"Kau... Tidak apa?"
Haechan mengangguk kecil untuk menjawab pertanyaan Minhyung. "Maaf, kau jadi basah" tambahnya.
"Aku baik-baik saja. Apa mereka melukaimu?"
Haechan menggeleng. "Hanya sedikit tidak nyaman. Bisa kau meninggalkanku sendiri?" dia berharap Minhyung akan meninggalkannya secepatnya. Karena, demi apapun! Haechan sungguh malu.
"Tapi, keadaanmu sekarang-"
"AKU TAHU!!" perkataan Minhyung terpotong oleh teriakan Haechan. Dia sendiri tidak tahu kenapa bisa refleks berteriak seperti itu. Sekarang perasaanya menjadi semakin tidak nyaman karena membentak seseorang. "Aku tahu... Oleh karena itu, bisa kau tinggalkan aku sendirian?" Haechan menunduk menyembunyikan wajahnya.
Bukannya pergi, Minhyung malah berjongkok dihadapan Haechan. Tangannya bergerak membuka ikatan dasi di tangan Haechan dan beberapa ikatan karet kecil yang tersemat di rambut Haechan. Membuat Haechan bergerak tidak nyaman.
"Aku bisa melakukannya sendiri!" ia menepis tangan Minhyung. Lagi-lagi Haechan refleks membentak. Demi tuhan! Haechan tidak bermaksud jahat dia hanya sangat malu sekarang. Dia benar-benar butuh sendirian. Kenapa Minhyung tidak paham?! Dia pun bergeser menjauhi Minhyung dan menghadap kearah tembok, membelakangi Minhyung.
Haechan melepas kuncir rambutnya dengan tangan yang sedikit bergetar dan nafas naik turun. Dia bahkan tidak sadar sudah meneteskan air matanya.
Sesaat kemudian dia mendengar pintu toilet yang terbuka dan tertutup. Haechan yakin kalau Minhyung sudah keluar dari toilet. Suara isakan tangis yang dari tadi ditahan akhirnya keluar juga. Haechan benci menjadi lemah.
Menyebalkan sekali! Harusnya Haechan bisa melawan! Setidaknya kalau tidak bisa melawan dia harusnya marah! Bukannya malah merengek.
Haechan merutuki dirinya sendiri selama beberapa saat sebelum pintu toilet kembali bersuara. Menandakan ada seseorang yang masuk. Haechan buru-buru menyembunyikan wajahnya diantara lutut yang terekspos karena masih mengenakan rok. Takut seseorang melihat keadaannya sekarang.
"Untuk menghapus sesuatu di wajahmu" Haechan melihat sekotak tisu basah diletakkan disebelah kakinya.
"Dan ini celana seragammu" tambah suara tersebut sambil menaruh celana Haechan yang tadi dilucuti oleh gadis-gadis gila itu disebelah tisu basah.
Haechan sedikit mengangkat kepalanya untuk melihat celana dan tisu basah disamping kakinya. Tapi tidak benar-benar mengangkat sepenuhnya.
"Kalau butuh sesuatu lagi, aku ada diluar" kali ini Haechan sepenuhnya mengangkat kepalanya untuk melihat punggung basah Minhyung yang berjalan keluar toilet. Perasaan bersalahnya semakin besar. Minhyung terlalu baik untuk mendapat bentakannya tadi.
***
Setelah membersihkan seluruh wajahnya dan berpakaian semestinya, Haechan memberanikan diri keluar dari toilet. Dia berjalan kearah Mark yang bersandar di dinding sambil memerasi ujung seragamnya.
"Minhyung!"
Mark yang merasa dipanggil menoleh. Sedikit heran karena Haechan sudah berdiri disampingnya dengan penampilan yang lebih layak sambil tersenyum lebar. "Terimakasih..."
Sedikit terkejut dengan perubahan emosi Haechan yang tiba-tiba, Mark hanya mengangguk. Bagaimana bisa seseorang yang baru saja dirundung dan menangis beberapa saat lalu sudah tersenyum begitu manis sekarang? Mark yakin Haechan bukan manusia. Pasti Haechan itu malaikat! Iya, malaikat yang dikirim tuhan untuk mendampingi Mark kelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spiderma(rk)n
RomanceMark, remaja biasa-biasa saja yang sangat menyukai karakter Spiderman. Bagaimana jika suatu hari dia harus bertindak seperti spiderman sungguhan untuk menyelamatkan orang yang disukainya? . . . Markhyuck/Markchan