🕸️10🕸️

6.8K 1K 201
                                    

Hari-hari setelahnya entah menjadi semakin buruk atau baik. Haechan tetap menjadi korban bullying dari Yuqi dan teman-temannya. Meskipun pada akhirnya Mark yang terkena seluruh perbuatan Yuqi.

Bagaimana bisa?

Ya, contohnya saat Haechan mendapat minuman cola yang sudah dicampur kecap asin atau sprite yang diberi garam dari teman sekelas mereka, Mark akan berpura-pura kehausan dan meminta minuman itu dari Haechan. Mungkin teman sekelasnya tidak tahu kalau minuman itu sudah dicampur sesuatu. Mereka hanya tahu kalau itu minuman pemberian dari penggemar Haechan. Heol... Sejak kapan Yuqi dan kawan-kawannya menjadi penggemar Haechan?

Terkadang Mark juga akan mengikuti Haechan secara diam-diam untuk memastikan Haechan baik-baik saja. Beruntung ada Jaemin dan Renjun yang selalu bersama Haechan. Karena Yuqi dan teman-temannya tidak pernah mengganggu Haechan saat ada Jaemin dan Renjun.

Pernah suatu ketika Haechan berjalan sendirian kearah kantin karena Jaemin dan Renjun pergi ke toilet terlebih dulu. Haechan hampir saja kejatuhan pot bunga. Beruntung saat itu Mark menarik Haechan tepat waktu. Tidak ada yang terluka. Hanya tangan Mark sedikit tergores dan memar. Tapi Mark malah senang karena Haechan mengobatinya.

Pernah juga Haechan hampir jatuh di perpustakaan karena tangga kecil yang biasa dipakai mengambil buku di rak paling atas sudah dirusak oleh Yuqi dan teman-temannya. Beruntung Mark lewat di bawah Haechan sebelum Haechan benar-benar jatuh, jadi Haechan jatuh diatas tubuh Mark. Tidak apa-apa Mark sakit, asal Haechan baik-baik saja.

Dan banyak lagi kejadian pembullyan yang malah membuat Mark semakin dekat dengan Haechan. Jadi Mark tidak tahu apakah Pembullyan ini semakin baik atau buruk. Toh Yuqi dan teman-temannya tidak pernah terlibat secara langsung seperti kejadian di toilet waktu itu.

"Nana!! Kau lihat baju olahraga milikku tidak?!" teriak Haechan pada Jaemin saat keduanya berganti untuk jam olahraga. Sebenarnya hanya Haechan yang berganti, karena Jaemin sudah memakai pakaian olahraga sejak sebelum istirahat.

"Mana kutahu" jawab Jaemin tak acuh sambil memainkan ponselnya. Dirinya baru saja mendapat nomor ketua basket tadi pagi dan sedang melakukan pendekatan sekarang. Jadi tentu saja Haechan terabaikan.

"Nanaaa... Bajunya tidak ada!!" rengek Haechan sambil membongkar seluruh isi lokernya.

"Terselip mungkin... Coba cari lagi"

"Tidak ada!!" Haechan menghentakkan kakinya kesal. "Ayo bantu cari... Aku tidak mau dihukum mengelilingi lapangan..."

"Huh.. Kau ini!" gerutu Jaemin tapi ikut mencari juga. "Kau tidak lupa meninggalkannya di rumah kan?"

"Tidak.. Aku yakin sudah memasukkannya kedalam tasku pagi ini"

Mark melihat keduanya dari kejauhan. Ingin ikut mencari, tapi malu. Jadi Mark hanya mencari disekitar lokernya.

"Huwaaa... NANAAA!!" tak selang beberapa lama teriakan Haechan terdengar begitu keras. Mark dan Jaemin sampai kaget dibuatnya.

"ADA APA SIH?!"

"Seragamku..." ratap Haechan didepan tong sampah. Matanya terlihat berkaca karena seragam yang sedari tadi dicarinya sudah teronggok mengenaskan didalam tong sampah. Mark menahan dirinya agar tidak langsung mendekat.

"Siapa yang melakukan semua ini?! Yaampun.. Kurang ajar sekali!" omel Jaemin. Dia mencoba mengeluarkan seragam olahraga tersebut dengan sebuah kayu yang entah didapat dari mana. Seragam tersebut sangat mengenaskan. Sudah ternoda disana-sini dan beraroma busuk. "Kalau aku tahu siapa pelakunya, sudah kubalas dia sekarang!"

Spiderma(rk)nTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang