13~ketigabelas

189 12 0
                                    

"Hal yang paling aku takutin adalah sakit di masalalu kembali terulang di masa depan"

     Raib menghelai nafas nya, bangku david masih kosong di pagi ini. Sudah beberapa hari ini david tidak hadir tampa kabar apapun.
    
       Kecewa, sedih ntalah semua nya terasa bercampur aduk,tak ada david yang bisa membuat nya tersenyum, tak ada david yang selalu ada buat nya lagi.
    
        "Lo kemana si vid, kalau lo emang singga sebentar di hidup gue, seharus nya gue nolak lo, dan nggak seharus nya gue jatuh di lubang yang sama untuk ke dua kali nya" ujar raib lirih.

     Goresan luka itu Kembali terasa sakit, raib melangkah kan kaki nya keluar kelas menuju pohon rindang yang di pinggir lapangan.

"Kasihan banget si lo, nggak punya teman "

"Nggak punya telinga ya lo? " mendengar teriak seseorang di dekat nya membuat raib memandang nya sesaat, lalu kembali membaca novel yang di bawa nya.

"Dasar cewek aneh "ujar vino.

Raib masih tak menghiarau kan vino, yang membuat vino geram sendiri, lalu pergi meninggalkan raib.
 
    "kita ulangan hari ini " perkataan pak deni barusan membuat semua anak di kelas sangat ribut, karna ulangan dadakan.
  
   "Mati gue, gue nggak belajar"teriak anggi.
  "Lo kok lo nggak panik si ra, ini ulangan fisika lo " ujar anggi yang kebingungan melihat raib masih tenang dengan kabar yang di berikan guru nya barusan.

   "Isian apa yang dapet aja, kita kan udah belajar" raib bukan anak yang sangat pintar dan bukan juga anak yang bodoh, dia bisa di katakan di tengah-tengah nya.

"Ra lo benaran nggak tau david kamana? Tanya anggi setalah ulangan fisika yang membuat nya pusing tujuh keliling.
  
Raib hanya menggelangkan kepala nya sebagai jawaban.

"Lo yang sabar ya "anggi tau bahwa david dan raib dekat, anggi tau bahwa gadis yang duduk di samping nya ini sedih.

Raib tersenyum "makasih "

Pulang sekolah tak ada lagi david yang selalu membujuk nya agar mau pulang bareng.

"Woi aneh kelamun aja lo" raib memandang vino yang sekarang ada di depan nya.

"Kasihan banget si lo,sekarang nggak punya teman " raib masih tak mengubris perkataan vino.

"gue yakin banget ya cowok lo yang sok jadi pahlwan itu dah muak sama lo, nggak tahan sama cewek aneh kayak yo, dingin,kalau gue jadi dia gue juga gelakuin hal yang sama sih " perkataan vino kali ini membuat telinga raib memanas, membuat goresan luka nya kembali sakit.

  raib menundukan kepala nya, mata nya mulai memanas. Lalu menatap tajam ke arah vino.

"Makasih atas kata-kata lo "kali ini butiran itu keluar bebas dari mata raib.

Raib berlari meninggalkan vino, hati nya terasa di iris-iris sembilu yang tajam, isak kan nya dia tahan, raib menggigit gigi bahwa nya.

***
"apakah omongan gue ke raib keterlaluan ya"vino mondar-mandir di kamar nya, ntalah bayangan wajah raib yang menangis tergambar jelas di fikiran nya.

Sebenar nya vino tak bermaksud apa-apa, hanya ingin sedikit membalas sakit hati nya karna raib menolak pertemanan nya.

Ntah kenapa ia merasa sangat bersalah sama raib.

Badboy & coolgirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang