"Mengkhilaskan adalah salah satu cara untuk menerima semua nya"
🌼🌼🌼
Teriakan demi teriakan mengujam di telinga Hazel, Hazel yang sedari tadi sedang asik tidur kini harus berdecak sebal, bagaimana tidak kakak nya yang super cerewet itu sedari tadi berceloteh dan menggedor-gedor pintu kamar Hazel secara tidak santuy eh santai maksud nya.
Mau tak mau Hazel pun bangkit dari kasur nya dan membuka pintu kamar nya di depan pintu sudah ada kakak nya yang sudah rapih memakai pakaian kantor.
"Mau ngapain sih" Tanya Hazel sambil melihat pakaian Kania.
"Anterin gue ke kantor hari ini" ucap Kania
"Males" Tolak Hazel
Kania yang mendengar itu memberi adik nya tatapan super tajam. "Oh jadi lo mau"
Hazel yang mengerti itu secepat kilat memotong perkataan Kania "Iya-iya gue anterin lo nyonya"
"tujuh menit harus segera rapih" ucap Kania sambil melihat jam
"Gil----"
"Gak ada penolakan titik." potong Rania lalu pergi dari hadapan Hazel.
Hazel pun berdecak sebal. "Nenek lampir" gumam nya sambil menutup pintu kamar lalu berlari ke kamar mandi.
kania sedari tadi hanya mengecek jam dan berteriak memanggil adik nya itu, yang di panggil pun hanya bersikap santai seoalah-olah tak ada yang di tunggu.
Hazel pun keluar dengan pakaian seadanya dan tak berpakaian rapih hanya memakai celana pendek kaos dan sendal jepit lalu memakai topi dan membawa kunci mobil.
"Bawel banget sih lo" ucap Hazel pada kania yang sedang mengomel di depan nya.
"Lo lama cepetan gue udah telat ini mau jam 10 HAZEL" teriak Kania.
Hazel pun secepat kilat masuk kedalam mobil, kania yang sudah ada di samping pemudi hanya berkata cepat, Hazel pun langsung tancap gas tak memperdulikan orang-orang di sekeliling komplek, ada yang sedang berbelanja sayuran pun meneriaki mobil Hazel yang sedang mengebut bahkan sebagian ibu-ibu ada yang melempari nya dengan tomat, tapi mobil Hazel aman tekendali karena sudah tak terlihat, sedangkan si tukang sayur hanya menepuk jidat bahwa dagangan nya sudah menjadi korban.
Hazel pun di dalam mobil hanya tertawa melihat kelakuan para ibu komplek itu, Kania yang melihat langsung memberi tatapan tajam pada adik nya itu. Hazel yang melihat itu langsung terdiam dan menahan tawa nya.
"Lo gak ada sopan-sopan nya" celetuk Kania
"Gue, tadi kan ngelakson mereka nya aja yang gak santuy" Elak Hazel
"Lagian lo yang nyuruh gue cepet-cepet, udah cepet-cepet masih di omelin" tambah nya lagi
"Tapi gak gitu juga Hazel" sinis Kania
"Udah lo nyetir yang bener 7menit lagi gue udah harus ada di kantor"
Hazel yang mendengar itu hanya bisa berdecak dan mengomel di dalam hati mengapa kakak nya ini takut telat padahal itu perusahan milik keluarga nya, harus nya mau telat apa tidak, enggak akan jadi masalah untuk nya, entahlah Hazel pun bingung dengan sikap kakak nya yang super cerewet ini untung lah hanya satu coba ada banyak mungkin Hazel akan gila mendadak.
Setelah mobil Hazel berhenti di depan Kantor, Kania pun turun dan sangat buru-buru sehingga tidak berpamitan pada Hazel mungkin Hazel yang sudah melihat kelakuan kakak nya itu hanya menggelengkan kepala nya dan melajukan mobil nya kembali.
💫💫💫
Di sudut kamar Rania memilih untuk terdiam tak ada teman cerita, ingin menelefon orang tua nya tak sanggup, ingin menemui Alvian tak ada gunanya.Makanan yang ada di meja pun tak di sentuh oleh nya hari semakin sore Rania pun tak ada bergairah untuk membereskan pecahan bingkai foto hanha bergeletak begitu saja.
Ketukan pintu pun terdengar suara Bi Asti menghiasi kamar Rania, Bi asti berbicara bahwa ada teman nya yang ingin menjenguk.
Rania tak ingin menjawab setelah Bi Asti membuka pintu terlihat sangat kaget bahkan Merri yang ada di samping nya ikut kagey dengan kondisi Rania.
"Astaga, Bu Rania kamu kenapa" Ucap Merri khawatir
Rania pun hanya diam dan tak ingin berbicara apapun, Rania langsung memeluk Merri dan menangis kembali ia sangat menyedihkan tak ada orang yang perduli dengan nya, Merri pun hanya menepuk bahu Rania supaya wanita itu tenang.
"Kamu kenapa Bu" tanya Merri
Rania melepaskan pelukan nya dan menunduk ia berfikir harus cerita atau tidak, Merri pun memegang tangan Rania dan tersenyum.
"Bu Rania kalo ada masalah cerita saja ke saya, anggap saja saya ini teman Bu Rania, tempat ibu mengadu segala hal, saya siap untuk mendengarkan cerita apapun itu." Ucap Merri sangat tulus dan memberi efek sedikit tenang dari pada kemarin.
"Sa-- saya gak tau harus cerita dimana dulu saya bingung" Jawab Rania sambil melihat Merri.
"Apa ada masalah dengan pak Alvian?" Tebak Merri
Rania pun mengangguk kecil. "Saya batal menikah dengan Alvian"
Merri yang mendengar itupun sangat kaget, kedua mata nya melotot saking kaget nya. "Kenapa bu padahal sudah sebentar lagi kalian menikah"
"Saya tidak tau Mer, Alvian yang membatalkan nya katanya Alvian akan menikahi gadis lain" ucap Rania sangat lirih
Merri yang mendengar itu merasa kasian pada Rania di tinggalkan orang tersayang demi wanita lain, Merri pun harus menenangkan atasan nya itu.
"Bu jalan satu-satunya harus mengkhilaskan apapun yang tidak di kehendaki oleh Tuhan nya, mungkin Bu Rania dengan Pak Alvian memang bukan jodoh, percaya deh bu kalo jodoh pasti akan kembali." Ucap Merri menenangkan Rania.
"Terimakasih Merri saya sedikit lega atas ucapan kamu" Ucap Rania sambil tersenyum.
Merri pun hanya mengangguk kecil dan tesernyum. "Sudah tugas saya bu"
"Oh ya bu, saya kesini tadinya mau memberi laporan kerja tapi melihat keadaan ibu saya jadi tidak enak" Ucap Merri
Rania mengangguk kecil. "Tidak apa-apa, saya senang kamu kesini" Jawab Rania singat.
💫💫💫
Bagaimana sama part ini senang kah?
apa ada yang baca sama cerita ini aaah aku harus semangat.
pengen banget nukis ampe selesai.
sampai jumpa di "kosong Lima".
dadag semua nya..
selamat malam.🔥😘
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZEL
Teen FictionRania wanita berumur 24 tahun ini harus mengalami kisah yang sangat memilukan, bahkan tak pernah dirinya bayangkan seseorang yang berpengaruh di kehidupan nya sehari-hari harus meninggalkan dirinya disaat beberapa bulan hari pernikahannya bersama A...