Markchan